Prinsip-prinsip dasar eksperimen ialah yang biasa dinamakan replikasi, rendemisasi atau pengacakan dan kontrol lokal. Sebelum memberikan penjelasan
ketiga prinsip dasar diatas, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tentang perlakuan, kekeliruan eksperimen dan unit eksperimen.
1. Perlakuan
Perlakuan merupakan sekumpulan dari pada kondisi-kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang
dipilih. 2.
Unit eksperimen Unit eksperimen dimaksudkan sebagai unit terhadap mana perlakuan tunggal
yang mungkin merupakan gabungan beberapa faktor dikenakan dalam sebuah replikasi eksperimen dasar. Dalam contoh misalnya, seekor sapi
merupakan unit eksperimen dalam percobaan menyelidiki efek makanan terhadap sapi.
3. Kekeliruan eksperimen
Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan daripada dua unit eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama ini dapat
terjadi misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, kekeliruan pengamatan, variasi dari bahan eksperimen , variasi antara unit eksperimen
dan pengaruh gabungan dari semua faktor tambahan yang mempengaruhi karakteristik yang sedang dipelajari.
3.4.2.1. Replikasi
Universitas Sumatera Utara
Replikasi disini diartikan pengulangan eksperimen dasar. Dalam kenyataan replikasi ini diperlukan karena:
1. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk
menentukan panjang interval confidence selang kepercayaan atau dapat digunakan sebagai “satuan pengukuran“ untuk penetapan taraf signifikan dari
pada perbedaan-perbedaan yang diamati. 2.
Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen. 3.
Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang baik mengenai efek rata-rata sesuatu faktor.
Untuk menentukan besar sampel replikasi pada model rancangan acak lengkap RAL dapat digunakan rumus:
nr-1 ≥ 15
dimana: n = banyak interaksi faktor
r = jumlah replikasi Disamping rumus di atas dan untuk rancangan eksperimen lain yang
membutuhkan perhitungan besar sampel, dapat digunakan rumus besar sampel seperti pada penelitian observasional baik satu sampel maupun lebih dari 1
eksperimen, untuk mengantisipasi hilangnya unit eksperimen, dilakukan koreksi dengan 11-f, di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau
mengundurkan diri atau drop out. Untuk menentukan besar sampel replikasi pada model rancangan
kelompok RAK dapat digunakan rumus:
Universitas Sumatera Utara
t-1n-1 ≥ 15
dimana: t = jumlah perlakuan
n = jumlah replikasi
3.4.2.2. Pengacakan
Umumnya pengacakan diperlukan untuk prosedur pengujian, asumsi- asumsi tertentu perlu diambil dan memenuhi agar supaya pengujian yang
dilakukan menjadi benar. Salah satu diantaranya adalah bahwa pengamatan- pengamatan jadi juga kekeliruan berdistribusi secara independen.
3.4.2.3. Kontrol Lokal
Kontrol lokal merupakan sebagian daripada keseluruhan prinsip desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha
yang berbentuk penyeimbang, pemblokan, dan pengelompokan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Jika replikasi dan pengacakan pada
dasarnya memungkinkan berlakunya uji keberartian, maka kontrol menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan proses pengujian dengan kuasa yang
lebih tinggi.
3.5. Metode Taguchi