32 Pada konsentrasi 100100 ml aquadest terlihat pada grafik kandungan
logam kalium semakin menurun hingga konsentrasi larutan KOH 175100 ml aquadest. Penurunan kandungan logam kalium ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya karena semakin tingginya konsentrasi larutan KOH, maka akan membuat larutan KOH menjadi jenuh atau lewat jenuh. Dalam hal ini
KOH tidak larut sempurna dalam aquadest. Oleh karena itu, mengurangi ion K
+
yang terurai dari larutan KOH, sehingga mengurangi pula penyerapan ion K
+
pada permukaan zeolit alam dalam proses impregnasi [44]. Dalam proses impregnasi
adsorpsi logam kalium dan terjadi pertukaran ion antara K
+
dari larutan KOH dan Al ataupun Si pada zeolit alam yang akan membentuk ikatan Al-O-K seperti yang
telihat pada struktur zeolit alam . Dalam pertukaran ion ini, dapat terjadi reaksi balik jika telah tercapai jumlah kation yang setara [45]. Oleh karena itu, pada
proses pertukaran ion dalam zeolit alam dengan K
+
dapat terjadi reaksi balik dengan konsentrasi KOH yang semakin tinggi dimana menyebabkan penurunan
kandungan logam kalium. Selain itu, persaingan ion – ion antara ion K
+
dan ion logam pada zeolit alam yang semakin banyak dengan bertambahnya konsentrasi
juga menyebabkan keterbatasan dalam penyerapan K
+
. Oleh karena itu, terjadi penurunan kandungan logam kalium pada KOHzeolit alam dengan semakin
tingginya konsentrasi larutan KOH. Kandungan logam kalium tertinggi yang diperoleh sebesar 36,0473 pada
konsentrasi 75 gram100 mL aquadest, kandungan logam ini lebih kecil dari yang telah dilaporkan Kusuma, dkk [7]. Hal ini disebabkan oleh ukuran ayakan yang
digunakan dalam penelitian lebih kecil dibandingkan dengan ukuran ayakan yang digunakan oleh Kusuma, sehingga ukuran partikel zeolit menjadi lebih besar dan
luas permukaan pori akan semakin kecil.
4.2.2 Analisis FTIR Fourier Transform Infra Red Zeolit Alam dan
Modifikasi KOHZeolit Alam Berdasarkan hasil analisis dengan AAS diatas, dengan hasil terbaiknya
pada konsentrasi larutan KOH sebesar 75100 ml aquadest yang didapatkan kandungan logam kalium K tertinggi sebesar 36,0473 . Pada hasil terbaik
tersebut dilakukan analisis gugus dengan FTIR. Analisis FTIR berguna untuk
Universitas Sumatera Utara
33 mengetahui keberadaan gugus K–O pada katalis heterogen zeolit alam yang telah
dimodifikasi dengan KOH serta membandingkan dengan gugus zeolit alam tanpa modifikasi. Hal ini disajikan dalam Gambar 4.3.
Keterangan analisis gugus fungsi [46, 47, 48, 49, 50]
:
- 3433,29 cm
-1
: gugus hidroksil O–H -
3371,57 cm
-1
: gugus hidroksil O–H -
1631,78 cm
-1
: ikatan molekul H
2
O -
1647,21 cm
-1
: ikatan molekul H
2
O -
1384,89 cm
-1
: internal asimetris Si-OSi -
1053,13 cm
-1
: regang simetris ikatan Si T–O–T -
1010,70 cm
-1
: regang simetris ikatan Si T–O–T -
790,81 cm
-1
: vibrasi ulur simetris oksida logam MO -
887,26 cm
-1
: vibrasi ulur simetris oksida logam MO -
462,92 cm
-1
: vibrasi tekuk T–O T = Si atau Al -
459,06 cm
-1
: vibrasi tekuk T–O T = Si atau Al
Gambar 4.3 Hasil Analisis Modifikasi Zeolit Alam dengan FTIR Fourier Transform Infra Red
Pada Gambar 4.3 menunjukkan hasil karakterisasi FTIR dari zeolit alam dan modifikasinya yaitu KOHzeolit alam. Hasil FTIR menunjukkan bahwa pada
zeolit alam terlihat puncak 3433,29 cm
-1
yang merupakan serapan dari gugus O–H sedangkan pada modifikasi KOHzeolit alam gugus hidroksi O-H terlihat pada
puncak 3371,57 cm
-1
. Selain itu puncak serapan 1631,78 cm
-1
pada zeolit alam
Universitas Sumatera Utara
34 yang
merupakan ikatan molekul H
2
O yang teradsorbsi terlihat memiliki penurunan persentasi transmitan pada KOHzeolit alam dengan puncak 1647,21
cm
-1
. Hal ini disebabkan pada proses impregnasi dan proses kalsinasi dimana molekul
H
2
O
terlepas dari struktur zeolit alam dan digantikan dengan ion K. Oleh sebab itu, terjadi penurunan pada ikatan molekul H
2
O yang teradsorbsi pada zeolit alam.
Pada zeolit alam terlihat puncak 1053,13 cm
-1
yang menunjukkan adanya regang simetris ikatan Si dalam bentuk T–O–T. Sedangkan pada KOHzeolit
regang simetris ikatan Si terlihat pada puncak 1010,70 cm
-1
. Serapan vibrasi tekuk T–O berada pada kisaran 420-500 cm
-1
. Puncak 462,92 cm
-1
dan 459,06 cm
-1
pada pada zeolit alam dan KOHzeolit alam menunjukkan adanya vibrasi tekuk dari
ikatan T–O Si–O atau Al–O. Puncak ini merupakan interpretasi dari jalinan internal pada kerangka zeolit alam. Pada dasarnya struktur zeolit alam dan
struktur zeolit alam yang telah dimodifikasi tidak jauh berbeda. Pada beberapa puncak gugus serapan KOHzeolit alam mengalami sedikit perubahan yaitu
penurunan intensitas gelombang. Hal ini disebabkan karena dalam proses impregnasi terjadi dekationisasi sebagai desilikasi dan hilangnya sifat
mengkristal, seperti yang dinyatakan oleh Ates dan Gokcen 2016 [46]. Pada puncak 790,81 cm
-1
pada zeolit alam merupakan vibrasi ulur simetri oksida logam. Sedangkan pada KOHzeolit alam terlihat pada puncak yang
berbeda yaitu 887,26 cm
-
1. Logam tersebut dapat diidentifikasikan sebagai kalium, karena terjadinya impregnasi zeolit alam dengan larutan KOH yang
mengandung logam kalium. Dengan demikian, pada zeolit alam dan KOHzeolit alam terdapat oksida kalium KO. Munandar, dkk 2014 menyatakan bahwa
interval spektra 770-803 cm
-
1 merupakan interpretasi gugus fungsi K-O [51]. Selain itu, Almjadleh, dkk 2014 melaporkan bahwa pada puncak 750,31 cm
-
1 terdapat vibrasi ulur simetris oksida logam MO serta Ates dan Gokcen 2016
melaporkan bahwa pada kisaran puncak 600-800 cm
-1
merupakan ikatan dari pertukaran kation [46, 47]. Oleh karena itu, dapat diindifikasikan bahwa pada
puncak serapan ini terdapat gugus dari kation K
+
yang berikatan dengan kerangka utama zeolit alam, baik itu Si–O–K atau Al–O–K. Keberadaan puncak ini pada
zeolit alam menjadi bagian penting dari keaktifan katalitik zeolit alam sebagai
Universitas Sumatera Utara
35 katalis dalam reaksi. Selain itu, dapat dilihat bahwa pada KOHzeolit alam
memiliki puncak yang lebih kuat pada gugus serapan 887,26 cm
-
1 yang mengindifikasikan gugus kalium dibandingkan pada zeolit alam yang memiliki
puncak yang lebih lemah. Hal ini membuktikan bahwa kandungan kalium pada KOHzeolit alam lebih besar dari zeolit alam tanpa modifikasi.
4.3 PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN TERHADAP