untuk merekomendasi, peneliti menduga bahwa sebagian besar responden merasa bahwa pola vegetarian bisa membuat seseorang lebih sehat dan telah
membuktikannya terhadap
diri mereka,
sehingga ingin
merekomendasikannya kepada kerabatnya. Sementara yang tidak mau, peneliti menduga bahwa responden tersebut merasa sulit menjalani pola
vegetarian, ataupun merasa bahwa pola vegetarian tidak membawa keuntungan kesehatan bagi seseorang, atau bahkan membuat menjadi
kurang gizi. Untuk yang tidak tahu, peneliti menelusuri jawaban responden dan mendapati bahwa setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda,
sehingga mereka tidak tahu apakah pola vegetarian pas untuk mereka.
5.2.4. Pembahasan Karakteristik Penggunaan Suplemen
Berdasarkan hasil penelitian, didapati jumlah yang seimbang antara vegetarian yang mengonsumsi suplemen maupun yang tidak mengonsumsi
suplemen. Draper, et.al. 1993 juga menemukan bahwa 49 semivegetarian, 41 lakto-ovo-vegetarian, dan 54 vegan mengaku ada
menggunakan suplemen, baik secara rutin maupun tidak rutin. Untuk yang mengonsumsi suplemen, peneliti menelusuri enam
aspek. Dari aspek jenis, Peneliti menduga hal tersebut terjadi karena responden mengonsumsi berbagai jenis vitamin dan mineral untuk
mencukupi kebutuhan gizi mereka, bukan hanya satu jenis saja. Draper, et.al. 1993 juga menemukan bahwa sebagian besar suplemen yang
dikonsumsi adalah berupa multivitamin dan multimineral. Dari aspek lama, peneliti menemukan bahwa sebagian besar
responden sudah membiasakan diri mengonsumsi suplemen, sementara sebagian lagi baru saja memulai untuk mengonsumsinya. Dari aspek alasan,
sebagian besar vegetarian yang mengonsumsi suplemen peduli akan kesehatan mereka dan mengonsumsi suplemen atas kesadaran mereka
sendiri. Aina, et.al. 2014 juga mendapati bahwa sebagian besar responden non-vegetarian mengonsumsi suplemen demi kesehatan 58,9 dan
mencukupi gizi harian 35. Dalam penelitian Al-Naggar, et.al. 2011
Universitas Sumatera Utara
terhadap masyarakat di Malaysia, sebagian besar 84 responden mengonsumsi suplemen demi kesehatan dan 10,5 untuk mencukupi gizi
harian. Dari aspek informasi, peneliti menduga hasil tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak penggunaan suplemen didasarkan pada anjuran dari keluarga atau kerabat, yang belum tentu objektif dan sesuai dengan
pendapat ahli. Sementara itu, Mileva-Peceva, et.al. 2011 menemukan bahwa sebagian responden dari kota Skopje, Makedonia, mengetahui
informasi dari suplemen dari dokterahli 28, majalah 18,1, teman 12,8, televisi 12,2, internet 8, radio 3, penjaga toko suplemen
1,8, dan sumber lain 16,1. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mencari informasi yang lebih tepercaya untuk mengetahui informasi
mengenai suplemen. Dari segi tempat atau cara pembelian, penemuan ini menunjukkan
lebih banyak orang yang membeli suplemen secara mandiri, juga melihat sumber informasi yang mereka peroleh untuk mengonsumsinya. Dalam hal
ini perlu dilakukan sosialisasi dan pendidikan mengenai suplemen, sehingga konsumsi suplemen secara berlebihan bisa dihindari.
Dari aspek gejala, peneliti menduga ada hubungannya antara penggunaan suplemen yang berlebih dengan kejadian di atas, tetapi masih
sedikit penelitian yang membahas tentang kejadian overdosis suplemen, dan ada banyak faktor risiko lain yang menyebabkan gejala di atas. Untuk itu,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut akan hal ini di masa yang akan datang.
Untuk yang tidak mengonsumsi suplemen, peneliti meninjau dari dua aspek. Dari aspek alasan, peneliti melihat bahwa masih sedikit anggota
masyarakat yang tahu dan paham akan hal ini, sehingga mereka tidak mengetahui manfaat dan pentingnya suplemen dalam menunjang kesehatan
dan kecukupan gizi mereka. Pada kenyataannya, meskipun mengonsumsi buah dan sayur baik untuk kesehatan dan kecukupan gizi, tetapi dalam
kondisi saat ini buah-buahan dan sayur-sayuran saja tidak cukup untuk
Universitas Sumatera Utara
mencukupi gizi harian karena berbagai faktor: kualitas tanah; metode penanaman, pemupukan, pengairan, dan penuaian; penggunaan pestisida;
serta pemrosesan dan penambahan pengawet dan zat aditif lain Clement, 2010.
Aspek kedua yang ditinjau adalah kemauan responden untuk mengonsumsi suplemen jika telah diberi penjelasan tentang manfaat dan
keuntungannya. Penemuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa masih rendah kepercayaan masyarakat kota Medan akan manfaat dan keuntungan
suplemen.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Pertama, terdapat lebih banyak perempuan yang vegetarian daripada laki-laki, dan
sebagian besar vegetarian adalah pada usia remaja dan pemuda, serupa dengan penelitian Hoffman, et.al. 2013. Kedua, sebagian besar vegetarian di kota Medan
adalah lakto-ovo-vegetarian, sesuai dengan penelitian Tonstad, et.al. 2009, dan diperoleh alasan terbanyak adalah agamakepercayaan. Ketiga, diperoleh bahwa
sebagian besar pengetahuan vegetarian di kota Medan adalah sedang dan rendah, dengan penyebab multifaktorial. Keempat, jumlah vegetarian yang mengonsumsi
suplemen seimbang dengan yang tidak mengonsumsi suplemen, sesuai dengan penelitian sebelumnya Draper, et.al., 1993. Untuk yang mengonsumsi suplemen,
diperoleh bahwa jenis terbanyak adalah multivitamin-multimineral, alasan terbanyak adalah untuk kesehatan tubuh, sumber informasi terbanyak adalah
keluarga dan teman, dan cara pembelian terbanyak adalah melalui sales suplemen. Untuk yang tidak mengonsumsi suplemen, alasan terbanyak adalah buah dan sayur
saja sudah cukup memenuhi gizi harian. Hanya saja, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yakni
terdapat subjektivitas yang tinggi untuk data yang diambil dari sampel, seperti jawaban yang diisi, kepatuhan terhadap kriteria inklusi dan eksklusi, serta waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan kuesioner tersebut. Untuk itu, pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam dan ketat
serta menggunakan sampel yang lebih banyak, sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih objektif dan akurat.
Universitas Sumatera Utara