Pembahasan Karakteristik Vegetarian Pembahasan

5.2.2. Pembahasan Pengetahuan Responden

Berdasarkan data penelitian, didapati bahwa sebagian besar orang memiliki pengetahuan yang rendah akan gizi. Hal ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, yaitu usia responden, keterbatasan waktu yang membuat responden menolak untuk mengisi kuesioner pengetahuan, pengetahuan responden yang terbatas, ataupun juga karena berhasil menebak jawaban yang benar.

5.2.3. Pembahasan Karakteristik Vegetarian

Berdasarkan data penelitian, Pribis, et.al. 2010 melaporkan, dari 199 sampel vegetarian di Michigan, AS, sebanyak 76,9 adalah lakto-ovo- vegetarian, 11 adalah peskovegetarian, dan 12,1 adalah vegan. Pada penelitian di India, didapati 66,4 penduduk yang vegetarian adalah laktovegetarian, 14,3 semivegetarian, 8,7 lakto-ovo-vegetarian, 6,1 peskovegetarian, dan 4,5 vegan Agrawal, et.al., 2014. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penganut kepercayaan Adventis di AS dan Kanada, 47,2 adalah non-vegetarian, 33,5 adalah lakto-ovo- vegetarian, 9,2 adalah peskovegetarian, 5,6 adalah semivegetarian, dan 4,8 adalah vegan Tonstad, et.al., 2009. Hal tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar vegetarian di dunia, termasuk di kota Medan, adalah lakto-ovo-vegetarian. Berdasarkan alasan, Hoffman, et.al. 2013 menggabungkan alasan agamakepercayaan, sayang hewan dan pelestarian lingkungan ke dalam aspek etika, sehingga pada penelitian ini responden yang mengikuti pola vegetarian dengan alasan etika mencapai 56,1, dan alasan penghematan dan pengaruh keluargateman dikelompokkan ke dalam alasan yang lain- lain, sehingga pada penelitian ini yang memiliki alasan selain etika dan kesehatan mencapai 9,9. Penemuan pada penelitian ini serupa dengan penelitian Hoffman, et.al. 2013, bahwa 75 responden vegetarian memiliki alasan etika, 18,6 memiliki alasan kesehatan, dan 6,4 memiliki Universitas Sumatera Utara alasan yang lain, seperti rasa, pengaruh keluargateman, politik, dan penghematan. Berdasarkan lamanya, peneliti menduga penemuan tersebut adalah karena sebagian besar responden mengikuti pola vegetarian dengan alasan etika, sehingga sejak kecil sudah mengikuti agamakepercayaannya untuk menjalankan pola vegetarian. Hoffman, et.al. 2013 menemukan bahwa orang yang dengan alasan etika menjalani pola vegetarian lebih lama dibandingkan dengan yang memiliki alasan kesehatan. Dari segi sikap, peneliti melihat dari empat aspek. Dari aspek perasaan, Fox Ward 2008 menelusuri alasan orang menjalani pola vegetarian, baik alasan kesehatan maupun etika, dan sebagian besar responden menanggapi secara positif pola vegetarian, dan mereka merasa lebih sehat dan bermoral setelah menjalani pola vegetarian. Hal ini menunjukkan bahwa memang pola vegetarian bisa meingkatkan kesehatan dan kebugaran seseorang. Mengenai responden yang menjawab biasa saja, peneliti menduga bahwa responden tersebut sudah menjalani pola vegetarian dalam jangka waktu yang lama, atau bahkan sejak kecil. Dari aspek pendapat, Fox Ward 2008 menelusuri pendapat dan persepsi orang mengenai pola vegetarian, dan banyak yang memiliki persepsi bahwa pola vegetarian dapat membuat seseorang lebih sehat, terhindar dari penyakit, dan panjang umur. Dari aspek tingkat kesulitan, peneliti menduga penemuan ini adalah karena sebagian besar responden telah menjalani pola vegetarian dalam jangka waktu lama, sehingga tidak merasa sulit. Untuk yang merasa sulit, peneliti menduga bahwa responden yang masih muda danatau menjalani pola vegetarian karena pengaruh agamakepercayaan akan merasa sulit karena faktor pergaulan, atau karena “dipaksa” oleh agamanya. Barr Chapman 2002 menelusuri alasan seseorang meninggalkan pola vegetarian karena merasa kurang sehat, takut kekurangan gizi, merasa tidak terbiasa, ataupun merindukan citarasa daging yang enak. Kemungkinan alasan-alasan tersebutlah yang membuat pola vegetarian menjadi sulit bagi sebagian kecil orang. Dari aspek kemauan Universitas Sumatera Utara untuk merekomendasi, peneliti menduga bahwa sebagian besar responden merasa bahwa pola vegetarian bisa membuat seseorang lebih sehat dan telah membuktikannya terhadap diri mereka, sehingga ingin merekomendasikannya kepada kerabatnya. Sementara yang tidak mau, peneliti menduga bahwa responden tersebut merasa sulit menjalani pola vegetarian, ataupun merasa bahwa pola vegetarian tidak membawa keuntungan kesehatan bagi seseorang, atau bahkan membuat menjadi kurang gizi. Untuk yang tidak tahu, peneliti menelusuri jawaban responden dan mendapati bahwa setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, sehingga mereka tidak tahu apakah pola vegetarian pas untuk mereka.

5.2.4. Pembahasan Karakteristik Penggunaan Suplemen