Perbedaan Antara Novasi, Subrogasi, dan Cessie

4. Novasi antara kreditur dengan salah seorang debitur tanggung menanggung membebaskan semua debitur yang lain. Ketentuan demikian itu logis karena dalam novasi, perikatan lama hapus, dan oleh karenanya para debitur atau orang-orang yang turut berutang yang terikat pada perikatan lama dibebaskan dari perikatannya. Atas dasar alasan yang sama, maka novasi terhadap debitur membebaskan para penanggung utang. Dalam hal ini berlaku prinsip, bahwa kalau perikatan pokoknya hapus, maka semua accessoir turut hapus.

E. Perbedaan Antara Novasi, Subrogasi, dan Cessie

Pada novasi, subrogasi dan cessie terjadi pergantian subjek kreditur oleh pihak lain. Dipandang dari pergantian kreditur lama dengan kreditur baru tersebut, maka novasi, subrogasi, dan cessie merupakan perikatan yang diatur dalam Buku III KUHPerdata. Namun cessie juga dapat dipandang dari sudut yang berlainan, yaitu sebagai cara memperoleh hak milik yang diatur dalam Buku II KUHPerdata. Novasi, subrogasi dan cessie mempunyai persamaan dan tentunya perbedaan- perbedaan. Sebelum menjelaskan tentang perbedaan antara novasi, subrogasi, dan cessie, berikut akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai subrogasi dan cessie. 1. Subrogasi Subrogasi atau penggantian hak-hak kreditor kepada seorang pihak ketiga terjadi karena pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada kreditur si berpiutang baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui Universitas Sumatera Utara debitur si berutang yang meminjam uang dari pihak ketiga. Adapun mengenai subrogasi, Pasal 1400 KUHPerdata merumuskan sebagai berikut: “Subrogasi atau penggantian hak-hak si berpiutang oleh seorang pihak ketiga, yang membayar kepada si berpiutang itu, terjadi baik dengan persetujuan maupun demi undang-undang”. Berdasarkan rumusan yang diberikan dalam ketentuan Pasal 1400 tersebut, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata secara tegas mengakui penggantian kreditur oleh pihak ketiga, demi hukum, sebagai akibat dilakukannya pembayaran oleh pihak ketiga tersebut. Penggantian ini dapat terjadi karena memang diperjanjikan oleh para pihak, ataupun karena diperintahkan oleh undang-undang. 43 1. apabila kreditur, dengan menerima pembayaran itu dari seorang pihak ketiga, menetapkan bahwa orang ini akan menggantikannya dalam menggunakan hak-haknya, gugatan-gugatannya, hak-hak istimewa dan Oleh karena itu, dalam KUHPerdata dikenal dua macam subrogasi, yaitu subrogasi berdasarkan perjanjian dan subrogasi berdasarkan undang-undang. Pada subrogasi berdasarkan perjanjian dibedakan antara yang inisiatifnya datang dari kreditur dan yang datang dari debitur. Penggantian hak-hak kreditur kepada pihak ketiga karena perjanjian yang inisiatifnya datang dari kreditur diatur dalam Pasal 1401 ayat 1 dan yang inisiatifnya datang dari debitur pada Pasal 1401 ayat 2. Pasal 1401 KUHPerdata menyebutkan bahwa: Penggantian ini terjadi dengan persetujuan: 43 Ibid, hal. 29. Universitas Sumatera Utara hipotek-hipoteknya yang dipunyainya terhadap debitur; Subrogasi ini harus dinyatakan dengan tegas dan dilakukan tepat pada waktu pembayaran. 2. Apabila debitur meminjam sejumlah uang untuk melunasi utangnya, dan menetapkan bahwa orang yang meminjamkan uang itu akan menggantikan hak-hak kreditur, agar subrogasi ini sah, baik perjanjian pinjam uang maupun tanda pelunasan harus dibuat dengan akta otentik, dan dalam perjanjian surat pinjam uang tersebut harus diterangkan bahwa uang itu dipinjam guna melunasi utang tersebut; sedangkan selanjutnya surat tanda pelunasannya harus menerangkan bahwa pembayaran dilakukan dengan uang yang dipinjamkan oleh kreditur baru. Subrogasi ini dilaksanakan tanpa bantuan kreditur. Subrogasi sebagai akibat daripada suatu pembayaran oleh pihak ketiga atas hutang debitur tidak menghapuskan perikatan, dan hanya menggantikan kreditur lama dengan kreditur baru, maka segala hak-hak istimewa, hak-hak jaminan kebendaan serta hak-hak ikutan lainnya, yang melekat pada perikatan pokok turut beralih kepada kerditur baru dengan segala konsekuensi hukumnya. 44 2. Cessie Cessie merupakan suatu bentuk levering penyerahan kebendaan dalam bentuk piutang atas nama dan benda tak bertubuh lainnya sebagaimana diatur dalam Pasal 613 ayat 1 dan 2 KUHPerdata, yang menyatakan bahwa penyerahan piutang-piutang atas nama dan kebendaan-kebendaan tidak bertubuh 44 Ibid, hal. 84. Universitas Sumatera Utara lainnya, dilakukan dengan jalan membuat akta otentik atau di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan-kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Penyerahan ini tidak ada akibatnya bagi yang berutang sebelum penyerahan itu diberitahukan kepadanya atau disetujuinya secara tertulis atau diakuinya. Penyerahan piutang atas nama kepada pihak ketiga baik dengan cara membuat akta otentik ataupun di bawah tangan, berarti dalam hal ini terjadi penggantian kreditur berdasarkan kesepakatan para pihak sendiri. Artinya ada kreditur baru yang menjadi pemilik baru atas piutang tersebut, ada kreditur lama yang mengoper piutang tersebut kepada kreditur baru. Dalam pengoperan piutang atas nama tersebut, perikatan yang melahirkan piutang tersebut tetap, yang diganti hanyalah subjek krediturnya saja. Konsekuensinya adalah bahwa semua perjanjian ikutan accessoirnya yang melekat pada perikatan pokok tersebut tetap tidak berubah. Piutang tersebut bagi cessionaris kreditur baru tetap sama seperti pada waktu masih berada dalam tangan cedent kreditur lama. Artinya piutang dan segala perjanjian accessoir yang mengikuti perikatan piutang tersebut tetap utuh dan berpindah kepada cessionaris. 45 Sebagai suatu bentuk levering, cessie merupakan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 584 KUHPerdata yang menyatakan bahwa hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut undang- undang maupun menurut surat wasiat, dan dengan penunjukan atau penyerahan 45 J. Satrio, Op.cit, hal. 5 Universitas Sumatera Utara berdasarkan suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik, yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat bebas terhadap barang itu. Jadi berdasarkan ketentuan Pasal 584 KUHPerdata tersebut dapat diketahui bahwa sebelum suatu cessie dapat dilaksanakan, haruslah terlebih dahulu ada suatu peristiwa perdata yang memberikan dasar bagi penyerahan tersebut. Peristiwa perdata yang menjadi alas hukum cessie antara lain dapat berupa perjanjian antara para pihak berkaitan yang disebut perjanjian obligatoir. Cessie atau penyerahan disebut perjanjian zakelijk perjanjian kebendaan. 3. Perbedaan Antara Novasi, Subrogasi, dan Cessie Berdasarkan uraian di atas mengenai novasi, subrogasi, dan cessie dapat diketahui bahwa novasi, subrogasi, dan cessie berbeda antara satu sama lain. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain: 46 a. Untuk cessie disyaratkan adanya suatu akta, baik otentik maupun di bawah tangan, sedang untuk novasi dan subrogasi tidak mutlak harus menggunakan akta, kecuali bagi subrogasi yang lahir dari perjanjian dimana debitur menerima uang dari pihak ketiga untuk membayar utang- utangnya kepada kreditur, harus menggunakan akta otentik. b. Jika subrogasi dapat terjadi demi hukum dengan dipenuhinya kewajiban debitur oleh pihak ketiga yang melakukan pemenuhan tersebut, cessie mengharuskan adanya suatu peristiwa perdata hubungan hukum obligatoir yang menjadi dasar bagi terjadinya penyerahan menurut Pasal 613 ayat 1 KUHPerdata; novasi sendiri, dalam hal novasi terhadap 46 Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Op.cit, hal 79 dan 89. Universitas Sumatera Utara perjanjian untuk mengalihkan hak milik, yang dalam hal ini meliputi jual beli, tukar menukar atau hibah piutang atas nama, merupakan peristiwa perdata yang dimaksudkan dalam Pasal 584 KUHPerdata, yang memerlukan cessie sebagai kelanjutan dari novasi itu sendiri. c. Cessie adalah bentuk penyerahan piutang atas nama, yang berkaitan hanya dengan perikatan untuk menyerahkan sesuatu, sedangkan novasi dan subrogasi berhubungan dengan semua bentuk perikatan, baik perikatan untuk menyerahkan sesuatu, perikatan untuk berbuat sesuatu atau perikatan untuk tidak berbuat sesuatu. d. Novasi merupakan salah satu sebab hapusnya perikatan menurut Pasal 1381 KUHPerdata sehingga novasi sama sekali menghapuskan perikatan yang lama dan menggantinya dengan perikatan baru, subrogasi dan cessie tidak menghapuskan perikatan lamanya, cessie hanya mengalihkan kepemilikan dari piutang tersebut, yang memberikan hak untuk menuntut pemenuhan prestasi berupa pembayaran piutang yang dialihkan tersebut. e. Pada cessie dan subrogasi ada terjadi pergantian kreditur dan perikatan lamanya tetap dengan debitur yang tidak berubah, sedangkan novasi dapat terjadi dengan penggantian kreditur novasi subjektif aktif, debitur novasi subjektif pasif, maupun tanpa penggantian kreditur dan debitur novasi objektif selama dan sepanjang perikatan lama dihapuskan. f. Dalam novasi, karena perikatan pokoknya hapus maka perjanjian accessoirnya turut dihapus kecuali jika para pihak secara tegas menyatakan Universitas Sumatera Utara sebaliknya, sedangkan dalam cessie, perjanjian accessoirnya tidak hapus hanya beralih kepada pihak ketiga sebagai kreditur baru. g. Novasi atau pembaharuan utang selalu berbentuk perjanjian. Novasi tidak pernah lahir karena undang-undang sebagaimana halnya subrogasi yang menurut ketentuan Pasal 1402 KUHPerdata dapat lahir karena undang- undang. Universitas Sumatera Utara

BAB IV NOVASI PADA PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA