Pengertian Kekerasan Lembaga Pendidikan

Karena memang sudah seharusnya peraturan perundang-undangan yang ada memiliki satu mono defenisi sehingga tidak akan menimbulkan tumpang tindih peraturan perundang-undangan yang ada pada tataran praktis akan membuat repot penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu, Undang-Undang Perlindungan Anak memang seyogiyanya menjadi rujukan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dalam pemenuhan hak anak. 19

3. Pengertian Kekerasan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kekerasan berasal dari kata keras diartikan sebagai sifat hal dsb keras ; kegiatan; kekuatan dsb; paksa an; kejang; kekejangan. 20 Di dalamnya terdapat kata kekuatan yang diartikan sebagai tenaga; gaya; kekuasaan;keteguhan; kekukuhan, dan juga kata paksaan yang diartikan tekanan; desakan keras; yang dipaksa. Jadi kekerasan berarti suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat komponen kekuasaan, tekanan, dan paksaan. Kekerasan menurut Black adalah pemakaian kekuatan, force, yang tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau kemarahan yang tak terkendali, tiba-tiba bertenaga, kasar dan menghina. Kekuatan itu, biasanya kekuatan fisik, disalahgunakan terhadap hak-hak umum, terhadap aturan hukum dan kebebasan umum, sehingga bertentangan dengan hukum. 21 Bab IX Pasal 89 KUHP menentukan bahwa orang pingsan atau membuat orang tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan. Berdasarkan 19 Ibid, hlm.11 20 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Balai Pustaka, 1976 21 Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak P2TP2A Provinsi DKI Jakarta, Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Lingkungan Pendidikan, Jakarta: 2007,hlm.13 Universitas Sumatera Utara ketentuan Pasal 89 KUHP dapat diketahui bahwa kekerasan adalah suatu perbuatan dengan menggunakan tenaga atau kekuatan jasmani secara tidak sah, membuat orang tidak berdaya. Melakukan kekerasan artinya mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani secara tidak sah, misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang dan sebagainya. Yang disamakan dengan melakukan kekerasan menurut pasal ini ialah membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya. 22

4. Lembaga Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 23 Defenisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain 24 : a. Driyakara mengatakan bahwa : Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda. b. Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dari sekolah, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. c. Crow and Crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yaang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan 22 Maidin Gultom,Op.Cit,hlm.1 23 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 24 Fuad Ihsan,Dasar-Dasar Kependidikan,Jakarta: PT Rineka Cipta,2010,hlm.4 Universitas Sumatera Utara membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. d. Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan : Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intelek, dan tubuh anak ; dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, keehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. e. Di dalam GBHN tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dari uraian diatas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai : a. Suatu proses pertumbuhan yang menyesusaikan dengan lingkungan ; b. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepaada anak dalam pertumbuhannya ; c. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat ; d. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan. Fungsi pendidikan dalam arti mikro sempit adalah membantu secara sadar perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan dalam arti luas adalah sebagai alat 25 : a. Pengembangan pribadi ; b. Pengembangan warga negara ; c. Pengembangan kebudayaan ; d. Pengembangaan bangsa ; 25 Fuad Ihsan,Op.Cit,hlm.11 Universitas Sumatera Utara Philip H.Coombs dalam Fuad Ihsan mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal pendidikan luar sekolah yang tidak di lembagakan, pendidikan formal pendidikan sekolah, dan pendidikan non- formal pendidikan luar sekolah yang di lembagakan. 26 Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seorang lahir sampai meninggal dunia . 27 Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang termasuk dalam pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 28 Pendidikan Sekolah Pendidikan Formal adalah pendidikan di sekolah , yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu 29 . Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 30 Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib terarah dan berencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pengajar , fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai serta, komponen-komponen lainnya 26 Ibid, hlm.41 27 Ibid, hlm.42 28 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 29 Fuad Ihsan,Op.Cit, hlm.42 30 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Universitas Sumatera Utara disesuaikan dengan keadaan peserta , atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. 31 Lembaga pendidikan merupakan wadah berlangsungnya individu menyerap ilmu atau belajar dan bersangkutan dengan lingkungan atau tempat. Pada penulisan skripsi ini, lembaga pendidikan yang akan dibahas adalah lembaga pendidikan formal pada tingkat Sekolah Dasar Negeri.

F. Metode Penelitian