Kandungan Unsur Hara C, N dan P Serasah Daun Mangrove Salinitas

rantai makanan. Serasah dalam ekologi digunakan untuk dua pengertian yaitu 1 lapisan bahan tumbuhan mati yang terdapat pada permukaan tanah; 2 bahan - bahan tumbuhan mati yang tidak terikat lagi pada tumbuhan Yunasfi, 2006. Menurut Mason 1977 terdapat 3 tahap proses dekomposisi serasah yaitu: 1. Proses pelindian leaching, yaitu mekanisme hilangnya bahan-bahan yang terdapat pada serasah atau detritus akibat curah hujan atau aliran air. 2. Penghawaan wathering, merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor- faktor fisik seperti pengikisan oleh angin atau pergerakan molekul air. 3. Aktivitas biologi yang menghasilkan pecahan-pecahan organik oleh makhluk hidup yang melakukan dekomposisi. Bakteri adalah komponen biotik yang berperan penting dalam proses dekomposisi Mason, 1977. Menurut Saraswati dan Sumarno 2008, Proses dekomposisi dimulai dengan kolonisasi bahan organik mati oleh bakteri yang mampu mendekomposisi jaringan mati melalui mekanisme enzimatik. Bakteri mengeluarkan enzim yang menghancurkan molekul-molekul organik kompleks seperti protein dan karbohidrat dari tumbuhan yang telah mati. Beberapa enzim yang terlibat dalam perombakan bahan organik antara lain Betta-glukosidase, lignin peroksidase LiP, manganese peroksidase MnP, lakase dan reduktase. Enzim reduktase merupakan penggabungan dari LiP dan MnP yaitu enzim versatile peroksidase. Proses dekomposisi bakteri sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan terutama ketersediaan oksigen terlarut khususnya bakteri aerobik Saunder, 1980.

2.4. Kandungan Unsur Hara C, N dan P Serasah Daun Mangrove

Dekomposisi bahan organik yang tersedia di kawasan hutan mangrove berasal dari bagian-bagian pohon, terutama yang berupa daun. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa daun R. apiculata mengandung unsur hara karbon 50,83, nitrogen 0,83, fosfor 0,025, kalium 0,35, kalsium 0,75 dan 0,80 Arief, 2003. Tanah hutan mangrove di daerah tropis dan subtropis bersifat semi aerobik, rendahnya kandungan unsur hara, memiliki konsentrasi logam berat yang tinggi dan salinitasnya lebih tinggi dibanding dengan tanah terestrial. Serasah daun yang banyak kandungan nitrogen dan fosfor mengalami Universitas Sumatera Utara pelapukan dengan cepat tanpa penambahan unsur hara, terutama pada keadaan aerobik Ito dan Nakagiri, 1997. Faktor yang mempengaruhi aktivitas bakteri dalam penguraian bahan organik tumbuhan adalah jenis tumbuhan dan iklim. Faktor tumbuhan biasanya terbentuk sifat fisik dan kimia daun yang tercermin dalam perbandingan antara unsur karbon dan unsur nitrogen yang dinyatakan sebagai nisbah CN Thaiutsa dan Granger, 1979. Meningkatnya keanekaragaman bakteri mempengaruhi laju proses dekomposisi dan pola pelepasan unsur hara. Selama proses dekomposisi, kehilangan masa ditentukan oleh kandungan nitrogen dan rasio CN pada substrat Handayani et al., 1999. Rasio CN yang tinggi menunjukkan tingkat kesulitan substrat terdekomposisi. Menurut Bross et al, 1995 rasio ligninN merupakan indikator yang baik untuk mendeteksi laju kehilangan masa. Selain itu, lignin juga turut berpengaruh terhadap proses degradasi secara enzimatis pada karbohidrat dan protein Mellilo et al., 1982.

2.5. Salinitas

Salinitas merupakan kandungan garam dalam air laut yang dinyatakan dalam satuan ppt atau gram dalam satu kilogram air laut. Tingkat salinitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan serta pertumbuhan mikroorganisme pada ekosistem mangrove. Menurut Polunin 1986, Ada beberapa macam respons mikroorganisme terhadap salinitas, yaitu: 1. Mikroorganisme tidak mampu bertoleransi dan akan mati pada kondisi salinitas tinggi, umumnya mikroorganisme yang berasal dari air tawar. 2. Mikroorganisme mungkin toleran pada salinitas tertentu tetapi akan tumbuh lebih baik pada salinitas rendah. 3. Mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada kondisi dengan salinitas dengan adanya ion natrium. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran air sungai. Lapisan dengan salinitas homogen, maka suhu juga biasanya homogen, selanjutnya pada lapisan bawah terdapat lapisan pekat dengan degradasi densitas yang besar yang menghambat pencampuran antara lapisan atas dengan lapisan bawah. Salinitas Universitas Sumatera Utara permukaan air laut sangat erat kaitannya dengan proses penguapan dimana garam- garam akan mengendap atau terkonsentrasi Nontji, 2007. Aksornkoae 1993 menyatakan bahwa salinitas merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan organisme. Menurut Chester 1989 kandungan air laut terbanyak adalah NaCl dengan ion Cl - terlarut rata-rata sebanyak 55 dari jumlah garam. Komposisi ion-ion garam dalam air laut yang salinitasnya 35 ppt adalah Cl - 19,354 ppt, SO 4 2- 2,71 ppt, Br - 0,067 ppt, F - 0,001 ppt, B - 0,005 ppt Na + 10,770 ppt, Mg 2+ 1,290 ppt, Ca 2+ 0,412, K + 0,399 ppt dan Sr 2+ 0,08 ppt. Beberapa garam sangat efektif mempengaruhi suhu pertumbuhan bakteri yaitu NaCl LiCl MgCl 2 KCl 2 RbCl Ljunger, 1962. Tekanan osmotik sel berhubungan dengan salinitas yang selanjutnya mempengaruhi terhadap suhu pertumbuhan bakteri Stanley dan Morita, 1986. Aktivitas enzim maksimum bakteri Halobacterium cutirubrum setelah penambahan 2M NaCl Lanyi, 1969. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN METODE

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Rhizophora Apiculata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di Kota Pari Pantai Cermin Sumatera Utara

5 44 113

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Avicennia marina Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 30 134

Jenis-Jenis Fungi Yang Terdapat Pada Serasah Daun Rhizophora Mucronata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 27 70

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora mucronata Pada Berbagai Tingkat Salinitas

4 83 58

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 6