Selain itu, juga ditemukan interaksi yang tidak sehat antarmineral bila salah satu mineral dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya, konsumsi Seng Zn berlebihan
dapat menurunkan absorpsi Tembaga Cu, dan Kalsium Ca yang berlebih dapat menghambat penyerapan Besi Fe Almatsier, 2010. Jadi, pengguna suplemen
perlu memperhatikan khususnya dosis suplemen yang dikonsumsinya.
2.3. Suplementasi pada Vegetarian
Seperti yang telah dijelaskan di atas, orang vegetarian rentan terhadap kekurangan nutrisi yang banyak terdapat pada sumber hewani, seperti vitamin B12,
asam lemak Omega 3, kalsium, seng, zat besi, dan protein. Dengan demikian, suplementasi ataupun fortifikasi makanan diperlukan untuk mengatasi kekurangan
tersebut. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat pentingnya pemberian
suplemen makanan terhadap defisiensi zat tertentu pada vegetarian. Geppert et al. 2005 dan Conquer Holub 1996 menemukan bahwa suplementasi asam lemak
Omega 3 dapat mengoptimalkan kadar omega 3 dalam darah, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung pada vegetarian. Benton Donohue 2010
menemukan, suplementasi kreatin pada vegetarian dapat meningkatkan fungsi kognitif, ditandai dengan meningkatnya oksigenasi otak. Kreatin adalah senyawa
yang hanya diperoleh dari sumber hewani. Draper, et al. 1992 menyatakan bahwa orang yang baru memulai pola diet vegetarian disarankan untuk mengonsumsi
suplemen makanan untuk mencegah terjadinya defisiensi nutrisi. Zeuschner, et al. 2012 menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa satu-satunya cara untuk
mengatasi defisiensi vitamin B12 adalah dengan mengonsumsi makanan yang difortifikasi danatau mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung vitamin
B12.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diet vegetarian merupakan salah satu jenis pola diet dari beragam pola diet lainnya. Diet jenis ini memiliki komposisi yang bersifat heterogen, termasuk di
dalamnya praktek diet serta restriksi diet yang beraneka ragam. Sederhananya, diet vegetarian secara tradisional diartikan sebagai diet tanpa daging McEvoy, et al.,
2011. Pola diet ini dicirikan dengan konsumsi tinggi terhadap buah, sayur, biji- bijian dan kacang-kacangan, yang mana tiap komponen tersebut dihubungkan
dengan manfaat kesehatan Craig, 2009. Pola diet vegetarian juga merupakan salah satu yang paling umum di dunia.
Pada tahun 2006, berdasarkan survei nasional, sekitar 2,3 dari populasi dewasa Amerika Serikat AS 4,9 juta jiwa mengikuti pola makan vegetarian secara
konsisten, tanpa unggas, ikan, atau daging. Sekitar 1,4 dari seluruh populasi dewasa AS merupakan vegan Craig Mangels, 2009. Berdasarkan data Gallup
Poll pada tahun 2012 bulan Juli, dilaporkan bahwa populasi vegetarian AS meningkat menjadi 5 dari total populasi dewasa, dan vegan menjadi 2. Di India,
survei tahun 2001 menunjukkan bahwa populasi vegetarian mencapai 42 dari seluruh populasi penduduk Delgado, et al., 2003. Di Australia, berdasarkan
Newspoll Survey tahun 2010, dilaporkan bahwa 7 dari 10 penduduk mulai mengacu ke vegetarianisme, memahami bahwa dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan
sayur serta mengurangi konsumsi daging dapat meningkatkan kesehatan Reid, et al., 2012. Di Indonesia, anggota IVS Indonesia Vegetarian Society pada tahun
2007 mencapai 60.000 orang. Alasan orang mengikuti pola diet vegetarian juga beragam, antara lain etik
dan keagamaan, pelestarian lingkungan, dan manfaatnya bagi kesehatan Lap Sabaté, 2014. Sri Rejeki 2013 menyebutkan beberapa alasan menjadi vegetarian,
antara lain etika, faktor lingkungan, agama, kesehatan, dan pelestarian lingkungan.
Universitas Sumatera Utara