3.6.3 Pengukuran Indeks Glikemik Bubur Jagung Kacang Hijau
Pengukuran nilai indeks glikemik dilakukan dengan membandingkan luas area dibawah kurva respon glukosa darah terhadap pangan uji dibandingkan dengan
luas area dibawah kurva respon glukosa darah terhadap pangan acuan. Pengukuran glukosa darah dilakukan dengan menggunakan alat glukometer Easy Touch
®
GCU. Sampel darah diperoleh pada permukaan kulit setelah sedikit perlukaan kecil dengan
menggunakan lancet alat penusuk khusus, kemudian darah pada pembuluh kapiler subyek disentuhkan pada celah sensor diujung strip uji yang telah terpasang pada
detektor digital glukometer sehingga kadar glukosa darah sampel terbaca. Metode pemeriksaan glukosa oleh glukometer yaitu chronoampherometric
electrochemical method dimana apabila darah dimasukkan pada celah sensor diujung strip uji yang telah terpasang pada detektor digital, kadar glukosa darah
dapat terbaca. Hal ini terjadi karena celah sensor pada strip uji glukosa berisi reagent berupa enzim glukose oksidase dan kalium ferrisianida. Prinsip keja sensor strip uji
pada glukometer yaitu glukosa yang terdapat dalam darah akan diubah menjadi glukonolakton oleh enzim glukose oksidase. Enzim tersebut akan direoksidasi oleh
ion ferrisianida menghasilkan ion ferrosianida. Ferrosianida yang dihasilkan akan terdeteksi secara elektrokimia. Muatan listrik yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi glukosa dalam sampel Barkit, et al., 2003 dalam Hasan, 2011 dalam Sundari, 2014.
Prosedur pengukuran indeks glikemik mengacu pada Miller, et al.1996 dalam Rimbawan Siagian 2004 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Subyek yang terdiri dari 8 orang diharuskan berpuasa selama ± 10 jam kecuali
air putih pada malam sebelum penelitian mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB. Pagi harinya sebelum jam 08.00 WIB subyek penelitian harus
berada di tempat penelitian. b.
Subyek yang masih dalam keadaan berpuasa kemudian diambil sampel darahnya
sebanyak 50 μL –finger-prick capillary blood samples method– untuk mengukur kadar glukosa darah saat puasa.
c. Subyek diberi pangan acuan yaitu roti tawar yang mengandung 50 g
karbohidrat. d.
Sampel darah subyek diambil setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke-2 menit ke 15, 30, 45, 60, 90, dan ke 120 dan diukur kadar
glukosa darahnya menggunakan glukometer. Selama penelitian, subyek diminta untuk tidak melakukan aktifitas berat, seperti olahraga lari, mengangkat beban
dan sebagainya karena hal tersebut akan mempercepat penurunan kadar gula darah. Subyek diminta untuk hanya melakukan aktifitas ringan saja, seperti
menonton, membaca dan sebagainya. Subyek diusahakan berada dalam kondisi yang nyaman dan tidak meninggalkan tempat penelitian.
e. Pada waktu yang berlainan, dilakukan perlakuan ke-2 yakni dengan
memberikan pangan uji. Subyek yang masih dalam keadaan berpuasa kemudian diambil sampel darahnya, lalu subyek diberi pangan uji yaitu bubur jagung
kacang hijau yang mengandung 50 g karbohidrat. Sampel darah subyek diambil setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke-2 menit ke 15,
30, 45, 60, 90, dan ke 120 dan diukur kadar glukosa darahnya menggunakan
Universitas Sumatera Utara
glukometer. Hal ini dilakukan pada hari lain, minimal tiga hari setelah perlakuan pertama untuk mengurangi efek keragaman respon gula darah dari
hari ke hari. f.
Data kadar gula darah pada setiap waktu pengambilan sampel diplot pada dua sumbu, yaitu waktu dalam menit x dan kadar glukosa darah y.
g. Indeks glikemik ditentukan dengan cara membandingkan luas daerah di bawah
kurva antara pangan yang diukur indeks glikemiknya dengan pangan acuan.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data