dilakukan upaya-upaya program aksi yang melibatkan perempuan agar mereka mampu membatasi masalahnya sendiri. Misalnya dalam hal mengatasi masalah marginalisasi
perempuan di berbagai proyek peningkatan pendapatan kaum perempuan, perlu melibatkan kaum perempuan dalam program pengembangan masyarakat, serta berbagai kegiatan yang
memungkinkan kaum perempuan terlibat dan ikut menjalankan kekuasaan di sektor publik. Untuk itu kaum perempuan mulai harus melawan hegemoni kaum laki-laki yang
dapat merendahkan maupun mendiskriminasi para kaum perempuan, dengan cara salah satunya adalah melakukan dekonstruksi ideologi. Melakukan dekonstruksi artinya
mempertanyakan kembali segala sesuatu yang menyangkut nasib perempuan di mana saja, pada tingkat dan dalam bentuk apa saja. Pertanyaan tersebut dapat dimulai dari hal kecil
yakni pembagian gender di rumah tangga.
55
E. Peran Kohati Badko HMI Sumut dalam Peningkatan Ekonomi Perempuan
Harus diakui selama ini perempuan memang selalu dihadapkan kepada peran ganda. Di satu sisi perempuan memiliki kewajiban intern yaitu mengurus keluarga, sementara pada
sisi lain sebenarnya perempuan juga memiliki peran yang sama dengan laki-laki yaitu bersosialisasi di masyarakat. Tetapi saat ini dengan berkembangnya wawasan
kemitrasejajaran berdasarkan pendekatan gender dalam berbagai aspek kehidupan, maka peran perempuan mengalami perkembangan yang cukup cepat. Namun yang perlu dipahami
kembali ialah bahwa perkembangan perempuan tidaklah mengubah peranannya dalam lingkup rumah tangga peran reproduktif, maka dari itu perkembangan peran perempuan ini
sifatnya menambah dan umumnya perempuan mengerjakan peran sekaligus untuk memenuhi tuntutan pembangunan
Perempuan merupakan salah satu aktor penyumbang perekonomian di Indonesia. Namun sumbangsih perempuan dalam perekonomian masih bisa dikatakan sangat minim.
Kecilnya keterlibatan perempuan dikarenakan perempuan tidak memiliki modal, harta dan penghasilan. Karena selama ini keuangan dan harta dipegang oleh laki-laki. Walaupun
perempuan mempunyai penghasilan tersendiri, penghasilan tersebut tidak sebanding besarnya dengan penghasilan laki-laki. Selain kalah dalam hal keuangan, minimnya keterlibatan
perempuan dalam perekonomian disebabkan karena tidak adanya pendidikan yang didapat oleh kaum perempuan itu sendiri. Selama ini pendidikan tidak diperuntukkan kepada
55
Ibid
Universitas Sumatera Utara
perempuan, hanya kepada laki-laki saja, sehingga menyebabkan perempuan tertinggal. Meningkatkan kontrol perempuan dalam ruang publik dapat dilakukan dengan meningkatkan
kemampuan ekonomi perempuan itu. Peningkatan ekonomi perempuan, bersama-sama dengan peningkatan pendidikan dan akses informasi akan memenuhi partisipasi perempuan
dalam masyarakat. Kohati dalam program kerjanya juga memberikan pendidikan ekonomi kepada
perempuan agar dapat lebih berkarya. Salah satu usaha yang dilakukan Kohati adalah Peningkatan Keterampilan Hidup Perempuan melalui Pelatihan Usaha Merangkai Bunga.
Pelatihan ini dimaksudkan agar perempuan mampu mandiri dalam membangun dunia usaha yang sesuai dengan minatnya. Pelatihan usaha merangkai bunga ini dipilih mengingat
kedekatan peremppuan dengan bunga. Kegiatan ini dilaksanakan pada Januari 2005 dan bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara. Peserta yang mengikuti
kegiatan ini bukan hanya dari anggota Kohati itu sendiri, namun dihadiri juga oleh masyarakat umum Kota Medan.
Selain itu mengingat semakin derasnya persaingan kerja dalam masyarakat, Kohati Badko HMI mengambil sikap dengan mengadakan Seminar Strategi Karir dan Peluang Kerja
bekerjasama denagn PT. Great Resources Indonesia. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menyiapkan kader HMI Wati memasuki dunia kerja. Kader Kohati diberikan
pemahaman dan peningkatan kemampuan skill agar dapat bersaing dengan laki-laki. Kegiatan ini dilaksanakan di Medan bekerjasama dengan Kohati Cabang Medan.
F. Peran Kohati Badko HMI Sumut dalam Peningkatan Politik Perempuan