BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Jenis-jenis Bakteri yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Belum Mengalami Proses Dekomposisi
Jenis-jenis bakteri yang berhasil diisolasi dari serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi adalah Bacillus sp. 1, Micrococcus
sp. 1 dan Bacillus sp. 4 Lampiran B, ciri morfologi dan fisiologi Lampiran D. Jumlah koloni bakteri tiap pengamatan disajikan pada Lampiran A. Jumlah koloni
bakteri rata-rata yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas disajikan pada
Tabel 4.1. Tabel 4.1. Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Belum Mengalami Proses Dekomposisi
No Jenis Bakteri
Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml 1
Bacillus sp. 1 18
2 Micrococcus sp. 1
6 3
Bacillus sp. 4 24
Jumlah koloni rata-rata 48
4.2. Jenis-jenis Bakteri yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas
Jumlah koloni bakteri rata-rata pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt Tabel 4.2. Jumlah
koloni bakteri tiap ulangan dan tiap pengamatan Lampiran F. Pada tingkat salinitas 0-10 ppt berhasil diisolasi 12 jenis bakteri yaitu; Bacillus sp. 1,
Micrococcus sp. 1, Bacillus sp. 4, Flavobacterium sp, Alcaligenes sp,
Sporosarcina sp, Staphylococcus sp, Kurthia sp, Bacillus sp. 3, Escherichia coli
Universitas Sumatera Utara
Bacillus sp. 4, Bacillus sp.5 Lampiran C, ciri-ciri morfologi Lampiran D dan fisiologi bakteri tersebut dapat dilihat pada Lampiran E. Hasil uji fisiologi
disajikan pada Lampiran F. Jumlah koloni bakteri yang dapat diisolasi pada tingkat salinitas 0 - 10 ppt adalah sebanyak 12 jenis bakteri. Jenis bakteri yang
paling banyak ditemukan Bacillus sp. 1 yaitu 16,21 x 10
7
CFUml yang berhasil diisolasi pada serasah yang mengalami proses dekomposisi selama 15, 30, 45, 60,
75, 105 dan 120 hari. Jumlah koloni bakteri yang paling sedikit Sporosarcina sp 0.50 x 10
7
CFUml yang diisolasi pada serasah yang mengalami dekomposisi selama 15 dan 60 hari.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml Tiap Jenis Bakteri Tiap 15 Hari dan Frekuensi Kolonisasi pada Serasah Daun
R. apiculata yang telah mengalami Proses Dekomposisi selama 15 sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 0-10 ppt.
Jumlah kemunculan koloni kaliJumlah Pengamatan x 100 Lama masa dekomposisi hari
Jumlah total
Jumlah koloni
rata-rata Jumlah
penga- matan
Jumlah kemun-
culan Frekuensi
koloni- sasi
No Jenis bakteri 15
30 45
60 75
90 105
120 1.
Bacillus sp. 1 35.00
12.67 30.00
28.00 7.67
12.33 4.00 129.67
16.20875 8
7 87.5
2. Flavobacterium sp
15.67 11.67
27.34 3.4175
8 2
25.0 3.
Bacillus sp. 2 8.67
24.67 15.00
33.34 4.1675
8 3
37.5 4.
Alcaligenes sp 12.00
40.33 11.33
9.67 73.33
9.16625 8
4 50.0
5. Sporosarcina sp. 1
0.67 3.33
4.00 0.500
8 2
25.0 6. Staphylococcus sp
6.00 6.67
12.67 1.58375
8 2
25.0 7. Micrococcus sp. 1
22.33 8.67
5.33 36.33
4.54125 8
3 37.5
8. Kurthia sp
25.67 12.67
45.67 84.01
10.50125 8
3 37.5
9. Bacillus sp. 3
18.67 10.00
6.00 34.67
4.33375 8
3 37.5
10. Escherichia coli 13.67
13.67 15.00
42.23 5.2925
8 3
37.5 11. Bacillus sp. 4
18.67 33.00
36.33 6.67
4.67 99.34
12.4175 8
5 62.5
12. Bacillus sp. 5 0.66
1.00 1.33
0.33 1.00
4.32 0.54
8 5
62.5 111.01 178.01 82.33 130.01 66.01 6.66 12.66 9.67
581.25 72.67
Universitas Sumatera Utara
Jumlah koloni bakteri rata-rata pada tingkat salinitas 10-20 ppt disajikan pada Tabel 4.3. Jumlah koloni bakteri tiap pengamatan disajikan pada lampiran G.
Pada tingkat salinitas 10-20 ppt dapat diisolasi 16 jenis bakteri yaitu; Bacillus sp. 1, Flavobacterium sp, Bacillus sp. 2, Alcaligenes sp, Sporosarcina sp. 1,
Staphylococcus sp, Micrococcus sp. 1, Kurthia sp, Bacillus sp. 3, Escherichia coli, Bacillus sp. 4, Pseudomonas sp, Planococcus sp. 1, Mycobacterium sp,
Micrococcus sp. 2 dan Planococcus sp. 2. Bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Bacillus sp. 1 yaitu 22,29 x 10
7
CFUml. Jenis bakteri ini diisolasi pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi selama 15 sampai
75 hari. Jumlah koloni bakteri paling sedikit adalah Pseudomonas sp, Mycobacterium sp dan Planococcus sp. 2 yaitu 0,04 x 10
7
CFUml. Masing- masing jenis bakteri tersebut dapat diisolasi pada serasah daun R. apiculata yang
mengalami proses dekomposisi selama 15, 45 dan 60 hari. Jumlah koloni bakteri rata-rata pada tingkat salinitas 20-30 ppt disajikan
pada Tabel 4.4. Jumlah koloni bakteri tiap pengamatan disajikan pada Lampiran H. Pada tingkat salinitas 20-30 ppt dapat diisolasi 11 jenis bakteri yaitu; Bacillus
sp. 1, Bacillus sp. 2, Sporosarcina sp. 1, Staphylococcus sp, Micrococcus sp. 1, Kurthia sp, Bacillus sp. 3, Bacillus sp. 4, Pseudomonas sp, Planococcus sp. 1 dan
Sporosarccina sp. 2. Jumlah koloni bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Bacillus sp. 1 yaitu 16,29 x 10
7
CFUml. Jenis bakteri ini diisolasi pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi selama 15, 30, 45, 60, 90,
105 dan 120 hari. Jumlah koloni bakteri paling sedikit adalah Sporosarcina sp. 2 yaitu 0,04 x 10
7
CFUml. Jenis bakteri ini dapat diisolasi pada daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi selama 90 hari.
Jumlah koloni bakteri rata-rata pada tingkat salinitas 30 ppt disajikan pada Tabel 4.5. Jumlah koloni rata-rata jenis bakteri tiap pengamatan disajikan
pada Lampiran I. Pada tingkat salinitas 30 ppt dapat diisolasi 9 jenis bakteri; Bacillus sp.1, Flavobacterium sp, Bacillus sp. 2, Staphylococcus sp, Micrococcus
sp. 1, Kurthia sp, Bacillus sp. 3, Bacillus sp. 4 dan Planococcus sp. 1. Jumlah koloni bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Bacillus sp. 1 yaitu 16,71 x
10
7
CFUml. Jenis bakteri ini dapat diisolasi pada daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi selama 15, 45, 60, 75, 90 dan 120 hari.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml Tiap Jenis Bakteri Tiap 15 Hari dan Frekuensi Kolonisasi pada Serasah Daun
R. apiculata yang telah mengalami Proses Dekomposisi selama 15 sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 10-20 ppt.
Jumlah kemunculan koloni kaliJumlah Pengamatan x 100 Lama masa dekomposisi hari
Jumlah total
Jumlah koloni
rata-rata Jumlah
penga- matan
Jumlah kemun-
culan Frekuensi
koloni- sasi
No Jenis bakteri 15
30 45
60 75
90 105
120 1.
Bacillus sp. 1 28.00 39.33
26.67 42.67
41.67 178.34
22.2925 8
5 62.5
2. Flavobacterium sp
1.33 1.33
0.16625 8
1 12.5
3. Bacillus sp. 2
22.67 47.67
70.34 8.7925
8 2
25.0 4.
Alcaligenes sp 4.33
10.67 14.99
1.87375 8
2 25.0
5. Sporosarcina sp. 1
2.67 2.67
0.33375 8
1 12.5
6. Staphylococcus sp 1.00
1.00 0.125
8 1
12.5 7. Micrococcus sp. 1
33.33 25.33
58.66 7.3325
8 2
25.0 8.
Kurthia sp 26.33
18.00 8.67
53.00 6.625
8 8
37.5 9.
Bacillus sp. 3 42.33 33.33
75.66 9.4575
8 2
25.0 10. Escherichia coli
16.00 31.67
30.00 77.67
9.70875 8
3 37.5
11. Bacillus sp. 4 31.67
37.33 38.00
16.33 123.33
15.41625 8
4 50.0
12. Pseudomonas sp 0.33
0.33 0.04125
8 1
12.5 13. Planococcus sp. 1
1.67 1.67
0.20875 8
1 12.5
14. Mycobacterium sp 0.33
0.33 0.04125
8 1
12.5 15. Micrococcus sp. 2
0.66 0.66
0.0825 8
1 12.5
16. Planococcus sp. 2 0.33
0.33 0.04125
8 1
12.5 58.67 72.66 135.99 160.67 143.34 80.32 8.67
660.31 82.53875
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml Tiap Jenis Bakteri Tiap 15 Hari dan Frekuensi Kolonisasi pada Serasah Daun
R. apiculata yang telah mengalami Proses Dekomposisi selama 15 sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 20-30 ppt.
Jumlah kemunculan koloni kaliJumlah Pengamatan x 100 Lama masa dekomposisi hari
Jumlah total
Jumlah koloni
rata-rata Jumlah
penga- matan
Jumlah kemun-
culan Frekuensi
koloni- sasi
No Jenis bakteri 15
30 45
60 75
90 105
120 1.
Bacillus sp. 1 30.00
13.33 16.00 33.33
22.33 10.33 5.00
130.32 16.29
8 7
87.5 2.
Bacillus sp. 2 24.33
13.00 31.33 22.33
27.00 117.99
14.75 8
5 62.5
3. Sporosarcina sp. 1
13.33 6.67
8.00 0.33
8 2
25.5 4. Staphylococcus sp
6.00 6.00
0.75 8
1 12.5
5. Micrococcus sp 17.33
27.33 44.66
5.5825 8
2 25.5
6. Kurthia sp
25.00 21.67
16.67 63.34
7.9175 8
3 37.5
7. Bacillus sp. 3
14.67 14.67
27.33 18.00
74.67 9.33375
8 4
50.0 8. Bacillus sp. 4
11.00 24.33
25.33 17.33
15.67 93.66
11.7075 8
5 62.5
9. Pseudomonas sp
0.67 0.67
0.08375 8
1 12.5
10. Planococcus sp. 1 4.00
4.00 8.00
1.0000 8
2 25.5
11. Sporosarcina sp. 2 0.33
0.33 0.04125
8 1
12.5 118.33
59 97.33 141.65 10.67 101.66
26 5
67.78625
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml Tiap Jenis Bakteri Tiap 15 Hari dan Frekuensi Kolonisasi pada Serasah Daun
R. apiculata yang telah mengalami Proses Dekomposisi selama 15 sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 30 ppt.
Jumlah kemunculan koloni kaliJumlah Pengamatan x 100 Lama masa dekomposisi hari
Jumlah total
Jumlah koloni
rata-rata Jumlah
penga- matan
Jumlah kemun-
culan Frekuensi
koloni- sasi
No Jenis bakteri 15
30 45
60 75
90 105
120 1.
Bacillus sp.1 21.67
21.00 28.67 17.67 26.00 18.67
133.68 16.71
8 6
75.0 2.
Flavobacterium sp 13.33
13.67 27.00
3.375 8
2 25.0
3. Bacillus sp.2
6.67 27.33
3.33 4.00
41.33 5.16625
8 4
50.0 4. Staphylococcus sp
0.67 0.67
0.08375 8
1 12.5
5. Micrococcus sp 24.67
22.00 10.67 57.34
7.1675 8
3 37.5
6. Kurthia sp
16.67 17.33 24.00
58.00 7.25
8 3
37.5 7.
Bacillus sp.3 13.00
7.00 28.67
3.67 52.34
6.5425 8
4 50.0
8. Bacillus sp.4 28.33
24.67 17.67 10.67
0.67 82.01
10.25125 8
5 62.5
9. Planococcus sp
4.00 4.00
0.50 8
1 12.5
69.67 93
63 82.67 91.35 36.67
0.67 19.34
456.37 60.54625
Universitas Sumatera Utara
Jumlah koloni bakteri rata-rata pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salintas 10-20 ppt merupakan jumlah
tertinggi dibanding dengan kontrol dan 0-10 ppt, 20-30 ppt dan 30 ppt. Banyaknya jumlah bakteri pada salinitas tingkat 10-20 ppt menunjukkan bahwa
tiap mikroorganisme memiliki toleransi terhadap salinitas. Pada serasah daun R. apiculata yang ditempatkan pada tingkat salinitas 10-20 ppt merupakan
lingkungan yang mendukung bakteri untuk tumbuh dan berkembang menghadapi fluktuasi pasang surut air laut. Bakteri pada tingkat salinitas ini mampu
beradaptasi dengan cara memberikan efek tekanan osmotik dalam sel yang cenderung mendekati kandungan garam lingkungan. Menurut Stanley dan Morita
1968 adanya tekanan osmotik sel berhubungan dengan salinitas yang selanjutnya mempengaruhi terhadap suhu pertumbuhan bakteri. Bakteri mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan asam karboksilat, asam sitrat, yang berasal dari jaringan daun yang mengalami otolisis yang selanjutnya
dihasilkan asam-asam volatil seperti asam format, asam asetat, asam propionat dan asam butirat.
Pada tingkat salinitas 30 ppt didapatkan jumlah koloni bakteri paling sedikit bila dibandingkan dengan salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt dan 20-30 ppt. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa tingkat salintas 30 ppt dianggap ekstrim sehingga bakteri tidak mampu tumbuh secara optimal. Menurut Hrenovic et al, 2003
bertambahnya salinitas akan memberikan efek negatif terhadap kelimpahan dan keanekaragaman bakteri. Tingginya tingkat salinitas merupakan faktor pembatas
yang mengontrol jumlah koloni bakteri yang menyebabkan rendahnya tingkat aktivitas bakteri akibat terjadinya shock osmotic atau toksik Langenheders,
2005. Jenis yang paling banyak ditemukan pada serasah daun R. apiculata yang
mengalami proses dekomposisi adalah dari genus Bacillus, hal ini juga didukung oleh penelitian Shome et al 1995 yang mengisolasi 38 bakteri mangrove dari
sedimen di Andaman Selatan, isolat terbanyak terdiri atas bakteri yang memilki sifat morfologi dan biokimia sebagai berikut: Gram positif 76,3, motil 87,
fermentatif 6,9-82,1, pigmen 31 dan antibiotik 100 dan isolat yang paling banyak ditemukan adalah Bacillus spp. yaitu 50.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah jenis bakteri yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi selama 15 sampai 120 hari pada berbagai tingkat
salinitas disajikan pada Gambar 4.1.
3 12
16
11 9
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
kontrol 0-10
10-20 20-30
30 Ju
m lah
J en
is Bak
teri
Tingkat Salinitas ppt
Gambar 4.1. Perbandingan antara Jumlah Jenis Bakteri pada Berbagai Tingkat Salinitas
Jumlah jenis bakteri pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan serasah daun yang tidak mengalami proses dekomposisi yang ditemukan 3 jenis bakteri. Jika dilihat dari jumlah populasi bakteri pada
serasah daun yang mengalami proses dekomposisi menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan kontrol. Hal ini mungkin disebabkan karena pada daun yang
belum mengalami dekomposisi, kandungan selulosa, hemiselulosa dan ligninnya lebih banyak bila dibandingkan dengan yang sudah terdekomposisi, oleh karena
itu tidak semua jenis bakteri yang mampu menguraikan bahan-bahan tersebut. Sehingga jenis bakteri yang ditemukan adalah jenis bakteri yang mampu
menguraikan selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dalam proses dekomposisi komponen penyusun dinding sel yaitu berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin
diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dihasilkan bahan organik dan unsur hara. Menurut Alexander 1997 beberapa jenis bakteri termasuk Actinomycetes juga
Universitas Sumatera Utara
mampu mendegradasi polimer selulosa, hemiselulosa dan lignin, namun memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan fungi, bakteri memiliki
kemampuan lebih cepat dalam menguraikan polisakarida dan protein yang lebih sederhana. Lyla dan Ajmal 2006 menyatakan bahwa dalam proses dekomposisi
di perairan mangrove, peran aktif bakteri mutlak diperlukan. Bakteri akan menguraikan serasah secara enzimatik melalui peran aktif enzim proteolitik,
selulolitik dan kitinolitik. Bakteri kelompok proteolitik berperan dalam proses dekomposisi
protein adalah
Pseudomonas, sedangkan
bakteri yang
mendekomposisi kitin meliputi Bacillus, Pseudomonas dan Vibrio. Serasah daun R. apiculata yang ditempatkan pada tingkat salinitas 0-10
ppt, 20-30 ppt dan 30 ppt menunjukkan jumlah populasi bakteri lebih rendah bila dibandingkan dengan 10-20 ppt. Dapat dijelaskan bahwa perbedaan tingkat
salinitas mempengaruhi distribusi dan keanekaragaman jenis bakteri. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa faktor salinitas sangat berpengaruh. Menurut Hrenovic et
al., 2003 bakteri memainkan peranan yang penting dalam ekosistem mangrove, keberadaan dan keanekaragaman bakteri dalam ekosistem mangrove dipengaruhi
oleh faktor salinitas, pH, fisik, iklim, vegetasi dan lokasi
.
Dalam penelitian Wijiyono 2009 menunjukkan bahwa salinitas 10-20 ppt merupakan kondisi
lingkungan yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri pada serasah daun A. marina, dimana didapat jumlah populasi terbesar pada
salinitas 10-20 ppt yaitu 1,28 x 10
9
CFUml. Berdasarkan data jumlah populasi
bakteri pada serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi dan yang mengalami proses dekomposisi selama 15 sampai 120 hari
seperti disajikan pada Gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
48 72.67
82.54 67.79
60.55
4 8
12 16
20 24
28 32
36 40
44 48
52 56
60 64
68 72
76 80
84 88
kontrol 0-10
10-20 20-30
30
Po p
u las
i b
ak teri
x 1
7
CFU m
l
Tingkat Salinitas ppt
Gambar 4.2. Perbandingan antara Jumlah Populasi Bakteri pada Berbagai Tingkat Salinitas
Populasi bakteri pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi jauh lebih besar dibanding kontrol dengan jumlah koloni bakteri
rata-rata 0,48 x 10
9
CFUml. Populasi bakteri pada tingkat salinitas 0-10 ppt sebesar 0,73 x 10
9
CFUml, 20 - 30 ppt sebesar 0,68 x 10
9
CFUml dan 30 ppt sebesar 0,61 x 10
9
CFUml. Jumlah populasi bakteri pada serasah daun yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10-20 ppt sebesar 0,83 x
10
9
CFUml merupakan populasi bakteri yang terbanyak. Hal ini mungkin disebabkan karena pada tingkat salinitas 10-20 ppt hampir sama dengan kondisi
air tawar payau, sehingga banyak jenis bakteri yang mampu hidup dan berkembang bila dibandingkan dengan kondisi tingkat salinitas yang lebih tinggi.
Adanya bakteri awal pada daun R. apiculata sebelum di dekomposisi mungkin juga dapat menyebabkan adanya asosiasi dengan bakteri lain sehingga lebih
mudah memperoleh nutrisi dari serasah daun R. apiculata. Feliatra 2001 menyatakan bahwa kenaikan jumlah bakteri pada serasah disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
berkembangnya mikroorganisme yang sudah ada pada daun segar maupun juga yang ada di lingkungan daun tempat daun jatuh, sehingga kebutuhan Jumlah
nutrisi bakteri dapat terpenuhi oleh daun mangrove tersebut. Terjadinya peningkatan jumlah populasi bakteri ini juga disebabkan karena tidak aktifnya
enzim anabolisme sehingga mempermudah bakteri pengurai berkembang biak dan proses dekomposisi lebih mudah dilakukan.
4.3.
Perbandingan Indeks Keanekaragaman Jenis Bakteri pada Berbagai Tingkat Salinitas
Indeks Shannon dan Wiener untuk keanekaragaman jenis bakteri pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai
tingkat salinitas seperti disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Indeks Keanekaragaman Jenis Bakteri yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Belum Mengalami Proses Dekomposisi dan yang Mengalami Proses Dekomposisi