commit to user 6
II. LANDASAN TEORI
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian Widiastuti 2002 berjudul “Analisis SWOT Petani Kabupaten Sleman Peserta Kemitraan Usaha Peternak Ayam
Pedaging Pada PT Gema Usaha Ternak GUT Yogyakarta” diketahui bahwa kekuatan pada kemitraan usaha ini adalah sikap petani yang didukung tenaga
kerja dan lahan produksi yang tersedia serta Keunggulan-Keunggulan yang dimiliki perusahaan inti dan aparat pemerintah. Kelemahannya adalah
keterbatasan yang dimiliki petani, dominasi usaha perusahaan inti serta kekurangjelasan kebijakan pemerintah. Peluang kemitraan usaha adalah
prospek pengembangan usaha petani dan perusahaan inti serta pengembangan masyarakat desa. Ancaman yang muncul adalah fluktuasi harga sarana
produksi dan produk, ketidak pastian iklim usaha serta kurangnya pemahaman aparat pemerintah terhadap kemitraan usaha.
Mustafa 2004 dalam penelitiannya pada kemitraan PT Kemfarm Indonesia dengan petani terung jepang di Kabupaten Kediri, Jawa Timur
menyebutkan bahwa faktor internal kekuatannya antara lain ditunjukkan oleh tingginya komitmen petani terhadap bisnis, arah tujuan masa depan melalui
jaminan pasar dan harga pasti yang stabil, kemampuan manajemen, pemecahan terhadap permasalahan secara keseluruhan atas kegagalan
usahatani, dan kemampuan keuangan. Faktor internal kelemahan pada pelaksanaan kemitraan meliputi kurangnya pengalaman pasar dalam
memprediksi jumlah permintaan dan kemampuannya memenuhi serta kemampuan bersaing dengan produsen lain dengan pasar yang sama,
keterbatasan keahlian teknik petani, proses-proses mutu yang tidak terkontrol oleh perusahaan, dan kebijakan kerjasama. Faktor eksternal peluang meliputi
adanya peluang peningkatan diversifikasi usaha, dan prospek pengembangan usahatani terung jepang. Sedangkan ancaman yang dihadapi meliputi
masuknya perusahaan inti agribisnis lain di pasar, dan masuknya negara eksportir terung jepang selain Indonesia ke negara Jepang.
commit to user 7
Berdasarkan hasil penelitian Widiastuti 2002 dan Mustafa 2004 dapat diketahui bahwa sistem kemitraan yang dilaksanakan antara pengusaha besar
dengan pengusaha kecil atau antara perusahaan inti dengan petani plasma di Indonesia berada di wilayah pertumbuhan growth atau tergolong sedang.
Artinya pengaruh faktor kekuatan tidak terlalu mendominasi faktor internal dalam sistem kemitraan. Begitupun faktor peluang juga tidak terlalu
mendominasi faktor eksternal dalam sistem kemitraan. Faktor internal dalam sistem kemitraan berkaitan dengan faktor tenaga kerja, produktivitas,
pendapatan, ketrampilan dan kemampuan teknis, permodalan, pengalaman pasar, kontinuitas bahan baku, teknologi, lahan produksi dan kebijakan
kerjasama kedua belah pihak yang bermitra. Faktor eksternal kemitraan berkaitan dengan prospek pengembangan usaha, fluktuasi permintaan,
fluktuasi harga sarana penunjang produksi, sumber daya alam, pesaing, dan peluang peningkatan diversifikasi usaha.
B. Tinjauan Pustaka