a. Perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan undang-
undang yang berlaku. b.
Perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan kesusilaan. c.
Perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum.
Mengenai suatu sebab yang halal ini diatur dalam KUHPerdata Pasal 1335 sampai 1337. Dengan demikian apabila suatu perjanjian dibuat tanpa memperhatikan atau
melanggar ketentuan-ketentuan di atas, maka perjanjian yang dibuat tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat atau dapat dikatakan batal demi hukum.
C. Jenis-Jenis Kredit Modal Kerja
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, KMK pada Bank X dapat dibagi sebagai berikut:
a. Aflopend
adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang pelunasannya dilaksanakan secara angsuran sesuai dengan jadwal pelunasan yang
disetujui. Kriteria KMK Aflopend adalah:
1 Jangka waktu maksimum tiga tahun
2 Terdapat jadwal angsuran
3 Tidak dapat ditarik kembali
b. Revolving
Universitas Sumatera Utara
adalah kredit jangka pendek untuk memenuhi modal kerja usaha. Mutasi penarikan dan penyetoran dapat dilakukan secara berulang, dengan batas
penarikan dan penyetoran dapat dilakukan secara berulang, dengan batas penarikan setinggi-tingginya sampai maksimum kredit.
Kriteria KMK Revolving adalah : 1
Jangka waktu maksimum satu tahun dan dapat diperpanjang 2
Tidak mempunyai jadwal pembayaran kembali yang tetap 3
Debitur dapat bertransaksi tariksetor berulang Kredit modal kerja dapat diperpanjang jangka waktunya, apabila terdapat
indikator seperti : 1.
Realisasi penjualan mencapai target penjualan yang ditetapkan sebelumnya.
2. Realisasi produksi mencapai target produksi yang ditetapkan
sebelumnya. 3.
Tidak ada hal-hal yang negatif. 4.
KMK tersebut betul-betul masih diperlukan. 5.
Prospek usaha baik. Maksimal nominal Kredit Modal Kerja yang diberikan, ditentukan berdasarkan
segmentasi. Adapun pembagian segmentasi debitur Bank X sebagai berikut : 1.
Segmen usaha kecil : a.
Bank X Kredit Usaha Rakyat KUR, maksimal kredit sd Rp. 500 juta.
Universitas Sumatera Utara
b. Bank X Wira Usaha BWU, maksimal kredit Rp. 50 juta sd 1
Milyar. c.
Bank X Usaha Berkembang, maksimal kredit di atas Rp. 1 Milyar sd Rp. 3 Milyar.
d. Bank X Usaha Maju, maksimal kredit di atas Rp.3 Milyar sd Rp.10
Milyar. 2.
Segmen usaha menengah 3.
Segmen usaha besar korporasi
29
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM, usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
Kriteria usaha kecil sesuai dengan Pasal 6 ayat 2 UU No. 20 Tahun 2008, adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebi dari Rp. 300 juta sampai
dengan Rp. 2,5 Milyar.
29
Wawancara dengan Abdul Rahim, Penyelia Kredit Analis Bank X, tanggal 12 Maret 2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar. Kriteria usaha menengah mengacu kepada Pasal 6 ayat 3 UU No. 20
Tahun 2008, ditetapkan sebagai berikut: a.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 Milyar tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 Milyar sampai
dengan paling banyak Rp. 50 Milyar.
D. Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja