5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BIODIESEL
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif yang berasal dari minyak nabati ataupun lemak hewan. Komponen utama dalam minyak nabati dan lemak
hewan adalah trigliserida atau yang dikenal sebagai ester dari asam lemak yang bereaksi membentuk gliserol. Biasanya, trigliserida dari minyak nabati dan lemak
hewan mengandung beberapa asam lemak yang berbeda [17]. Ketersediaan dari bahan baku biodiesel saat ini dapat diperoleh dari minyak bahan pangan kedelai,
cottonsed, kelapa, kacang, canolarapeseed, biji bunga matahari, minyak bahan non pangan, lemak hewan, alga, dan minyak limbah dari bahan pangan [1,11,18].
Produksi biodiesel dari minyak bahan pangan akan menaikkan harga dari beberapa komoditas di pasar serta akan menciptakan beberapa masalah. Harga
dari minyak bahan pangan yang tinggi akan menyebabkan harga keseluruhan produksi dari biodiesel juga akan tinggi. Produksi biodiesel dari minyak bahan
non pangan akan memberikan ketersediaan yang baik serta memberikan harga yang lebih murah contohnya jatropha, pongamia, karanji, linseed, rice bran,
rubber seed dan castor. Asam lemak yang terkandung dalam suatu minyak akan mendeskripsikan nomor karbon serta akan mempengaruhi dalam proses
transesterifikasi yang juga akan mempengaruhi kandungan dari hasil biodiesel yang dihasilkan [11,18].
Proses produksi biodiesel dapat dilakukan menggunakan katalis homogen asam, proses superkritikal, proses enzim, katalis heterogen asam dan
sonochemical [1]. Sedangkan metode yang digunakan dalam produksi biodiesel diantaranya : langsung menggunakan minyak nabati, mikroemulsi, pirolisis, dan
transesterifikasi. Dalam pembuatan biodiesel dengan pirolisis dan mikroemulsi akan menghasilkan biodiesel yang memiliki angka setana yang rendah.
Transesterifikasi merupakan metode yang sering digunakan dalam pembuatan biodiesel. Dalam proses transesterifikasi direaksikan trigliserida yang berupa
minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol serta adanya penambahan
Universitas Sumatera Utara
6 katalis, yang akan menghasilkan metil ester atau biodiesel [19]. Beberapa standar
pembentukkan biodiesel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Standart American Society for Testing and Materials ASTM yang
Diizinkan untuk Biodiesel dan Diesel [18] Property
Diesel Biodiesel
Standard ASTM D975
ASTM D6751 Composition
HCaC10-C21 FAMEbC12-C22
Kin.viscosity mm
2
s at 40
o
C 1.9-4.1
1.9-6.0 Boiling Point
o
C 188-343
182-338 Flash Point
o
C 60-80
100-170 Cloud Point
o
C -50 to 5
-3 to 12 Pour Point
o
C -35 to -15
-15 to 16 Water vol
0.05 0.05
Carbon wt 87
77 Hydrogen wt
13 12
Oxygen wt 11
Sulfur wt 0.05
0.05 Cetane number ignition
quality 40-55
48-60 Stoichiometric airfuel
ratio AFR 15
13.8 HFRRc Dm
685 314
BOCLEd scuff g 3600
7000 Life-cycle energy balance
energy units produced per unit energy
consumed 0.831
3.21
Metil ester content -
min 96,5 EN 14103
2.2 BAHAN BAKU