Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Yield Biodiesel

37

4.3.2 Pengaruh Waktu Reaksi terhadap Yield Biodiesel

Dari hasil pembahasan sebelumnya yang menghasilkan kondisi terbaik, dimana jumlah katalis KOHzeolit alam sebesar 2 dijadikan sebagai variabel tetap pada variasi waktu reaksi dalam pembuatan biodiesel. Adapun hasil pembuatan biodiesel yang telah dilakukan dengan variasi waktu reaksi dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut. Gambar 4.5 Hubungan antara Waktu Reaksi dengan Yield Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 60 ºC, Jumlah Katalis 2 , dan Perbandingan Mol AlkoholMinyak 10:1 Gambar 4.5 menunjukkan hubungan waktu reaksi terhadap yield biodiesel, dimana semakin lama waktu reaksi maka yield yang dihasilkan akan semakin besar, dan yield terbaik diperoleh pada waktu reaksi 2 jam. Tetapi setelah waktu reaksi 2 jam yield biodiesel mengalami penurunan. Pada reaksi awal transesterifikasi minyak dedak padi dan metanol dengan katalis KOHzeolit alam akan berjalan secara perlahan untuk mendispersikan minyak dan alkohol [54]. Selanjutnya reaksi transesterifikasi akan berjalan cepat hingga menghasilkan yield biodiesel yang terbaik [55]. Hal ini dapat dilihat terjadi peningkatan yield biodiesel dari 95,82 hingga 98,71 yang dihasilkan dari waktu reaksi 1,5 jam hingga 2 jam. Pada reaksi transesterifikasi dengan waktu reaksi 2 jam inilah menghasilkan yield biodiesel yang terbaik. Setelah waktu reaksi 2 jam yield biodiesel mengalami penurunan. Hal ini disebabkan reaksi transesterifikasi merupakan reaksi reversible. Waktu reaksi yang terlalu lama akan Universitas Sumatera Utara 38 mengakibatkan reaksi balik [53]. Reaksi balik pada transesterifikasi akan menghasilkan asam lemak dan akan mengurangi yield FAME yang dihasilkan [56]. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa pada waktu reaksi setelah 2 jam 2,5 ; 3 ; 3,5 jam mengalami penurunan yield biodiesel dari 98,71 hingga 88,30. Kondisi terbaik yang dihasilkan adalah pada suhu reaksi 60 ºC, jumlah katalis KOHzeolit alam 2 , perbandingan mol alkoholminyak 10:1 dan waktu reaksi 2 jam. Pada kondisi tersebut memberikan yield biodiesel sebesar 98,71 . Tan, dkk 2015 juga melaporkan bahwa pada minyak goreng bekas dengan katalis cangkang telur menghasilkan yield tertinggi pada waktu reaksi 2 jam dan mengalami penurunan setelah waktu reaksi lebih dari 2 jam [55].

4.3.3 Pengaruh Perbandingan Mol AlkoholMinyak terhadap

Dokumen yang terkait

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

2 17 101

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 1 21

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 0 2

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan K2C03

0 3 5

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 3 21

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 2

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 4

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 2 12

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 6

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH Appendix

0 0 25