Pengukuran Indeks Glikemik Pengukuran Indeks Glikemik Bubur Jagung Kacang Hijau

Jumlah karbohidrat tersedia available carbohydrate dihitung dengan menggunakan pendekatan kandungan karbohidrat bb dikurangi kandungan serat pangan bb Syadiah, 2010 dalam Karimah, 2011. Sedangkan jumlah porsi roti tawar dan bubur jagung kacang hijau yang harus dikonsumsi oleh subyek yang setara dengan 50 g karbohidrat pada penelitian ini dihitung sebagai berikut. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah porsi roti tawar yang mengandung 50 g karbohidrat adalah 125 g dan jumlah porsi bubur jagung kacang hijau yang mengandung 50 g karbohidrat adalah sebanyak 326,7 g.

4.4.3 Pengukuran Indeks Glikemik

Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan selama dua jam. Sebelum dilakukan pengukuran kadar glukosa darah, subyek diharuskan berpuasa kecuali air putih selama minimal 10 jam. Subyek yang telah berpuasa satu malam penuh kemudian diukur kadar glukosa darahnya pada menit ke-0 yaitu sebelum diberi pangan acuan maupun pangan uji. Setelah itu, subyek diukur kadar glukosa darahnya setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua. Berdasarkan hasil pengukuran glukosa darah yang dilakukan dengan menggunakan alat glukometer Easy Touch ® GCU diperoleh respon glukosa darah subyek terhadap pemberian pangan acuan roti tawar. Respon glukosa darah subyek terhadap pemberian pangan acuan roti tawar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Respon Glukosa Darah terhadap Pangan Acuan Subyek Respon Glukosa Darah terhadap Pangan Acuan Roti TawarRoti Putih Satuan 0’ 15’ 30’ 45’ 60’ 90’ 120’ menit 1 102 176 141 130 96 93 115 mgdL 2 88 107 86 91 98 91 86 mgdL 3 75 128 124 105 96 100 98 mgdL 4 73 115 115 100 98 115 96 mgdL 5 72 111 101 101 107 90 95 mgdL 6 72 109 109 109 103 98 98 mgdL 7 69 134 138 102 99 104 92 mgdL 8 60 79 95 102 94 78 79 mgdL Rata-rata 76,4 119,9 113,6 105 98,9 96,1 94,9 mgdL Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pemberian roti tawar menaikkan kadar glukosa darah dari 76,4 mgdL pada t.0’ menjadi 119,9 mgdL pada t.15’. Hasil pengukuran tersebut berarti kadar glukosa darah subyek mengalami kenaikan sebesar 43,5 mgdL atau sebesar 56,93. Nilai ini merupakan puncak kenaikan karena pada menit selanjutnya kadar glukosa darah terus menurun hingga mendekati keadaan normal kembali. Sedangkan hasil respon glukosa darah subyek terhadap pemberian pangan uji bubur jagung kacang hijau dapat dilihat pada tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Respon Glukosa Darah terhadap Pangan Uji Subyek Respon Glukosa Darah terhadap Pangan Uji Bubur Jagung Kacang Hijau Satuan 0’ 15’ 30’ 45’ 60’ 90’ 120’ menit 1 75 112 106 92 85 82 65 mgdL 2 66 99 90 99 85 75 68 mgdL 3 69 103 93 93 78 65 69 mgdL 4 67 112 105 92 86 76 80 mgdL 5 80 116 99 92 81 72 68 mgdL 6 69 137 137 118 112 80 80 mgdL 7 81 135 149 125 116 74 58 mgdL 8 69 112 93 93 91 63 60 mgdL Rata-rata 72 115,8 109 100,5 91,8 73,4 68,5 mgdL Tabel di atas menunjukkan bahwa pemberian bubur jagung kacang hijau menaikkan kadar glukosa darah dari 72 mgdL pada t.0’ menjadi 115,8 mgdL pada t. 15’ berarti mengalami kenaikan sebesar 43,8 mgdL atau sebesar 60,83. Nilai ini merupakan puncak kenaikan karena pada menit selanjutnya kadar glukosa darah terus menurun hingga mendekati keadaan normal kembali. Data dari hasil rata-rata respons glikemik subyek penelitian terhadap pangan acuan roti tawar dan pangan uji bubur jagung kacang hijau ditebarkan dalam sumbu X waktu dan sumbu Y kadar glukosa darah dengan menggunakan Software Microsoft Excell 2010. Dengan demikian, akan diperoleh sebuah kurva yang menunjukkan respon glukosa darah terhadap pangan yang diberikan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Kurva Respon Glukosa Darah terhadap Roti Tawar dan Bubur Jagung Kacang Hijau Kurva respon glukosa darah yang dibuat digunakan untuk menghitung luas area di bawah kurva atau Incremental Area Under the Curve IAUC. Pada penelitian ini, perhitungan luas area di bawah kurva mengacu pada rekomendasi FAO 1998 dalam Brouns, et al. 2005 yang menunjukkan bahwa luas yang dihitung adalah bagian di atas garis horizontal atau dengan kata lain, mengabaikan area di bawah konsentrasi puasa. Luas area di bawah kurva dihitung secara manual dengan cara menarik garis horizontal dan membuat garis vertikal berdasarkan waktu pengambilan darah sehingga kurva membentuk luas bangun persegi panjang. Luas area di bawah kurva diperoleh dengan cara menjumlahkan masing-masing luas bangun. Pengukuran luas area di bawah kurva pangan uji dan pangan acuan pada penelitian ini menggunakan metode kertas milimeter. Pengukuran dengan metode ini 72 115,8 109 100,5 91,8 73,4 68,5 76,4 119,9 113,6 105 98,9 96,1 94,9 20 40 60 80 100 120 140 15 30 45 60 90 120 K adar G luk osa D arah m g dL Waktu Pengambilan Darah menit Kurva Respon Glukosa Darah terhadap Roti Tawar dan Bubur Jagung Kacang Hijau Bubur Jagung Kacang Hijau Roti Tawar Universitas Sumatera Utara dilakukan secara manual yaitu dengan menggambarkan kurva respons glukosa darah subyek pada kertas millimeter blok. Selanjutnya, ditarik garis vertikal dan horizontal pada kurva sehingga membentuk bangun persegi panjang. Persegi panjang yang terbentuk memiliki sisi yang diambil dari luar kurva dan memiliki sisi yang dibuang dari dalam kurva. Sisi persegi panjang yang diambil dari luar kurva harus memiliki ukuran yang sama besar dengan sisi persegi panjang yang dibuang dari dalam kurva. Luas persegi panjang yang terbentuk dihitung dengan menggunakan rumus luas bangun persegi panjang, yaitu panjang dikali lebar P × L. Persegi panjang yang terbentuk pada kurva pangan acuan roti tawar dibagi menjadi 11 bangun persegi panjang. Masing-masing bangun dijadikan alas persegi panjang yang terdiri dari P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, dan P11. Perhitungan luas area di bawah kurva roti tawar dapat dilihat pada gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Kurva Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva Roti Tawar Kurva yang terbentuk di atas menggambarkan kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah subyek sejak menit ke ‘0’ sebelum mengonsumsi pangan sampai menit ke ‘120’ 2 jam setelah mengonsumsi pangan. Titik koordinat yang terbentuk merupakan hasil rata-rata respon gula darah delapan orang subyek selama waktu pengukuran gula darah menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120. Berdasarkan kurva tersebut, dihitung luas area di bawah kurva yang terbentuk. Luas area di bawah kurva digunakan untuk menghitung nilai indeks glikemik pangan uji. Berdasarkan kurva perhitungan luas area di bawah kurva roti tawar diatas, diperoleh hasil perhitungan untuk 11 bangunan persegi panjang adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Perhitungan Luas Area Persegi Panjang pada Roti Tawar Area Sisi Luas Area P L P1 24 7 168 P2 39 5 195 P3 43 6 258 P4 40 12 480 P5 34 10 340 P6 29 10 290 P7 25 10 250 P8 22 17 374 P9 20 13 260 P10 19 20 380 P11 18 10 180 Luas Area Total 3175 Luas area di bawah kurva dihitung dengan menjumlahkan luas persegi panjang yang terbentuk pada kurva. Luas persegi panjang dihitung menggunakan rumus luas bangun persegi panjang yaitu panjang dikali lebar P × L. Selanjutnya, diperoleh luas area total dengan menjumlahkan luas setiap bangun persegi panjang yang terbentuk. Tabel di atas menunjukkan hasil perhitungan luas area di bawah kurva pada roti tawar dari bangun persegi panjang yang terbentuk. Sedangkan bangun persegi panjang yang terbentuk pada kurva pangan uji bubur jagung kacang hijau dibagi menjadi 11 bangun persegi panjang. Masing-masing bangun dijadikan alas persegi panjang yang terdiri dari P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, dan P11. Perhitungan luas area di bawah kurva bubur jagung kacang hijau dapat dilihat pada gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Kurva Perhitungan Luas Area di Bawah Kurva Bubur Jagung Kacang Hijau Berdasarkan kurva perhitungan luas area di bawah kurva bubur jagung kacang hijau diatas, diperoleh hasil perhitungan untuk 11 bangunan persegi panjang adalah sebagai berikut. Tabel 4.7 Perhitungan Luas Area Persegi Panjang pada Bubur Jagung Kacang Hijau Area Sisi Luas Area P L P1 18 5 90 P2 33 4 132 P3 42 5 210 P4 43 6 258 P5 40 10 400 P6 35 9 315 P7 30 7 210 P8 23 13 299 P9 15 14 210 P10 8 10 80 P11 3 7 21 Luas Area Total 2225 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan cara di atas, diperoleh hasil perhitungan luas area di bawah kurva roti tawar yaitu sebesar 3175 dan luas area di bawah kurva bubur jagung kacang hijau adalah sebesar 2225. Indeks glikemik dihitung dengan membandingkan luas area di bawah kurva pangan uji dengan luas area di bawah kurva pangan acuan. Nilai indeks glikemik pangan uji dihitung berdasarkan rumus: IG = Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh nilai indeks glikemik bubur jagung kacang hijau yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.8 Indeks Glikemik Pangan Pangan Luas Area di bawah Kurva Indeks Glikemik Kategori Roti tawar 3175 71 Tinggi Bubur jagung kacang hijau 2225 70 Sedang Wolever TMS, et al. 2003 Hasil perhitungan dengan membandingkan antara luas area di bawah kurva pangan uji yaitu bubur jagung kacang hijau dengan pangan acuan yaitu roti tawar, diperoleh hasil nilai indeks glikemik bubur jagung kacang hijau yaitu sebesar 70. Hal tersebut berarti pangan uji berupa bubur jagung kacang hijau dikategorikan sebagai jenis pangan dengan nilai indeks glikemik sedang intermediate yaitu berada pada rentang nilai 55 –70. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kandungan Zat Gizi pada Bubur Campuran Jagung Manis dan Kacang Hijau Berdasarkan hasil analisis zat gizi yang dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan pada bubur campuran jagung manis dan kacang hijau dengan perbandingan komposisi 1:1, menunjukkan dalam setiap 100 g bubur jagung kacang hijau mengandung 70,0 air, 1,21 abu, 6,70 protein, 1,35 lemak, 15,5 karbohidrat dan 0,20 serat kasar. Karbohidrat adalah zat gizi yang memiliki fungsi utama sebagai penghasil energi dan merupakan sumber kalori. Jumlah kalori yang dihasilkan dari 1 g karbohidrat adalah 4 kkal. Menurut International Congress of Nutrition 1992 dalam Aritonang, et al. 2015, karbohidrat merupakan salah satu nutrisi makro yang memiliki peran penting dalam pola konsumsi. Sebesar 60 –70 kebutuhan energi harian disarankan berasal dari karbohidrat. Sumbangan energi dari karbohidrat pada bubur jagung kacang hijau yaitu sebesar 62 kkal. Kadar karbohidrat yang terdapat pada bubur jagung kacang hijau tergolong lebih rendah dibandingkan dengan kadar karbohidrat dalam jagung manis rebus, tumis dan bakar pada penelitian Amalia, et al. 2011, yaitu masing-masing 15,72, 16,04 dan 18,18. Hal ini dapat disebabkan oleh proses pemasakan yang dapat mempengaruhi komposisi zat gizi tersebut. Selain itu, kandungan air yang cukup tinggi pada bubur jagung kacang hijau juga dapat menyebabkan kandungan karbohidrat yang tersedia lebih sedikit. 56 Universitas Sumatera Utara