Upaya Pencegahan Terjadinya Kekerasan terhadap Anak di Dalam Lembaga Pendidikan.

mengejar dan meraih cita-citanya. Di satu sisi anak korban juga membutuhkan perlindungan akibat dari perbuatan anak pelaku tersebut menimbulkan dampak yang merugikan bagi anak sebagai korban.

D. Upaya Pencegahan Terjadinya Kekerasan terhadap Anak di Dalam Lembaga Pendidikan.

Kekerasan terhadap anak tidak dapat dibenarkan baik yang yang dilakukan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan maupun negara dan harus dilakukan upaya-upaya pencegahan. Meskipun demikian, kekerasan terhadap anak tetap saja terjadi baik di ranah publik maupun domestik dalam berbagai bentuknya. Upaya-upaya pencegahan kekerasan terhadap anak diatur dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2011 Tentang Panduan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Di Lingkungan Keluarga, Masyarakat dan Lembaga Pendidikan. Panduan Pencegahan Kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan menjadi acuan dalam melaksanakan program pencegahan kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. 142 Lembaga pendidikan dalam melaksanakan program panduan pencegahan kekerasan ini dilakukan dengan mengintegrasikan pencegahan kekerasan terhadap anak melalui mata pelajaran yang relevan dan ekstra kurikuler. 143 142 Pasal 6 Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2011 Tentang Panduan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Di Lingkungan Keluarga, Masyarakat dan Lembaga Pendidikan 143 Ibid. Pasal 9 Universitas Sumatera Utara Program pencegahan kekerasan terhadap anak di lingkungan lembaga pendidikan meliputi 144 : a. Peningkatan pemahaman tenaga pendidikan, tenaga kependidikan dan peserta didik tentang hak-hak anak dan kesetaraan gender ; dan b. Pengembangan tata tertib peraturan sekolah yang ramah anak yang berperspektif gender. Output yang ingin dicapai dari pemahaman tenaga pendidikan, tenaga kependidikan dan peserta didik tentang hak-hak dan kesetaraan gender adalah Gurupendidikpengasuh dan peserta didikanak asuhsantri memahami tentang hak anak, anti kekerasan dan gender.Adapun Kegiatan dan pelaksananya dituangkan dalam tabel sebagai berikut sebagai berikut : Tabel 7 Kegiatan dan Pelaksana Pemahaman Tenaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik tentang Hak-Hak Anak dan Kesetaraan Gender No. Kegiatan Pelaksana 1. Peningkatan pemahaman tentang hak anak, anti kekerasan dan gender kepada guru pendidik pengasuh . Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Sosial, Kementrian Agama, BKKBN, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lembaga Masyarakat dan Lembaga Swasta 2. Peningkatan pemahaman tentang Kementrian Peendidikan Nasional, 144 Ibid. Pasal 4 Universitas Sumatera Utara hak anak, anti kekerasan, dan gender kepada peserta didikanak asuh santri Kementrian Kesehatan, Kementrian Sosial, Kementrian Agama, BKKBN, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lembaga Masyarakat dan Lembaga swasta 3. Memantapkan pembentukan kelompok sebaya peer group dalam pencegahan kekerasan terhadap anak di lembaga pendidikan Pemda ProvinsiKabko, orsos, Lembaga Masyarakat, Forum Anak. 4. Mengitegrasikan program pencegahan kekerasan terhadap anak di lembaga pendidikan pada wadah kegiatan yang telah ada Pramuka, UKS, Paskibra, PMR, Kelompok Jurnalistik Sekolah dll Polri, Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Kesehatan, Kementrian Sosial, Kementrian Agama, BKKBN, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lemmbaga Masyarakat dan Lemmbaga Swasta, Kwarnas 5. Perbaikan kurikulum nasional yang lebih reseponsif gender dan responsif anak Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementrian Agama, Kementrian Pemuda dan Olahraga Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2011 Tentang Panduan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Di Lingkungan Keluarga, Masyarakat dan Lembaga Pendidikan Universitas Sumatera Utara Output yang ingin dicapai melalui pengembangan tata tertib dan peraturan sekolah yang ramah anak dan berperspektif gender adalah adanya adanya aturan yang tersosialisasi tentang pencegahan kekerasan terhadap anak di lembaga pendidikan. Adapun bentuk kegiatan dan pelaksananya adalah sebagai berikut 145 : Tabel 8 Kegiatan dan Pelaksana Pengembangan Tata Tertib dan Peraturan Sekolah yang Ramah Anak dan Berperspektif Gender No. Kegiatan Pelaksana 1. Advokasi penyusunan aturan pencegahan kekerasan terhadap anak di lembaga pendidikan Dinas Pendidikan, Kantor Agama Kabkota 2. Sosialisasi peraturan pencegahan kekerasan terhadap anak di lembaga pendidikan Dinas Pendidikan, Kantor Agama KabKota, Orsos, Lembaga Masyarakat, Forum Anak 3. Memantapkan partisispasi anak dalam menyusun dan mengembangkan aturan peencegahan kekerasan terhadap anak di lembaga pendidikan Dinas Pendidikan, Kantor Agama Kabkota, Orsos, Lembaga Masyarakat, forum anak, unit yang menangani PP dan PA 4. Sosialisasi peraturan perundang- undangan yang terkait dengan perlindungan anak dan kesetaraan gender Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 tahun 2011 Tentang Panduan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak Di Lingkungan Keluarga, Masyarakat dan Lembaga Pendidikan 145 Ibid. hlm.29 Universitas Sumatera Utara Pada 3 tiga Sekolah Dasar Negeri di 3 tiga kecamatan yang berbeda di Kabupaten Labuhanbatu Selatan hanya satu sekolah yang pernah mendapatkan penyuluhan dari pemerintah daerah setempat tentang bahaya kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah yaitu pada Sekolah Dasar Negeri Pada Sekolah Dasar Negeri No. 117491 Kecamatan Sungai Kanan, penyuluhan tersebut dilakukan setelah adanya kasus kekerasan seksual yang menimpa salah satu siswa pada sekolah tersebut. Upaya-upaya untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan juga dilakukan oleh pihak sekolah seperti di Sekolah Dasar Negeri No. 117874 kecamatan Kotapinang , pemberian pengetahuan tentang bahayanya tindak kekerasan disampaikan melalui guru Agama pada saat jam pelajaran Pendidikan Agama. 146 Pada Sekolah Dasar Negeri No.112227 Kecamatan Torgamba upaya- upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam lembaga pendidikan khususnya di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut 147 : a. Pihak sekolah membuat peraturan bahwa pada saat jam istirahat setiap siswa tidak diperbolehkan untuk berada di kelas. Karena dikhawatirkan tindak kekerasan dapat terjadi di dalam kelas pada saat siswa luput dari pengawasan guru. b. Meningkatkan nilai-nilai keagaamaan pada siswa melalui pelajaran agama di sekolah, dengan diberikannya pendidikan agama yang baik maka akan tercipta akhlak yang baik pula dalam diri siswa. 146 Hasil wawancara dengan Hj. Netty Ariani, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri No.117874 Kecamatan Kotapinang. 147 Hasil wawancara dengan Hj. Nurliani, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri No.112227 Kecamatan Torgamba Universitas Sumatera Utara Pada Sekolah Dasar Negeri No.117491 Kecamatan Sungai Kanan, upaya yang dilakukan oleh Pihak Sekolah untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak dalam lembaga pendidikan khususnya di lingkungan sekolah adalah : 148 a. Meningkatkan pengawasan pada siswa, dengan cara mempekerjakan seorang penjaga untuk mengawasi siswa yang suka bermain di halaman belakang sekolah. b. Memberikan bimbingan pada siswa melalui pelajaran agama. 148 Hasil wawancara dengan Hj.Rosnah,S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri No.117491 Kecamatan Sungai Kanan Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan