keperempuanan, pelatihan pengkaderan serta pelatihan-pelatihan tentang kepemimpinan. Kohati juga mengkaji permaslahan gender yang ada di tengah masyarakat. Selain itu untuk
meningkatkan kualitas perempuan Kohati berperan dalam peningkatan ekonomi dan politik perempuan.
Kohati sebagai organisasi memberikan ruang kepada perempuan untuk mendapatkan hak dalam memperbaiki kualitas diri melalui penyediaan akses dengan pengajian yang tidak
hanya membahas ilmu agama, tapi juga membahas masalah-masalah sosial, seminar yang menambah pengetahuan terhadap masalah hukum, politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan kualitas perempuan dalam kontrol dan pengambilan keputusan, juga untuk meningkatkan kesetaraan gender di dalam organisasi.
Kesetaraan gender di dalam organisasi Badko HMI Sumut telah terwujud dalam hal pembagian peran dan jabatan secara struktural. Kader perempuan juga mendapatkan
kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam hal pengambilan keputusan. Namun kesetaraan gender yang terjadi hanya bagian luarnya saja. Perempuan hanya menduduki
posisi seperti bendahara dan sekretaris. Selain itu peran perempuan dalam pengambilan keputusan dinilai masih lemah dikarenakan jumlah perempuan dalam organisasi tersebut
masih sedikit. Namun hal ini pasti dapat diubah sejalan dengan meningkatnya peran perempuan, karena dengan adanya posisi, peran dan aktifitas perempuan dalam organisasi
yang semakin meningkta, maka dapat memberikan visi misi yang objektif dan berkeadilan gender.
B. Saran
- Kohati harus memperbanyak kerjasama dengan lembaga-lembaga masyarakat yang
ada di sekitarnya, khusunya kerjasama dengan lembaga perempuan dalam rangka pengembangan kemampuan dan wawasan kadernya. Kohati juga harus berperan
secara aktif dalam menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro perempuan.
- Kader perempuan yang ada saat ini harus menyadari bahwa sudah saatnya bagi
mereka untuk menunjukkan kemampuan mereka untuk memperjuangkan kesetaraan gender yang diinginkan. Karena dengan berorganisasi kader perempuan diharapkan
Universitas Sumatera Utara
dapat menghimpun kesadaran kolektif untuk memperjuangkan hak-hak yang selama ini terabaikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II. HMI SUMATERA UTARA
A. Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam
Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam HMI diprakasai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI Sekolah Tinggi Islam, kini UII Universitas Islam Indonesia yang masih
duduk di tingkat I yang ketika itu genap berusia 25 tahun. Tentang sosok Lafran Pane, secara singkat dapat dijelaskan antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli
Selatan, Sumatera Utara. Beliau adalah anak seorang Sutan Pangurabaan Pane –tokoh pergerakan nasional “serba komplit” dari Sipirok, Tapanuli Selatan-. Pemuda Lafran Pane
yang tumbuh dalam lingkungan nasionalisme muslim pernah mengenyam di pendidikan Pesantren, Ibtidaiyah, Wusta dan Sekolah Muhamadiyah.
30
Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada
umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sistem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu
perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan
inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI
tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia ke dalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan
kemakmuran rakyat”.
31
Himpunan Mahasiswa Islam HMI berdiri pada hari Rabu Pon 1878 Tahun Saka atau tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947 M. Itulah hari bersejarah
bagi HMI dan juga bagi dunia mahasiswa serta bangsa Indonesia pada umumnya. Keberanian dan cita-cita luhur putra bangsa itu telah lahir sarana dan wahana perjuangan
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, dari kalangan mahasiswa muslim yang memiliki
30
Noexs. 2009.Sejarah HMI. http:noexs.blogspot.com200905sejarah-berdirinya-himpunan-mahasiswa.html diakses tanggal 7 November 2013 pukul 12.40 WIB
31
Adit Soejipto. 2013. Sejarah Singkat HMI. http:aditcobacoba.blogspot.com201305sejarah-singkat-hmi.html diakses tanggal 7 November 2013 pukul 12.48 WIB
Universitas Sumatera Utara
komitmen atas keislaman dan keindonesiaan. Jerih payah Lafran Pane dan 14 orang kawan- kawannya mahasiswa STI membuahkan hasil gemilang, HMI menjadi organisasi yang besar
dan terkemuka. Pembentukan organisasi HMI saat itu juga dikarenakan adanya dorongan kepentingan
yang lebih luas sebagai respon atas tuntutan perjuangan melawan penjajah Belanda, kesadaran yang mendalam atas kedudukan dan peranan mahasiswa sebagai kader bangsa
yang dituntut tanggungjawabnya secara nyata di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, dilihat dari segi politis, perkembangan komunisme mulai mengkhawatirkan dan semakin disadari
hadirnya berbagai tantangan untuk mewujudkan masa depan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat, adil dan makmur. Bagi HMI tidak ada dikotomi antara keislaman dan
keindonesiaan. Suasana kebatinanlah yang menjadi karakter HMI, sebagai organisasi kader umat dan kader bangsa. Sedangkan wawasan kemahasiswaan menunjukkan HMI adalah
organisasi mahasiswa yang berorientasi pada ilmu pengetahuan.
32
Dari berbagai dokumen organisasi seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan NDP, Tafsir Azas, Tafsir Tujuan, Tafsir
Independensi, karakteristik HMI mengandung prinsip-prinsip: Berazaskan Islam dan bersumber pada Al-Quran serta As Sunnah. Berwawaskan keislaman dan keindonesiaan atau
kebangsaan dan kemahasiswaan. Bertujuan membina lima kualitas insan cita di dalam pribadi seorang mahasiswa yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas
Kalau sekarang anggota HMI mencapai ratusan ribu dan tersebar di seluruh Indonesia, tentu saja hal tersebut merupakan perkembangan yang luar biasa di mana saat pertama
terbentuk anggota yang ada hanya berjumlah 15 orang. Pesatnya perkembangan HMI bagaimanapun tidak dapat dilepaskan dari keberhasilannya dalam menjawab aspirasi
mahasiswa dan tantangan zaman. Dari kampus STI, dalam waktu singkat banyak mahasiswa dari BPT Gadjah Mada dan STT bergabung dan selanjutnya HMI memperoleh sambutan luas
dari kalangan mahasiswa muslim di Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam perkembangannya, pengaruh dan daya tarik HMI meluas ke luar Yogyakarta menjangkau Surakarta, Klaten
Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya dan kota-kota lain yang mempunyai perguruan tinggi. Keberadaan HMI ternyata sejalan dengan tuntutan bangsa Indonesia yang sedang perang
melawan Belanda. Dengan senantiasa belajar dan berjuang secara gigih membentuk anggota HMI yang tangguh.
32
Solichin, op. cit. hlm. 4
Universitas Sumatera Utara
kemanusiaan. Bersifat independen. Berstatus sebagai organisasi mahasiswa. Berfungsi sebagai organisasi kader. Berperan sebagai organisasi perjuangan. Bertugas sebagai sumber
insan pemimpin bangsa. Berkedudukan sebagai organisasi modernis.
33
Sebelum Kohati resmi terbentuk secara nasional, HMI Wati di beberapa cabang HMI telah berpartisipasi penuh dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam dinamika Angkatan
1966. Di HMI Cabang Jakarta, bersamaan dengan Konferensi Cabang, dalam Musyawarah Kerja Keputrian Cabang Jakarta Desember 1965, secara resmi dibentuk Korps HMI Wati.
Tiga orang formaturnya adalah Hartini Hakim, Yulia Mulyati dan Fadhlah Barie. Dipilihnya nama “Korps” adalah karena pada saat tersebut tengah dibentuk berbagai korps dalam
Angkatan Bersenjata sebagai wadah khusus perempuan. Karenanya di HMI harus pula ada Korps HMI Wati.
Secara hierarkis susunan pengurus HMI dapat dijabarkan sebagai berikut: PB HMI, Badko HMI, Cabang HMI, Korkom HMI dan Komisariat HMI. Badko bertugas untuk
mengkoordinir beberapa cabang di dalam satu provinsi. Sedangkan Korkom koordinator komisariat dibentuk untuk membantu tugas cabang dalam mengkoordinasikan beberapa
komisariat. Selain itu HMI juga memiliki badan-badan khusus, salah satunya adalah Korps HMI Wati. Badan khusus Korps HMI Wati Kohati yang bersifat otonom dibentuk tanggal
17 September 1966 di Surakarta. Pedoman Dasar Kohati yang mengatur berbagai ketentuan tentang Kohati bertahan hingga tahun 1997 dengan berbagai penyempurnaan sesuai dengan
perkembangan internal dan eksternal HMI. Kohati sebagai badan khusus yang bekerja di bidang kewanitaan adalah aparat HMI yang tidak terpisahkan. Hingga sekarang Kohati tetap
mempunyai hubungan organisatoris dengan HMI yang bersifat semi otonom.
B. Sejarah Korps HMI Wati di Indonesia