bekerja dengan nyaman dan bertanggung jawab akan pekerjaannya sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat yang sedang berobat.
4.3.8. Hambatan dari pelaksanaan program.
Tahapan pelaksanaan suatu program merupakan tahapan yang paling krusial dalam mencapai keberhasilan dari suatu program. Melalui tahapan ini akan
diberikan suatu gambaran apa yang menjadi penyebab berhasilnya atau tidaknya suatu kebijakan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan dari
program atau kebijakan tersebut. Faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program bisa berupa faktor pendukung maupun penghambat. Hal ini dapat kita
lihat pada pelaksanaan program BPJS Kesehatan di Puskesmas Helvetia dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah, dimana adanya
hambatan hambatan yang dialami pada saat pelaksanaan program tersebut. Menurut Ibu Delima Demiana Situmorang, selaku Kepala Bagian Loket
menyatakan ada beberapa hambatan dalam memberikan pelayan bagi masyarakat yang ingin berobat. Beliau menyatakan:
“Kalau hambatan ya pasti ada beberapa ya, misalnnya pasien yang tidak sabar dalam mengantri untuk daftar berobat. Ada juga pasien yang kartu BPJS
nya sudah mati karena belum membayar iuran, tapi tetap bersikukuh mau berobat dan minta rujukan, padahal itu tidak bisa. Namun kami selalu memberitahukan
kepada pasien untuk bersabar dalam mengantri, dan kami juga membantu pasien terkait kartu BPJS yang bermasalah. Kami menghimbau pasien agar melaporkan
Universitas Sumatera Utara
kepada BPJS Kesehatan agar ka rtu tersebut bisa dipakai kembali.” Sumber:
Hasil wawancara tanggal 5 Oktober 2016. Dari pandangan pasien, ada beberapa hambatan yang mereka rasakan,
seperti yang dikemukakan oleh ibu Ariani peserta Kartu Indonesia Sehat: “Kalau hambatannya sih ya antrian mau daftar berobat yang cukup
panjang, karena kan kita ikut program BPJS jadi kalau mau berobat harus ngantri cek kartu dulu baru bisa berobat enggak seperti berobat mandiri tinggal
lapor apa sakitnya langsung ditunjuk polinya. Jadi waktu ngantri cek kartu itu aja sih yang agak lama.” Sumber: Hasil wawancara tanggal 10 Oktober 2016.
Sementara itu menurut ibu Sulastri pasien peserta BPJS Kesehatan menyatakan:
“Waktu itu saya pernah berobat ke sini, tapi pas saya cek kartu BPJS saya ternyata kartu saya mati karena menunggak pembayaran selama 3 bulan. Lalu
saya dberitahu oleh pegawai puskesmas bahwa saya harus melapor dulu ke kantor BPJS Kesehatan dan menyelesaikan tunggakan agar kartu saya diaktifkan
kembali. Akhirnya saya berobat hanya menggunakan KTP saja dan cukup membayar Rp. 3000,-
saja karena saya warga kecamatan Helvetia.” Sumber: Hasil wawancara tanggal 6 Oktober 2016.
Pada uraian wawancara yang telah dipaparkan diatas, maka dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan ini terdapat beberapa hambatan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh peneliti maka yang menjadi faktor paling utama ialah terjadi hambatan dari
Universitas Sumatera Utara
masayarakat penerima pelayan kesehatan itu sendiri pasien karena masyarakat tidak bersabar untuk mengantri saat berobat dan lupa membayarkan iuran BPJS
Kesehatan sehingga tidak bisa digunakan pada saat berobat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA