pembangunan, karena kemiskinan merupakan maslah keterbelakangan ekonomi suatu negara M.L Jhingan, 1996:42.
Menurut PBB kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat memenuhi kesehatan, standar hidup, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati seperti orang lain.
P Todaro 2000: 200-206 mengemukakan dua anggapan dasar yang kiranya cukup relevan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas
mengenai kemiskinan, yaitu : 1.
Kemiskinan identik dengan penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan
kegiatan lain yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional. 2.
Kaum wanita dan anak-anak merupakan kaum yang paling menderita, yang disebabkan oleh rendahnya kapasitas mereka dalam mencetak
pendapatan sendiri, terbatasnya kesempatan menikmati pendidikan dan pekerjaan yang layak di sektor formal.
1.5.7.2. Indikator Kemiskinan
Kemiskinan dapat mengakibatkan masyarakat di suatu negara terutama di negara sedang berkembang tidak mempunyai akses yang cukup untuk memasuki
sector riil, baik sebagai pekerja maupun sebagai pelaku bisnis lainnya. Karena itu sangat diperlukan suatu upaya penanggulangan agar seluruh masyarakat dapat
Universitas Sumatera Utara
memasuki pasar kerja. Indikator-indikator tersebut dipertegas dengan rumusan yang konkrit yang dibuat oleh Bappenas berikut ini;
a. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
b. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan kesehatan
c. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan
d. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha
e. Terbatasnya akses layanan perumahan dan sanitasi.
f. Terbatasnya akses terhadap air bersih.
g. Lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah.
h. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta
terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam. i.
Lemahnya jaminan rasa aman. j.
Lemahnya partisipasi masyarakat miskin.
k. Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya
tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi.
Sedangkan ukuran menurut World Bank menetapkan standar kemiskinan berdasarkan pendapatan per kapita yaitu penduduk yang pendapatan per kapitanya
kurang dari sepertiga rata-rata pendapatan per kapita nasional. Dalam konteks
Universitas Sumatera Utara
tersebut, maka ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD 2 per orang per hari. Badan Pusat Statistik mengukur kemiskinan berdasarkan beberapa
karakteristik besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan, yaitu:
1. Tidak miskin, mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp
350.610. 2.
Hampir Tidak Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488. sd. Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 sd. Rp11.687.- per
orang per hari. 3.
Hampir Miskin, dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- sd Rp 280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- sd Rp 9.350.-
per orang perhari. 4.
Miskin, dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.- kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari
5. Sangat Miskin kronis, tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang
perhari.
1.5.7.3. Penyebab Kemiskinan