BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam pembahasan bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur
oleh pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6
untuk anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia menjadi seorang individu
yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam Undang- undang Dasar 1945.
Ruang Lingkup Terjadinya Kekerasan terhadap Anak dalam lembaga Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Labuhanbatu Selatan
terdiri atas bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi pada anak, faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak dan dampak yang dialami anak
sebagai korban dan pelaku kekerasan dalam lembaga pendidikan. a.
Bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi dalam Lembaga Pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri
dari kekerasan fisik, kekerasan psikis dan kekerasan seksual. b.
Faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam Lembaga Pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Labuhanbatu
Universitas Sumatera Utara
Selatan terdiri dari faktor keluarga, faktor ekonomi dan faktor lingkungan.
c. Dampak yang dialami anak yang mengalami kekerasan dalam
Lembaga Pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat berupa dampak fisik dan psikis yang
dialami anak sebagai korban dan dampak psikis yang dialami anak sebagai pelaku.
2. Perlindungan Hukum terhadap anak baik sebagai korban maupun sebagai
pelaku kekerasan dalam lembaga pendidikan harus menjadi tanggung jawab dan perhatian dari seluruh pihak, baik pihak sekolah, pemerintah,
aparat penegak hukum dan masyarakat. Pemberian perlindungan hukum ini tidak hanya mencakup mengenai pengaturan mengenai sanksi dalam
peraturan perundang-undangan tetapi bagaimana proses pemberian perlindungan terhadap anak untuk mengatasi dampak-dampak dari
kekerasan yang mereka alami dan upaya-upaya yang dilakukan agar tindak kekerasan tersebut tidak terjadi lagi dalam lembaga pendidikan khususnya
di lingkungan sekolah.Perlindungan Hukum terhadap Anak yang mengalami kekerasan dalam lembaga pendidikan tertuang dalam ketentuan
Pasal yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Selain itu, Dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak , maka ketentuan
Undang-Undang ini juga dapat diterapkan kepada anak didik yang
Universitas Sumatera Utara
bertindak sebagai pelaku kekerasan. Melalui undang-undang ini diharapkan anak didik pelaku kekerasan mendapatkan perlakuan yang
tepat sehingga mereka tidak perlu dikeluarkan dari sekolah, tetapi tidak mengorbankan pihak lain, seperti anak korban, anggota masyarakat,
sekolah dan lingkungan sekolah itu sendiri Di kabupaten Labuhanbatu Selatan sendiri perlindungan hukum terhadap anak yang mengalami
kekerasan dalam lemaga pendidikan lebih mengupayakan perdamaian antara pihak korban dan pihak pelaku dengan melakukan musyawarah dan
melaksanakan kaidah-kaidah sesuai dengan adat kebiasaan. Akan tetapi, pada saat ini perlindungan hukum terhadap anak yang mengalami
kekerasan dalam lembaga pendidikan di kabupaten labuhanbatu selatan belum terlaksana secara efektif karena didapatinya hambatan-hambatan
dalam proses pelaksanaannya
B. Saran