Alasan Keikutsertaan Petani Responden dalam Sistem Kemitraan

commit to user 42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Alasan Keikutsertaan Petani Responden dalam Sistem Kemitraan

1. Alasan keikutsertaan petani responden dalam sistem kemitraan dengan PT Bisi International Tbk Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, diperoleh beberapa alasan keikutsertaannya dalam sistem kemitraan dengan PT Bisi International Tbk sebagai berikut: Tabel 14. Alasan keikutsertaan petani responden dalam kegiatan sistem kemitraan dengan PT Bisi International Tbk No Macam alasan Jumlah orang Presentase 1 Sumber pendapatan utama 27 90,00 2 Meningkatkan pendapatan 30 100,00 3 Pembayaran tepat waktu 25 83,33 4 Memperoleh kepastian pasar 30 100,00 5 Memperoleh kepastian saprodi 30 100,00 6 Meningkatkan wawasan teknologi dan informasi 30 100,00 7 Keterbatasan modal 23 76,66 8 Memperkecil tingkat kerugian 30 100,00 9 Kontrak kerjasama memuaskan 27 90,00 Sumber : Data Primer Alasan keikutsertaan diambil berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Martodireso dan Widada 2002 disesuaikan dengan kondisi di lapangan saat penelitian. Berdasarkan data Tabel 14. diketahui alasan petani responden menjadi mitra usaha PT Bisi International Tbk adalah untuk meningkatkan pendapatan, memperoleh kepastian pasar, memperoleh kepastian saprodi, meningkatkan wawasan yaitu petani mendapatkan pengetahuan dalam bidang pembenihan khususnya jagung hibrida, serta memperkecil tingkat kerugian apabila mengusahakan secara mandiri dan 27 petani responden menjadikan usaha jagung hibrida sebagai sumber pendapatan utama. Alasan yang lain diungkapkan oleh 27 petani, dimana 10 petani diantaranya telah lebih dahulu menjadi mitra perusahaan lain, yaitu commit to user 43 kontrak kerjasama yang memuaskan dengan harga pasar berkisar Rp 2500-3000,- per kg jagung hibrida harga ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan lain sejenis karena PT Bisi International Tbk mengikuti harga pasar sedangkan perusahaan lain sejenis menetapkan harga sendiri, selain mengikuti harga pasar PT Bisi International Tbk memberikan bonus pasar sebesar 34 untuk benih varietas 05, sedangkan 3 petani mitra responden mengungkapkan bahwa isi kontrak kerjasama tidak memuaskan karena petani menginginkan harga yang lebih tinggi karena harga benih jagung hibrida terus meningkat. Dengan beberapa alasan itulah petani mitra usaha komitmen terhadap kontrak kerjasama serta bersedia untuk tetap menjadi mitra usaha PT Bisi International Tbk di waktu yang akan datang. Keterbatasan modal juga menjadi salah satu alasan karena untuk mengusahakan usahatani jagung hibrida, karena modal yang dikeluarkan untuk usahatani jagung hibrida juga besar terlebih jika mengusahakan secara mandiri. Alasan yang lain adalah pembayaran tepat waktu. 2. Karakteristik petani responden berdasarkan usia dan pendidikan Berdasarkan usia, karakteristik petani responden dapat dilihat pada Tabel 15. dan Tabel 16. berikut: Tabel 15. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Usia Interval Usia tahun Responden Orang Persentase 21-27 1 3,33 28-34 3 10,00 35-41 13 43,33 42-48 4 13,34 49-55 3 10,00 56-62 6 20,00 Jumlah 30 100,00 Sumber: Data Primer Pada Tabel 15. dapat diketahui bahwa presentase terbesar petani responden berada pada interval usia 35 – 41 tahun yaitu sebesar 13 orang atau 43,33 . Usia ini masuk dalam usia kerja dengan kematangan berfikir commit to user 44 dalam pengambilan keputusan. Kondisi ini mendukung optimalisasi kerja petani responden, karena pada dasarnya keberhasilan usaha petani jagung hibrida ditentukan oleh pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, sejak dari persiapan lahan sampai pasca panen. Tabel 16. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan yang Ditempuh No Jenis Pendidikan Jumlah Responden orang Persentase 1. SD 10 33,33 2. SLTP 6 20,00 3. SLTA 14 46,67 Jumlah 30 100,00 Sumber: Data Primer Pada Tabel 16. dapat diketahui bahwa rata-rata petani responden telah menempuh jenjang pendidikan hingga tingkat SLTA sebanyak 14 responden atau 46,67 sehingga memiliki kemampuan berfikir dan bertindak rasional didukung oleh pengetahuan, pengalaman dan kemauan untuk saling bertanya dengan sesama petani mitra usaha atau dengan petugas lapangan mitra usaha. 3. Karakteristik petani responden berdasarkan pekerjaan Berdasarkan pekerjaan yang dimiliki, petani responden terbagi ke dalam dua jenis pekerjaan sebagai berikut: Tabel 17. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama Jenis Pekerjaan Utama Jumlah Orang Presentase Petani 27 90,00 Wiraswasta 3 10,00 Total 30 100 Sumber: Data Primer Pada Tabel 17. dapat diketahui bahwa sebanyak 27 orang petani responden memiliki pekerjaan utama sebagai petani. Lain halnya dengan responden lain yang memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta misalnya pedagang kelontong dan membuka bengkel. Responden yang commit to user 45 memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta menganggap pekerjaan bertani hanya sebagai pekerjaan sampingan. Tabel 18. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan Jenis Pekerjaan Utama Jumlah Orang Presentase Petani 3 30,00 Wiraswasta 6 60,00 Lainnya 1 10,00 Total 10 100 Sumber: Data Primer Pada Tabel 18. dapat diketahui bahwa sebanyak 10 orang petani responden memiliki pekerjaan sampingan. Sebanyak 3 petani responden menjadi pekerjaan petani sebagai pekerjaan sampingan dan permasalahan tanaman diserahkan kepada buruh tani walaupun tidak sepenuhnya tentu dengan biaya tenaga kerja yang lebih mahal, sedangkan dari 30 petani responden sebanyak 6 petani responden menjadikan wiraswasta sebagai pekerjaan sampingan dan 1 petani responden menjadikan sopir sebagai pekerjaan sampingan. Pada tabel diatas bahwa dari 30 petani responden terdapat 20 petani responden yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.

B. Kondisi Sisitem Kemitraan