BAB III NOVASI DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
DAN PERKEMBANGANNYA
A. Pengertian Novasi
Pembaharuan utang atau novasi adalah salah satu bentuk hapusnya perikatan yang terwujud dalam bentuk lahirnya perikatan baru. Pasal 1413
KUHPerdata menyebutkan tiga cara melaksanakan novasi : 1.
Apabila seorang yang berutang membuat suatu perikatan utang baru guna orang yang mengutangkan kepadanya, yang menggantikan utang yang
lama, yang dihapuskan karenanya; 2.
Apabila seorang berutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berutang lama, yang oleh si berpiutang dibebaskan dari perikatannya;
3. Apabila sebagai akibat suatu persetujuan baru, seorang berpiutang baru
ditunjuk untuk menggantikan orang berpiutang lama, terhadap siapa si berutang dibebaskan dari perikatannya.
Dari ketiga macam cara pembaharuan utang yang disebutkan dalam Pasal 1413 KUHPerdata dapat diketahui bahwa dalam pembaharuan utang atau novasi,
perikatan yang lama hapus demi hukum dan selanjutnya dibuatdibentuk suatu perikatan baru antara pihak yang sama, yaitu antara debitur dan kreditur yang
sama dalam perikatan yang dihapuskan, atau dengan pihak lain yang selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
akan berkedudukan sebagai kreditur atau debitur baru, yang menggantikan kreditur atau debitur yang lama.
35
1. Novasi objektif, artinya objek diperbaharui dengan membuat perikatan
baru yang menggantikan hutang yang lama dan menghapus perikatan yang lama. Novasi objektif dapat terjadi dengan :
Berdasarkan Pasal 1413 KUHPerdata tersebut dapat diketahui bahwa ada tiga jenis novasi, yaitu :
36
a. Mengganti atau mengubah isi dari pada perikatan.
Penggantian perikatan terjadi jika kewajiban debitur atas suatu prestasi tertentu diganti oleh prestasi lain. Misalnya kewajiban untuk
membayar sejumlah uang tertentu diganti dengan kewajiban untuk menyerahkan sesuatu barang tertentu.
b. Mengubah sebab dari pada perikatan.
Misalnya, ganti rugi atas dasar perbuatan melawan hukum diubah menjadi utang piutang.
2. Novasi subjektif aktif, artinya subjek aktif kreditur diperbaharui dengan
membuat perikatan baru yang menghapus perikatan yang lama sehingga kreditur yang lama melepaskan haknya.
Dalam novasi seperti ini, perikatan yang lama antara kreditur lama dengan debitur menjadi hapus dan sebagai gantinya ada perikatan baru antara kreditur
baru dengan debitur.
35
Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Hapusnya Perikatan, PT. RajaGrafindo Persada, 2003 hal. 80.
36
M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, PT. Alumni, 1986, hal. 145.
Universitas Sumatera Utara
3. Novasi subjektif pasif, artinya subjek pasif debitur diperbaharui dengan
membuat perikatan baru yang menghapus perikatan lama sehingga debitur yang lama dibebaskan dari kewajibannya.
Pada novasi subjektif pasif dapat terjadi dua cara penggantian debitur, yaitu :
37
1. Expromissie, dimana debitur semula diganti oleh debitur baru, tanpa
bantuan debitur semula. Hal ini diatur pada Pasal 1416 KUHPerdata yang menyebutkan bahwa pembaharuan utang dengan penunjukan seorang
berutang baru untuk mengganti yang lama, dapat dijalankan tanpa bantuan orang berutang yang pertama.
2. Delegatie, dimana terjadi persetujuan antara debitur, kreditur dan debitur
baru. Tanpa persetujuan dari kreditur, debitur tidak dapat diganti dengan debitur lainnya.
Menurut Pasal 1417 KUHPerdata, cara mengadakan novasi subjektif pasif, dimana debitur menawarkan kepada krediturnya seorang debitur baru, yang
bersedia untuk mengikatkan dirinya demi keuntungan kreditur atau dengan perkataan lain, bersedia untuk membayar utang-utang debitur.
38
Novasi baru terjadi apabila kreditur setelah menerimamenyetujui debitur baru, dengan tegas menyatakan bahwa ia membebaskan debitur lama dari
keterikatannya berdasarkan perikatan yang lama dari kewajibannya terhadap Dari uraian Pasal
1417 KUHPerdata tersebut, dapat disimpulkan bahwa inisiatif melakukan novasi berasal dari pihak debitur.
37
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Binacipta, 1994, hal.3.
38
J. Satrio, Cessie, Subrogatie, Novatie, Kompensatie, dan Percampuran Hutang , Alumni, 1991, hal. 118.
Universitas Sumatera Utara
kreditur. Pernyataannya membebaskan debitur dari keterikatannya pada perikatan lama terhadap kreditur, dapat diartikan sebagai kehendak yang nyata-nyata dari
kreditur untuk menghapuskan perikatan lama dan menggantikannya dengan perikatan baru, dimana para pihaknya sekarang adalah kreditur lama dengan
debitur baru.
39
B. Syarat-Syarat Terjadinya Novasi