BAB V ANALISA DATA
Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya.
Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai
rumusan masalah dalam penelitian ini. Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui
studi pustaka, wawancara dengan informan dari Puskemas Helvetia sebagai pelaksana Program BPJS Kesehtan dan juga beberapa masyarakat yang terkait
dalam program tersebut, maka data yang telah diperoleh oleh penulis telah disusun secara sistematis pada bab sebelumnya, baik melalui wawancara,
observasi di lokasi penelitian, sekunder dan berupa berkas maupun catatan-catatan yang diperoleh penulis dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini.
Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang efektifitas pelakasanaan program BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi
lemah di Puskesmas Helvetia. Dalam melakukan analisis, data yang telah disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan menggunakan teori-teori
dalam mengukur efektivitas melalui variabel-variabel yang telah dirumuskan oleh penulis sebelumnya sehingga analisis data yang akan dilakukan oleh penulis dapat
disajikan secara sistematis.
Universitas Sumatera Utara
5.1. Efektivitas pelakasanaan program BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah di Puskesmas Helvetia, Medan.
BPJS Kesehatan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi seluruh masyarakat Indonesia. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN. Efektivitas berarti tercapainya sasaran, target, tujuan dengan menggunakan
waktu sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya tanpa mengabaikan mutu. Efektivitas menjadi sebuah konsep yang penting dalam suatu organisasi
karena efektivitas memberikan gambaran mengenai keberhasilan organisasi untuk mencapai sasarannya.Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti makin
tinggi efektivitasnya.. Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaskud adalah efektivitas dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan dalam pemberian
pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan dalam pemberian pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah adalah
pemberian pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia peserta BPJS Kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan program BPJS Kesehatan maka penulis telah merumuskan indikator-indikator yang bertujuan untuk melihat
tingkat efektivitas pelaksanaan prorgam BPJS Kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Helvetia dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi
lemah. Yang menjadi indikator tingkat efektivitas pelaksanaan program BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah ini ada
8, yaitu: a.
tujuan pelaksanaan program.
b. ketepatan cara dan sasaran pelaksanaan program.
c. keberhasilan dari pelaksanaan program.
d. cara memperoleh sumber daya dalam melaksanakan program.
e. sarana dan prasarana yang memadai.
f. keadaan SDM Sumber Daya Manusia yang memadai.
g. kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan.
h. hambatan dari pelaksanaan program.
5.1.1. Tujuan pelaksanaan program.
Tujuan dari
pelaksanaan program
BPJS Kesehatan
adalah menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan memberikan pelayanan
kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN. Berdasarkan data dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dilapangan
maka diketahui bahwa tujuan dari pelaksanaan program BPJS Kesehatan adalah untuk menyelengarakan jaminan kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan
bagi seluruh masyarakat Indonesia yang menjadi peserta BPJS Kesehatan. Berdasarkan wawancara dengan informan, maka dapat dilihat bahwa
tujuan dari program BPJS Kesehatan adalalah untuk mengcover kesehatan seluruh masyarakat Indonesia, namun bagi ruang lingkup pihak Puskesmas lebih
mengarah kepada mengcover kesehatan seluruh masyarakat Kecamatan Helvetia. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
program BPJS adalah memberikan pelayanan kesehatan dan mengcover kesehatan seluruh masyarakat yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan pada
pelaksanaannya tujuan tersebut sudah tercapai dengan baik di Puskesmas Helvetia.
5.1.2. Ketepatan cara dan sasaran pelaksanaan program. Berdasarkan UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS, sasaran dari
pelaksanaan program BPJS Kesehatan adalah seluruh masyarakat Indonesia yang membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.Dari pernyataan kepala
puskesmas bahwa ketepatan cara pelaksanaan program BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat sudah sangat efisien, hal ini dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
dalam setiap pelaksanaan program selalu diadakan evaluasi dan pengawasan yang dilakukan terkait pelaksanaan program BPJS Kesehatan melalui berbagi rapat
evaluasi program. Dalam melaksanakan program BPJS Kesehatan, Puskesmas Helvetia juga dibantu oleh 2 PUSTU Puskesmas Pembantu sehingga
memudahkan kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang tepat caranya dan tepat sasarannya.
Bahkan menurut pasien yang berobat di Puskesmas, mereka menyatakan bahwa sasaran dan cara Puskesmas dalam melaksanakan program BPJS sudah
tepat karena mereka langsung merasakan manfaat program BPJS Kesehatan tersebut sehingga mereka merasa terbantu dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang layak. Hal ini dapat dikatakan dalam indikator ketepatan cara dan sasaran
pelaksanaan program BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah dapat di kategorikan baik, sasarannya sudah tepat dan
cara pelaksanaanya sangat efisien karena memberi kemudahan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan dan hal ini sesuai dengan ketetapan
dan ketentuan pemerintah dan dalam pelaksanannya setiap kinerja puskemas dalam memberikan pelayanan di puskesmas selau diawasi dan di evaluasi
sehingga cara dan sasaran pelaksanaan program sejalan dengan peraturan yang berlaku.
5.1.3. Keberhasilan dari pelaksanaan program.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan tentunya diharapkan adanya hasil yang dapat membantu seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan
kesehatan yang layak. Berdasarkan UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS, hasil yang diharapkan dari adanya pelaksanaan program BPJS Kesehatan adalah:
a. Memberi kemudahan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh
jaringan fasilitas jaminan kesehatan masyarakat. b.
Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak berlebihan sehingga nantinya terkendali mutu dan biaya pelayanan
kesehatan. Sejalan dengan itu Puskesmas Helvetia juga sudah berhasil menjalankan
beberapa program terkait dengan pelaksanaan program BPJS Kesehatan, seperti pelaksanaan program Promotif, Preventif, dan Kuratif sehingga masyarakat sadar
betul akan kesehatan. Pasien yang berobat di Puskesmas juga merasakan dampak dari program-program yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan program-program
dari BPJS Kesehatan, sehingga masyarakat merasa puas akan pelaksanaan program BPJS Kesehatan.
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa indikator keberhasilan pelaksanaan program BPJS Kesehatan sudah dikatakan berhasil
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan ketetapan perundang-undangan. Masyarakat juga merasa puas dengan hasil pelayanan dan program-program yang
diberikan oleh puskesmas.
5.1.4. Cara memperoleh sumber daya dalam melaksanakan program.
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan organisasi dalam usaha memperoleh berbagai sumber yang dibutuhkan guna mencapai kinerja yang baik sangat diperlukan. Namun
dalam proses pelaksanaan program BPJS Kesehatan di Puskesmas Helvetia, pihak puskesmas tidak perlu melakukan usaha usaha dalam memperoleh sumber daya
yang diperlukan dalam pelaksanaan program karena semuanya sudah diatur oleh Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan Kota Medan dan kantor BPJS.
Jadi dalam memperoleh sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan program-program kesehatan, pihak puskesmas hanya mengikuti
aturan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dan kantor BPJS Kesehatan.
5.1.5. Sarana dan prasarana yang memadai.
Sumber daya sarana merupakan segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama danatau pembantu dalam
pelaksanaan pekerjaan, serta dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja Moenir, 1992 : 119. Jika sarana dikaitkan dengan
prasarana dapat dimaknai sebagai seperangkat alat yang dapat digunakan dalam suatu proses kegiatan baik sebagai alat pembantu maupun alat utama yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh puskesmas Helvetia dapat dikatan
sudah lengkap dan cukup baik walaupun perlu adanya penambahan dan perbaikan kedepannya demi peningkatan pelayanan kepada pasien. Pasien juga merasa puas
dan nyaman dengan sarana dan prasarana yang ada di puskesmas pada saat berobat di puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moenir 1992 : 119, maka sarana dan prasarana yang tersedia di puskesmas Helvetia sangat membantu
kinerja puskesmas Helvetia dalam mencapai tujuan pelaksanaan program BPJS Kesehatan.
5.1.6. Keadaan SDM Sumber Daya Manusia yang memadai.
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terpenting dalam keberlangsungan suatu kegiatan. Semakin tinggi kualitas sumber daya
manusia, maka semakin meningkat pula efektivitas, efisiensi dan produktivitas kegiatan Atmanti, 2005 : 31. Oleh karena itu, sumber daya manusia
memiliki peranan yang mendasar dan utama sebagai pengelola input, memproses segala sumber daya masukan menjadi output yang dihasilkan.
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh puskesmas Helvetia sudah cukup memadai dari segi jumlah kuantitas dimana terdapat 88 pegawai yang membantu
puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Sementara dari segi kualitas, para pegawai sudah memiliki kualitas yang cukup
baik, hal ini dibuktikan melalui pernyataam pasien yang mengaku puas akan sikap yang ramah dan pelayanan yang diberikan pegawai sehingga semua pasien yang
berobat dapat ditangani seluruhnya secara baik. Namun tetap perlu adanya peningkatan kualitas dari pegawa melalui pelatihan-pelatihan agar pelayanan yang
diberikan kepada pasien akan semakin baik kedepannya. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Atmanti, 2005 : 31,
efektivitas kegiatan pelayanan dan pelaksanaan program BPJS Kesehatan di
Universitas Sumatera Utara
puskesmas Helvetia bisa dikatakan cukup tinggi karena didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang cukup baik. Sumber daya manusia memiliki peranan
yang mendasar dan utama sebagai pengelola input, memproses segala sumber daya masukan menjadi output yang dihasilkan.
5.1.7. Kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan.
Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya Mangkunegara, 2005:9. Kinerja pegawai sangat berpengaruh dalam mengetahui tingkat efektivitas suatu program
yang djalankan dalam organisasi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di puskesmas Helvetia,
maka dapat diketahui bahwa kinerja pegawai di puskesmas helvetia sudah cukup baik karena para pegawai bekerja sesuai dengan keahlian dan pembagian tugasnya
masing-masing. Haln senada juga diungkapkan oleh ibu Syamsunihar Hasibuan, SKM, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang menyatakan bahwa semua
pegawai di puskesmas sudah memiliki tupoksinya masing-masing dan mereka memiliki nota tugas yang dikeluarkan oleh KAPUS Kepala Puskesmas sehingga
mereka bekerja berdasarkan tupoksi tersebut dan tugasnya masing-masing. Dalam melaksanakan kinerjanya, para pegawai puskesmas sudah bekerja
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan selalu ada komunikasi yang baik antara pegawai maupun pegawai dengan atasan sehingga berdampak positif
dalam meningkatkan kinerja pegawai tersebut. Selain itu setiap kinerja pegawai
Universitas Sumatera Utara
selalu dievaluasi melalui rapat yang rutin dilakukan, sehingga kinerja pegawai dapat diawasi dengan sangat baik.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mangkunegara, 2005:9 dan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti, maka dapat dikatakan
seluruh pegawai di puskesmas Helvetia sudah bekerja dengan baik sesuai dengan tupoksi, prosedur yang ditetapkan, dan nota tugas yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas. Mereka juga bekerja dan memberikan pelayanan yang sama dan merata kepada setiap pasien tanpa memandang status ataupun kedudukan,
sehingga para pegawai melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
5.1.8. Hambatan dari pelaksanaan program.
Tahapan pelaksanaan suatu program merupakan tahapan yang paling krusial dalam mencapai keberhasilan dari suatu program. Melalui tahapan ini akan
diberikan suatu gambaran apa yang menjadi penyebab berhasilnya atau tidaknya suatu kebijakan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan dari
program atau kebijakan tersebut. Faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program bisa berupa faktor pendukung maupun penghambat. Hal ini dapat kita
lihat pada pelaksanaan program BPJS Kesehatan di puskesmas Helvetia dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah, dimana adanya
hambatan hambatan yang dialami pada saat pelaksanaan program tersebut. Yang menjadi hambatan terbesar yang dialami oleh puskesmas Helvetia
dalam melaksanakan program BPJS Kesehatan dan memberikan pelayanan bagi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat ekonomi lemah adalah berasal dari pasien itu sendiri, yakni ketidaksabaran pasien dalam mengantri untuk berobat. Selain itu kurangnya
pengetahuan pasien terkait peraturan-peraturan mengenai BPJS Kesehatan, terutama sanksi yang diterima pasien apabila lupa dalan menyelesaikan urusan
administrasi membayar iuran yang menyebabkan mereka tidak bisa berobat menggunakan kartu BPJS Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN