apiculata yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas apiculata yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas

Peningkatan salinitas dapat menyebabkan terjadi penghambatan aktivitas mikroorganisme. Kecepatan dekomposisi dipengaruhi oleh tipe daun, aktivitas mikroorganisme, kecepatan air water velocity dan lama masa terendam di bawah permukaan air Benner dkk., 1986. Laju dekomposisi serasah dapat dilihat berdasarkan kecepatan penyusutan bobot kering serasah daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi selama 15 sampai 120 hari pada semua tingkat salinitas, ini disebabkan oleh proses-proses fisik berupa kehancuran serasah yang besar. Selain itu disebabkan oleh jenis organisme lain yang hidup pada lokasi tempat serasah mengalami dekomposisi. Kecepatan dekomposisi serasah dipengaruhi oleh kecepatan serasah tersebut terpecah-pecah fragmented. Keberadaan cacing dan siput yang ditemukan pada kantong serasah daun R. apiculata di duga dapat menyebabkan pemecahan fragmented serasah daun tersebut lebih cepat berlangsung. Menurut Whitmore 1984 bahwa peran makrofauna sebagai organisme penghancur sangat penting. Berbagai jenis hewan tersebut memecah serasah menjadi partikel-partikel kecil sehingga luas permukaan menjadi lebih besar dan akibatnya penguraian serasah tersebut oleh bakteri dan fungi menjadi lebih mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Macnae 1978 bahwa makrobentos termasuk salah satu dekomposer awal sebelum mikroorganisme tanah yang lebih kecil, misalnya bakteri dan fungi. Makrobentos ini akan mencacah substansi serasah daun menjadi bagian yang lebih kecil kemudian proses dekomposisi akan dilanjutkan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan fungi. Cacing, kepiting maupun sebangsanya pada umumnya memanfaatkan sisa-sisa tumbuhan yang sudah tidak berfungsi lagi seperti daun , ranting, bunga, akar dan batang. Sisa-sisa tumbuhan ini akan dimakan dan mengalami pembusukan sebagai hasil ekskresi.

4.6. Kandungan Unsur C, N dan P Serasah Daun

R. apiculata yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas

Kandungan unsur C, N dan P serasah daun R. apiculata dapat di lihat pada data kandungan unsur hara C Lampiran J, hasil analisis statistik Lampiran M-a, kandungan unsur hara N Lampiran K, hasil analisis statistik Lampiran M-b dan kandungan unsur hara P Lampiran L, analisis statistik Lampiran M-c. Universitas Sumatera Utara Pengaruh tingkat salinitas terhadap kandungan unsur hara C, N dan P yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Kandungan Rata-rata Unsur Hara C, N dan P yang Terdapat pada Serasah Daun

R. apiculata yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas

No Tingkat Salintas Kandungan Rata-rata unsur hara ± SD C N P 2. 0-10 ppt 46,60±5,61 a 1,20±0,34 a 0,03±0,01 a 2. 10-20 ppt 40,28±7,97 b 1,11±0,05 a 0,04±0,02 b 3. 20-30 ppt 41,93±7,25 b 1,18±0,27 a 0,04±0,02 b 4. 30 ppt 40,01±6,19 b 1,31±0,23 a 0,05±0,02 b Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata Kandungan unsur hara C serasah daun R. apiculata yang belum dan telah mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas selam 15 sampai 120 hari dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.7. Kandungan unsur hara C tertinggi yaitu 46,60 terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt dengan jumlah populasi bakteri 82,54 x 10 7 CFUml. Tingginya kandungan unsur hara C pada tingkat salinitas 0-10 ppt kemungkinan disebabkan karena adanya limbah tambak yang mengalir melewati tempat kantong serasah di letakkan. Selain itu tingginya intensitas hujan pada saat-saat akhir masa dekomposisi kemungkinan juga menjadi penyebab besarnya kandungan unsur hara C. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi 2003 yang menyatakan bahwa hujan merupakan salah satu sumber penambahan karbon di perairan karena hujan tersebut mengandung karbondioksida yang terdapat di atmosfer. Kandungan unsur hara C terendah rata-rata 40,01 terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 30 ppt ppt dengan jumlah populasi 60,55 x 10 7 CFUml. Menurut Effendi 2003 kadar karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan akibat proses fotosintesis dan evaporasi yang terjadi. Karbon yang terdapat di atmosfer dan perairan diubah menjadi karbon organik melalui proses fotosintesis. Universitas Sumatera Utara Secara umum dapat dikatakan bahwa kandungan unsur hara C mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya tingkat salinitas. Kandungan unsur hara N serasah daun R. apiculata yang belum dan telah mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas selam 15 sampai 120 hari dapat dilihat pada Gambar 13 dan 14. Kandungan unsur hara N tertinggi selama proses dekomposisi terdapat pada tingkat salinitas 30 ppt sebesar 1,31 dengan jumlah populasi bakteri 60,35 x 10 7 CFUml. Hal ini diduga karena pengaruh penutupan vegetasi mangrove yang berbeda pada tiap tingkat salinitas. Pada tingkat salinitas 30 ppt penutupan vegetasi mangrove lebih rapat dibandingkan tingkat salinitas lainnya. Menurut Sunarto 2003 fiksasi nitrogen pada sedimen dengan vegetasi mangrove di atasnya lebih tinggi daripada sedimen tanpa vegetasi di atasnya, hal ini karena perbedaan kandungan detritus yang ada dalam tanah. Kandungan unsur hara N rata-rata terendah terdapat pada tingkat salinitas 10-20 ppt yaitu sebesar 1,11 dengan jumlah populasi bakteri 82,54 x 10 7 CFUml. Hal ini diduga karena sedikitnya vegetasi penutup yang terdapat pada tingkat salinitas 10-20 ppt bila dibandingkan dengan tingkat salinitas yang lain. Kandungan unsur hara P serasah daun R. apiculata yang belum dan telah mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas selam 15 sampai 120 hari dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.7. Kandungan unsur hara P tertinggi terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 30 ppt yaitu sebesar 0,05 jumlah populasi bakteri 60,55 x 10 7 CFUml. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya laju dekomposisi yang tinggi menyebabkan pelepasan unsur hara P lebih besar dari pada pelepasan P ke lingkungan. Kandungan unsur hara P terendah 0,03 terdapat pada tingkat salinitas 0-10 ppt jumlah populasi bakteri 76,27 x 10 7 CFUml. Penurunan kandungan unsur hara P pada serasah daun mangrove diduga disebabkan penggunaan fosfor oleh bakteri yang digunakan untuk pertumbuhan. Universitas Sumatera Utara 10 20 30 40 50 60 0 - 10 10-20 20-30 30 K ad ar U n su r H ara C rat a -rat a Tingkat Salinitas ppt a b b b 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 0-10 10-20 20-30 30 K ad ar U n su r N Tingkat Salinitas ppt Gambar 4.6. Kandungan Unsur Hara C, N dan P Rata-rata Serasah Daun R. apiculata yang telah Mengalami Proses Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0-10 10-20 20-30 30 K a d a r U n su r H a ra P Tingkat Salinitas ppt a b b b Universitas Sumatera Utara 10 20 30 40 50 60 15 60 90 120 Lama Masa Dekomposisi hari Ka n d u n g an Un su r Ha ra C 0-10 ppt 10-20 ppt 20-30 ppt 30 ppt 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 15 60 90 120 Lama Masa Dekomposisi hari Ka n d u n g an Un su r Ha ra N 0-10 ppt 10-20 ppt 20-30 ppt 30 ppt 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 15 60 90 120 Lama Masa Dekomposisi hari Ka n d u n g an Un su r Ha ra P 0-10 ppt 10-20 ppt 20-30 ppt 30 ppt Gambar 4.7. Kandungan Unsur Hara C, N dan P Rata-rata serasah daun R. apiculata dengan Berbagai Lama Masa Dekomposisi dengan Berbagai Tingkat Salinitas Universitas Sumatera Utara Dapat dijelaskan bahwa kandungan unsur hara C serasah daun R. apiculata pada tingkat salinitas 0-10 ppt mengalami kenaikan pada hari ke-90 dan 120, tetapi mengalami penurunan relatif cepat pada hari ke- 60. Pada salinitas 10- 20 ppt kandungan unsur hara C mengalami kenaikan tertinggi pada hari ke-120. Pada salinitas 20-30 ppt ada kecenderungan penurunan kandungan unsur hara C pada hari ke-90. Pada tingkat salinitas 30 ppt kandungan unsur hara C cenderung turun seiring dengan bertambah lama masa dekomposisi. Tingginya kandungan unsur hara karbon pada tingkat salinitas 0-10 ppt diduga adanya kelimpahan jumlah bakteri dan fungi pada serasah daun R. apiculata pada yang mengalami proses dekomposisi atau diduga disebabkan oleh aktivitas bakteri dan fungi yang tidak menggunakan sumber karbon dari serasah daun R. apiculata untuk diubah dalam bentuk biomassa. Keberadaan bakteri dan fungi dalam perairan mangrove mampu mengubah senyawa karbon dalam serasah daun menjadi nutrisi secara enzimatik Pascoal dan Cassio, 2004. Kandungan unsur hara N rata-rata tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 30 ppt sedangkan kandungan rata-rata N terendah terdapat pada 10-20 ppt. Pada tingkat salinitas ini menunjukkan adanya peningkatan kandungan unsur hara N secara cepat pada hari ke 65. Penurunan kandungan unsur hara N terlihat pada hari ke-15 terjadi pada tingkat salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt dan 20-30 ppt tetapi pada tingkat salinitas 30 ppt mengalami kenaikan. Kandungan unsur hara N pada tingkat salinitas 20-30 ppt mengalami penurunan dengan cepat pada hari ke-15 dan hari ke-90 selanjutnya mengalami peningkatan pada hari ke-120. Pada tingkat salinitas 30 ppt terjadi peningkatan kandungan unsur hara N setelah 60 hari dan 120 hari selanjutnya mengalami penurunan pada hari ke-15 dan hari ke- 90. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa terjadinya kenaikan kandungan unsur hara N seiring dengan bertambah lamanya proses dekomposisi. Tingginya kandungan unsur hara N diduga disebabkan oleh adanya peran dari aktivitas bakteri. Tingginya kandungan unsur hara N disebabkan oleh kemampuan bakteri nitrogen pada serasah daun mangrove untuk melakukan fiksasi nitrogen. Menurut James dan Olivares 1997 bakteri mampu melakukan fiksasi N 2 bebas adalah Pseudomonas, Bacillus, Azotobacter, Enterobacter, Azospirillum, dan Universitas Sumatera Utara Herbaspirilium. Menurut Melillo et al, 1982 kenaikan kandungan unsur hara N selama masa dekomposisi pada tingkat salinitas disebabkan tidak mudahnya senyawa nitrogen larut. Kandungan unsur hara N terendah terdapat pada salinitas 10-20 ppt. Rendahnya kandungan unsur hara N pada tingkat salinitas ini mungkin disebabkan oleh adanya pelepasan unsur N dari serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi ke ekosistem mangrove lebih besar dibanding dengan unsur hara N yang dilepas dari serasah daun, akibatnya kandungan unsur hara N pada serasah daun sisa sedikit. Menurut Bunn 1989 penurunan total kandungan unsur hara N pada serasah daun mangrove disebabkan oleh proses leaching. Menurut Crawford dan Rosenberg 1984 laju dekomposisi tergantung pada proses pencucian dari senyawa yang terdapat dalam subtrats, aktivitas bakteri, fungi, dan penghancuran serasah oleh makro invertebrata. Kandungan unsur hara P yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas menunjukkan penurunan pada tingkat salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt, 20-30 ppt dan 30 ppt dengan lama masa dekomposisi 15 hari. Kandungan unsur hara P rata-rata pada hari ke- 60, 90 dan 120 cenderung meningkat pada tingkat salinitas 0-10 ppt, 10- 20 ppt dan 20-30 ppt dan 30 ppt tetapi pada hari ke-60 tingkat salinitas 0-10 ppt mengalami penurunan. Pada tingkat salinitas 30 ppt terjadi kenaikan kandungan unsur hara P tertinggi pada hari ke-90 dan 120. Pada tingkat salinitas 0-10 ppt kandungan unsur hara P terendah pada hari 120. Terjadinya kenaikan kandungan unsur hara P diduga disebabkan oleh adanya laju dekomposisi yang tinggi menyebabkan pelepasan unsur hara P lebih besar dari pada pelepasan P ke lingkungan. Penurunan kandungan unsur hara P pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt diperkirakan adanya unsur hara P yang dilepaskan ke lingkungan mangrove lebih besar dari pada pelepasan dari serasah daun yang mengalami proses dekomposisi. Penurunan kandungan unsur hara P pada serasah daun mangrove disebabkan penggunaan fosfor oleh bakteri yang digunakan untuk pertumbuhan. Di dalam proses dekomposisi serasah daun mangrove di perairan, kehadiran bakteri dan fungi juga menyebabkan proses pencucian berlangsung cepat. Berbagai spesies dari genus Universitas Sumatera Utara bakteri seperti Bacillus, Flavobacterium, Pseudomonas, Micrococcus berperan penting dalam mekanisme pelarutan P. Bakteri pelarut P mampu menghasilkan enzim fosfatase, fitase dan asam-asam organik hasil metabolisme seperti asetat, propionat, glikolat, fumarat, oksalat, suksinat dan tartarat, sitrat, laktat dan ketoglutarat Saraswati dan Sumarno, 2008. Peningkatan kandungan unsur hara P pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi diduga disebabkan adanya peningkatan sedimen fosfor dari senyawa yang terbawa oleh arus pasang surut air sungai yang tertahan pada serasah daun. Menurut Chauvet 1987 peningkatan kandungan unsur hara P pada serasah daun mangrove di estuaria diduga disebabkan juga adanya peningkatan sedimen sungai. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10-20 ppt merupakan lingkungan yang optimal bakteri sehingga mengakibatkan keanekaragaman bakteri dengan jenis dan jumlah populasi paling banyak bila dibandingkan dengan tingkat salinitas 0-10 ppt, 20-30 ppt dan 30 ppt. b. Indeks keanekaragaman jenis bakteri tertinggi sebesar 2,58 terdapat pada tingkat salinitas 10-20 ppt. c. Laju dekomposisi tertinggi terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami masa dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu 0,60. Sedangkan laju terendah ditemukan pada serasah daun R. apiculata yang mengalami masa dekomposisi pada tingkat salinitas 20-30 ppt yaitu sebesar 0,44. d. Serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 30 ppt memiliki kandungan unsur hara C paling rendah yaitu 40,01. Serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi tingkat salinitas 10-20 ppt pada memiliki kandungan unsur hara N paling rendah yaitu 1,11. e. Serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt memiliki kandungan unsur hara P paling rendah yaitu 0,03.

5.2. Saran

Perlu penelitian lebih lanjut khususnya untuk mengetahui diversitas bakteri dekomposer dari berbagai kondisi di lingkungan mangrove sehingga dapat meningkatkan laju proses dekomposisi serasah daun mangrove. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Rhizophora Apiculata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di Kota Pari Pantai Cermin Sumatera Utara

5 44 113

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Avicennia marina Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 30 134

Jenis-Jenis Fungi Yang Terdapat Pada Serasah Daun Rhizophora Mucronata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 27 70

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora mucronata Pada Berbagai Tingkat Salinitas

4 83 58

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 6