38 mengakibatkan reaksi balik [53]. Reaksi balik pada transesterifikasi akan
menghasilkan asam lemak dan akan mengurangi yield FAME yang dihasilkan [56]. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa pada waktu reaksi setelah 2 jam 2,5 ; 3 ;
3,5 jam mengalami penurunan yield biodiesel dari 98,71 hingga 88,30. Kondisi terbaik yang dihasilkan adalah pada suhu reaksi 60 ºC, jumlah
katalis KOHzeolit alam 2 , perbandingan mol alkoholminyak 10:1 dan waktu reaksi 2 jam. Pada kondisi tersebut memberikan yield biodiesel sebesar 98,71 .
Tan, dkk 2015 juga melaporkan bahwa pada minyak goreng bekas dengan katalis cangkang telur menghasilkan yield tertinggi pada waktu reaksi 2 jam dan
mengalami penurunan setelah waktu reaksi lebih dari 2 jam [55].
4.3.3 Pengaruh Perbandingan Mol AlkoholMinyak terhadap
Yield Biodiesel
Dari hasil pembahasan sebelumnya yang menghasilkan kondisi terbaik, dimana waktu reaksi sebesar 2 jam dijadikan sebagai variabel tetap pada variasi
perbandingan mol alkoholminyak dalam pembuatan biodiesel. Adapun hasil pembuatan biodiesel yang telah dilakukan dengan variasi perbandingan mol
alkoholminyak dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Hubungan antara Perbandingan Mol,AlkoholMinyak dengan Yield Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 60 ºC, Waktu Reaksi 2 jam, serta
Jumlah Katalis 2, 3 dan 4
Universitas Sumatera Utara
39 Gambar 4.6 menunjukkan hubungan waktu reaksi terhadap yield biodiesel
pada variasi katalis 2 , 3, dan 4, dimana semakin besar perbandingan mol alkoholminyak maka yield yang dihasilkan akan semakin meningkat dan yield
terbaik diperoleh pada perbandingan mol alkoholminyak 12:1. Akan tetapi, setelah perbandingan mol alkoholminyak 12:1 terjadi penurunan yield biodiesel.
Pada reaksi transesterifikasi penggunaan rasio mol alkoholminyak sangat mempengaruhi
yield biodiesel.
Pada dasarnya penggunaan rasio molar metanolminyak yang berlebih akan mengeser reaksi ke arah equilibrium reaksi
dan membantu mencapai yield biodiesel yang terbaik [55]. Hal ini ditunjukkan terjadinya peningkatan yield biodiesel pada perbandingan mol alkoholminyak 8:1
hingga perbandingan mol alkoholminyak 10:1 dari masing-masing variasi katalis 2, 3, dan 4. Dan pada perbandingan mol alkoholminyak 10:1, reaksi
transesterifikasi telah bergeser pada kesetimbangan reaksi dan mencapai yield terbaik pada masing-masing variasi katalis.
Penggunaan rasio molar metanolminyak yang terlalu tinggi akan melarutkan gliserol sebagai reaksi
samping dengan kelebihan metanol, sehingga dapat menghalangi reaksi metanol, minyak dan katalis. Selain itu, gugus polar hidroksil metanol akan menjadi
emulsifier yang akan mengakibatkan semakin sulit proses pemisahan biodiesel dari campuran hasil reaksi sehingga akan menggurangi yield FAME [52]. Hal
ini ditunjukkan terjadinya penurunan yield biodiesel dari perbandingan mol alkoholminyak 10:1 hingga perbandingan mol alkoholminyak 12:1 pada masing-
masing variasi katalis 2, 3, dan 4. Kondisi terbaik yang dihasilkan adalah pada waktu reaksi 2 jam, suhu
reaksi 60 ºC, perbandingan mol alkoholminyak 10:1, dan jumlah katalis KOHzeolit alam 2. Pada kondisi tersebut memberikan yield biodiesel sebesar
98,71 . Tan, dkk 2015 juga melaporkan bahwa pada minyak goreng bekas dengan katalis cangkang telur semakin besar rasio mol metanolminyak akan
semakin tinggi yield biodiesel hingga rasio mol 10:1. Setelah rasio mol lebih besar dari 10:1 yield biodiesel akan mengalami penurunan [55].
Universitas Sumatera Utara
40
4.4 KARAKTERISTIK BIODIESEL