identifikasi bakteri pengamatan koloni dilakukan 1 sampai 12 hari setelah masa inkubasi. Penghitungan koloni bakteri dilakukan terhadap cawan yang mempunyai
30 sampai 300 koloni bakteri. Jumlah koloni per ml dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terhitung dengan faktor pengenceran
Hadioetomo, 1993; Cappuccino dan Sherman, 1996. Penentuan populasi bakteri dari serasah daun R. apiculata yang telah mengalami proses dekomposisi sampai
120 hari dari berbagai perlakuan, dilakukan dengan pengenceran seperti pada pengenceran seperti pada pengenceran daun yang belum mengalami dekomposisi.
3.8. Identifikasi Bakteri
Biakan murni ditumbuhkan pada media TSA dalam 2 cawan petri untuk tiap isolat, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
C selama 24 jam. Pengamatan untuk mengetahui ciri-ciri morfologi koloni bakteri yang meliputi sifat-sifat
umum koloni yaitu bentuk koloni, permukaan, tepi koloni, elevasi, warna koloni
Hadioetomo, 1993; Cappucino dan Sherman, 1996.
Sifat fisiologi isolat bakteri yang diuji meliputi sifat-sifat sebagai berikut: reaksi gram dengan pewarnaan atau dilakukan dengan uji kalium hidroksida
KOH 3. Isolat bakteri bersifat gram - jika berwarna merah atau terbentuk benang lendir bakteri kira-kira 5-20 mm panjangnya. Gram positif + jika
berwarna ungu atau tidak terbentuk benang lendir, kemampuan isolat memproduksi katalase, kemampuan isolat melakukan hidrolisis gelatin,
kemampuan isolat menghidrolisis pati, kemampuan isolat dalam penggunaan gula, kemampuan isolat dalam penggunaan sitrat, kemampuan isolat dalam melakukan
oksidasi, kemampuan motilitas isolat Hadioetomo, 1993; Cappuccino dan Sherman, 1996. Data hasil pengamatan diidentifikasi menggunakan
Bergey’s
Manual of Determinative Bacteriology Holt et al., 1994.
3.9. Penentuan Indeks Keanekaragaman Jenis Bakteri
Analisis keanekaragaman jenis bakteri dilakukan dengan menggunakan
Shannon dan Wiener Diversity Indeks 1949 dalam Ludwig dan Reynold 1998.
Universitas Sumatera Utara
H’ =
s i 1
pi Ln pi H’
=
N ni
Ln N
ni
s i
1
Keterangan: H’
= Indeks Keanekaragaman jenis Pi
= niN Ni
= Nilai penting jenis ke i N
= Jumlah nilai penting semua jenis S
= Jumlah total spesies Nilai H’ berkisar antara 1 – 3
Keterangan : 1
: keanekaragaman rendah 2
: keanekaragaman sedang 3
: keanekaragaman tinggi Yunasfi, 2006
3.10. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Petak Terbagi dengan RAL yang terdiri atas tingkat salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt, 20-30 ppt dan 30 ppt
sebagai petak utama dan lama dekomposisi kontrol, 15 hari, 30 hari, 45 hari, 60 hari, 75 hari, 90 hari, 105 hari dan 120 hari sebagai anak petak.
3.11. Analisis Data
Analisis data menggunakan Program SPSS
3.12. Penentuan Laju Dekomposisi Daun Serasah R. apiculata
Serasah daun R. apiculata dikeluarkan dari kantong serasah kemudian dikeringanginkan dan ditimbang bobot basahnya. Selanjutnya dimasukkan ke
dalam amplop sampel. Amplop sampel yang berisi daun R. apiculata kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105
C selama 3x24 jam, setelah di oven
Universitas Sumatera Utara
serasah tersebut ditimbang untuk mengetahui bobot keringnya. Laju dekomposisi serasah daun dihitung dari penyusutan bobot serasah yang terdekomposisi. Laju
dekomposisi serasah diperoleh dengan menggunakan persamaan Olson,1963 Xt X0 = e
– kt
Xt = X0. e
– kt
1n Xt = 1n X0
– kt
dengan: Xt = Berat serasah setelah waktu pengamatan ke-t
X0 = Berat serasah awal e = Bilangan logaritma natural 2,72
k = Laju dekomposisi serasah t = Waktu pengamatan
3.13. Penentuan Kandungan Unsur Hara C, N dan P yang Terdapat pada
Serasah Daun R. apiculata
Untuk mengetahui kandungan unsur karbon dilakukan dengan metode penetapan kandungan bahan organik berdasarkan kehilangan bobot karena
pemanasan. penetapan kadar karbon dilakukan dengan rumus: Kadar C dalam daun =
100 4
, 458
, 724
. 1
x g
BKM b
Dengan pengertian: b
= BKM – BKP
BKM = Bobot kering serasah daun setelah pemanasan 105 C
BKP = Bobot kering serasah daun setelah pemanasan 375 C
Penentuan kadar nitrogen total dilakukan dengan menggunakan metode Kjelldahl. Nitrogen organik dan an organik didekstrusi dengan H
2
SO
4
pekat. Dalam dekstrusi nitrogen diubah menjadi garam ammonium sulfat, kemudian
didestilasi dengan penambahan 50 NaOH untuk melepas NH
4 +
yang ditangkap dengan HCL yang telah dibakukan sampai terjadi perubahan warna hijau menjadi
merah muda. Penetapan kadar nitrogen dilakukan rumus: Kadar N dalam daun =
100 14
02 ,
x b
x x
a
Universitas Sumatera Utara
Dengan pengertian: a.
: Selisih volume b.
: Bobot kering dalam 0,1 gram tepung daun 0,02
: Normalitas HCL sebelum distandarisasi terlebih dahulu untuk mengetahui nilai normalitas yang tepat.
14 : Bobot atom Nitrogen
Untuk penentuan fosfor dilakukan dengan cara memasukkan 5 gram contoh serasah daun kering udara, berukuran lebih kecil dari dua millimeter ke
dalam botol kocok. Selanjutnya ditambahkan 12,5 ml 25 HCL, dengan menggunakan mesin pengocok dikocok selama 30 menit. Suspensi disaring
dengan kertas saring berlipat dan filtrat ditampung dalam labu ukur 100 ml, kemudian dihimpitkan hingga tanda tera. Sebanyak 5 ml filtrat dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml dan dihimpitkan hingga tanda tera. Alikuot sudah mengalami pengenceran diambil dengan pipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Larutan PB dan PC ditambahkan secara berturut-turut, dikocok dan dibiarkan selama 15 menit. Fosfor ditetapkan dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Selanjutnya dibuat larutan blanko dan larutan baku untuk fosfor.
Kadar fosfor dihitung dengan rumus : P ppm = P dalam larutan ppm x
100 100
5 100
5 50
5 10
KA x
x x
x
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Jenis-jenis Bakteri yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Belum Mengalami Proses Dekomposisi
Jenis-jenis bakteri yang berhasil diisolasi dari serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi adalah Bacillus sp. 1, Micrococcus
sp. 1 dan Bacillus sp. 4 Lampiran B, ciri morfologi dan fisiologi Lampiran D. Jumlah koloni bakteri tiap pengamatan disajikan pada Lampiran A. Jumlah koloni
bakteri rata-rata yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas disajikan pada
Tabel 4.1. Tabel 4.1. Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Belum Mengalami Proses Dekomposisi
No Jenis Bakteri
Jumlah Koloni Bakteri Rata-rata x 10
7
CFUml 1
Bacillus sp. 1 18
2 Micrococcus sp. 1
6 3
Bacillus sp. 4 24
Jumlah koloni rata-rata 48
4.2. Jenis-jenis Bakteri yang Terdapat pada Serasah Daun
R. apiculata yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas
Jumlah koloni bakteri rata-rata pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt Tabel 4.2. Jumlah
koloni bakteri tiap ulangan dan tiap pengamatan Lampiran F. Pada tingkat salinitas 0-10 ppt berhasil diisolasi 12 jenis bakteri yaitu; Bacillus sp. 1,
Micrococcus sp. 1, Bacillus sp. 4, Flavobacterium sp, Alcaligenes sp,
Sporosarcina sp, Staphylococcus sp, Kurthia sp, Bacillus sp. 3, Escherichia coli
Universitas Sumatera Utara