Bentuk Kekerasan Terhadap Anak

Menurut Barker Kekerasan terhadap anak adalah tindakan melukai yang berulang-ulang secara fisik dan emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen atau kekerasan seksual, biasanya yang dilakukan oleh orang tua atau pihak lain yang seharusnya merawat anak. 41 Menurut Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak bahwa kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, danatau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan , atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. 42

1. Bentuk Kekerasan Terhadap Anak

Terry E.Lawson , mengklasifikasikan kekerasan terhadap anak child abuse menjadi empat bentuk, yaitu : emotional abuse, verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse. 43 Emotional abuse kekerasan emosional, menunjuk pada keadaan yang orang tuawali gagal menyediakan lingkungan yang penuh cinta kasih kepada seorang anak untuk bisa bertumbuh dan berkembang. Perbuatan yang dapat menimbulkan kekerasan emosional ini, seperti : tidak memperdulikan, mendiskriminasikan, meneror, mengancam atau secara terang-terangan menolak 41 Barker dalam Abu Huraerah,Op.Cit, hlm.47 42 Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 43 Abu Huraerah,Op.Cit,hlm.47 Universitas Sumatera Utara anak tersebut. Bentuk-bentuk tindak kekerasan mental : dipelototi, digoda, diomeli, dicaci, diludahi, digunduli, diancam, diusir, disetrap, dipaksa tulis dan hafal, dipaksa bersihkan wckerja, dipaksa cabut rumputkerja. 44 Verbal abuse kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap perasaan dengan menggunakan kata-kata yang kasar tanpa menyentuh fisiknya. Akibatnya, ucapan atau kalimat yang dilontarkan tersebut dapat memengaruhi kondisi emosional anak. Umumnya, kekerasan verbal dilakukan oleh orang dewasa kepada anak tidak disertai dengan niat jahat. Awalnya, pada beberapa kasus, orangtuaguruorang dewasa melakukan hal tersebut dengan tujuan baik, yakni untuk mendidik si anak, namun pemilihan katanya tidak tepat sehingga membuat anak terganggu perasaannya. 45 Physical abuse kekerasan fisik, menunjukkan pada cedera yang ditemukan pada anak, bukan karena suatu kecelakaan tetapi cedera tersebut adalah hasil pemukulan dengan benda atau beberapa penyerangan yang diulang-ulang. Physical neglet pengabaian fisik kategori kekerasan ini dapat diidentifikasi secara umum dari dari kelesuan seorang anak, kepucatan dan dalam keadaan kurang gizi. Bentuk-bentuk kekerasan fisik dapat berupa : dicekoki, dijewer, dicubit, dijambak, dijitak, digigit, dicekik, direndam, disiram, diikat, didorong, dilempar,diseret,ditempeleng,dipukul, disabet, digebuk, ditendang, diinjak, dibanting, dibentur, disilet,ditusuk,dibacok,dibusurdipanah, disundut, disetrika, 44 Maidin Gultom,Op.Cit,hlm.3 45 Faizatul Faridy, Kekerasan Verbal dan Dampaknya pada Pendidikan Anak Usia Dini, http:www.kompasiana.comfaiezakekerasan-verbal-dan-dampaknya-terhadap-mental-anak-usia- dini_566fa851529773ab0f4241dc, diakses pada hari Selasa 22 Maret 2016 pukul 15.28 WIB Universitas Sumatera Utara disetrum, ditembak, berkelahi, dikeroyok, disuruh push up, disuruh lari, disuruh berjalan dengan lutut. 46 Sexual abuse kekerasan seksual, kepada setiap aktivitas seksual, bentuknya dapat berupa penyerangan atau tanpa penyerangan. Kategori penyerangan, menimbulkan penderitaan berupa cedera fisik, kategori kekerasan seksual tanpa penyerangan menderita trauma emosional. Bentuk-bentuk kekerasan seksual : dirayu, dicolek, dipeluk dengan paksa, diremas, dipaksa onani, oral seks, anal seks, diperkosa. 47 Sementara itu Suharto, mengelompokkan kekerasan terhadap anak menjadi : physical abuse kekerasan secara fisik, pysicho logical abuse kekerasan secara psikologis, sexual abuse kekerasan secara seksual, dan social abuse kekerasan secara sosial . Keempat bentuk child abuse ini dapat dijelaskan sebagai berikut 48 : a. Kekerasan anak secara fisik, adalah penyiksaan, pemukulan, dan penganiayaan terhadap anak, dengan atau tanpa menggunakan benda- benda tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau kematian pada anak. Bentuk luka dapat berupa lecet atau memar akibat persentuhan atau kekerasan benda tumpul, seperti bekas cubitan gigitan, ikat pinggang atau rotan. Dapat pula berupa luka bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sundutan rokok atau setrika. Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan, mulut, pipi, dada,perut, punggung atau daerah bokong. 46 Ibid. 47 Ibid. 48 Abu Huraerah,Op.Cit,hlm.47 Universitas Sumatera Utara b. Kekerasan anak secara psikis, meeliputi penghardikan penyampaian kata- kata kasar dan kotor, memperlihatkan buku, gambar, dan film pornografi pada anak. Anak yang mendapat perlakuan ini umumnya menunjukkan gejala perilaku maladidtatif, seperti menarik diri, pemalu, menangis jika didekati, takut keluar rumah dan takut bertemu dengan orang lain. c. Kekerasan anak secara seksual, dapat berupa perlakuan pra-kontak seksual antara anak dengan orang yang lebih besar melalui kata, sentuhan, gambar visual, maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak dengan orang dewasa incest,perkosaan,eksploitasi seksual. d. Kekerasan anak secara sosial, dapat mencakup penelantaran anak dan eksploitasi anak. Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua tidak memberikan perhatian yang layak terhadap tumbuh kembang anak. Misalnya, anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak utendidikan perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Sebagai contoh, memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial atau politik tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan dengan sesuai dengan perkembangan fisik, psikisnya dan status sosialnya. Misalnya, anak dipaksa untuk bekerja di pabrik-pabrik yang membahayakan dengan upaah rendah dan tanpa peralatan yang memadai, anak dipaksa untuk angkat senjata, atau dipaksa melakukan pekerjaan- pekerjaan rumah tangga melebihi batas kemampuannya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pendapat-pendapat ahli tersebut maka bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak terdiri dari kekerasan secara fisik, kekerasan secara psikismental, dan kekerasan secara seksual.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Terhadap Anak