Mutu Peningkatan Kualitas Perbaikan Mutu dengan Metode Taguchi dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Mutu

1 1. Fred Smith, CEO Federal Express, mendefinisikan mutu sebagai “dayaguna terhadap standar yang diharapkan pelanggan.” Mutu didefinisikan dalam berbagai cara oleh beberapa orang dalam organisasi, seperti pada beberapa definisi berikut: 2. GSA mendefinisikan mutu sebagai “memenuhi kebutuhan pelanggan adalah paling utama dan setiap saat.” 3. Boeing mendefinisikan mutu sebagai “menyediakan produk dan layanan bagi yang dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan secara konstan.” 4. Departemen Pertahanan Amerika Serikat mendefinisikan mutu sebagai “melakukan hal yang benar sejak awal, selalu berusaha melakukan perbaikan dan selalu memuaskan pelanggan.” Hal ini menunjukkan bahwa mutu memiliki kriteria yang berbeda-beda dan kriteria ini dapat berubah secara terus-menerus. Dengan demikian perlu untuk melakukan pengukuran terhadap preferensi pelanggan terhadap mutu. Setiap preferensi ini menunjukkan variabel yang dapat diukur manufaktur lalu digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan secara kontinu. 1 David L. Goetsch, Stanley B. Davis, Introduction to Total Quality, New Jersey: Prentice-Hall, 1997, h. 1-3. Universitas Sumatera Utara Walalupun tidak ada definisi universal terhadap mutu, terdapat beberapa kesamaan dalam setiap definisi yang ada yang meliputi beberapa elemen sebagai berikut: 1. Mutu berkenaan dengan memenuhi ekspektasi pelanggan. 2. Mutu diaplikasikan pada produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3. Mutu adalah tingkat yang selalu berubah-ubah, mutu yang dianggap baik saat ini belum tentu baik di masa yang akan datang.

3.2. Rekayasa Mutu

2 2 Sukaria Sinulingga, Pengantar Teknik Industri, Yogyakartta: Graha Ilmu, 2008, h. 347-348. Dalam dunia bisnis pangsa pasar dan tingkat profitabilitas adalah dua determinan pokok dari keberhasilan setiap perusahaan dalam menjalankan misinya. Perusahaan yang mampu memelihara pangsa pasar dan profitabilitas yang tinggi merupakan kekuatan perusahaan tersebut dalam membangun daya saing. Faktor-faktor yang sangat menentukan daya saing ialah waktu ancang- ancang, unit biaya dan mutu produk. Dalam era global ini, mutu semakin dikenal sebagai sebuah atribut penjualan dari produk. Oleh karena itu, upaya perbaikan mutu telah mendapat perhatian semakin serius. Salah satu pendekatan yang efektif dalam perbaikan mutu produk adalah pembangunan mutu ke dalam proses dan produk secara tepat pada setiap tahapan desain produk dan prosesnya. Mutu juga dapat diperbaiki selama proses manufacturing. Sasarannya ialah mengurangi jumlah produk ynag berada di luar spesifikasi yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Arti kualitas menurut Taguchi adalah untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen berkaitan dengan umur produk atau jasa. 3 Rekayasa kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama perancangan produk atau proses. Kerangka dasar dari rekayasa kualitas merupakan suatu hubungan antara dua disiplin ilmu yaitu teknik perancangan dan manufaktur, dimana mencakup seluruh aktifitas pengendalian kualitas dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk, perancangan proses, perancangan produksi, dan kepuasan konsumen. Target dari metodologi Kualitas menurut Taguchi ada dua segi umum, yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Kualitas rancangan adalah variasi tingkat kualitas yang ada pada suatu produk yang memang disengaja. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang diisyaratkan oleh rancangan. Kualitas kecocokan itu dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk pemilihan proses perbuatan, latihan dan pengawasan kerja, jenis sitem jaminan kualitas ini diikuti dan motivasi kerja untuk mencapai kualitas. Sebagian besar usaha rekayasa digunakan untuk emlakukan eksperimen baik perangkat keras, perangkat lunak atau simulasi untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menarik kesimpulan. Menghasilkan informasi demikian secara efisien adalah kunci untuk memasuki pasar, pengambilan keputusan, pengembangan produk dan penekanan biaya, juga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, rekayasa kualitas adalah salah satu metodologi rekayasa yang dapat digunakan. 3 Irwan Soejanto, Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi, Yogyakarta: Graha ilmu, 2009, Universitas Sumatera Utara kualitas ini adalah untuk mencapai seluruh target dari perbaikan terus-menerus, penemuan yang dipercepat, penyelesaian masalah dengan cepat, dan efektivitas biaya dalam meningkatkan kualitas produk. Faktor-faktor yang menyebabkan variasi pada produk, fungsi disebut sebagai faktor eror atau noise. Terdapat tiga tipe faktor noise yaitu: 4 1. External noise Variable pada lingkungan atau kondisi yang mengganggu fungsi produk. Temperatur, kelembapan, debu, dan kemampuan manusia yang berbeda-beda adalah contoh external noise. 2. Deteriorator noise atau internal noise. Perubahan yang terjadi ketika sebuah produk menurun kuallitasnya selama masa penyimpanan atau selama masa penggunaan, jadi produk tidak lagi mencapai fungsi yang ditargetkan. 3. Variational noise atau unit-to-unit noise Perbedaan antara produk individual yang diproduksi pada spesifikasi yang sama. Untuk mengatasi masalah variasi desain dan produksi, departemen rekayasa menggunakan metode off-line dan departemen produksi menggunakan pengendalian kualitas secara on-line. h. 3-6. Universitas Sumatera Utara

3.2.1. Rekayasa Kualitas Secara Off-Line Quality Engineering

5 Metodologi rekayasa kualitas secara off-line terbagi dalam tiga tahap yaitu: Sebuah perusahaan menetapkan nilai target, mempersiapkan spesifikasi dan desain yang diperlukan, kemudian mulai memproduksi produk. Beberapa unit yang diproduksi dapat memenuhi spesifkasi sementara yang lain tidak. Hal ini disebabkan unit-to-unit noise. Kemampuan produk dapat menurun setelah penggunaan jangka panjang. Penurunan fungsi akan menyebabkan kerusakan yang disebabkan oleh faktor gangguan noise. Produk dapat berfungsi baik dalam kondisi normal tetapi tidak dalam kelembapan yang tinggi, suhu yang tinggi atau ketika voltase dari power supply turun sebanyak 20 dari nilai yang diinginkan. Masalah tersebut merupakan masalah eksternal noise. Kualitas fungsi yang baik berarti variasi fungsi yang diakibatkan faktor noise kecil. Dalam rekayasa kualitas secara off-line, perancangan eksperimen merupakan peralatan yang sangat fundamental terutama pada kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Teknik perancangan eksperimen pada dasarnya melalui dua hal yaitu mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan perancangan proses yang optimal. 6 1 Perancangan konsep Tahap perancangan konsep berfungsi untuk dapat berhubungan dengan konsumen dan mendapatkan suara konsumen dengan kemampuan daya cipta 4 Genichi Taguchi, Introduction to Quality Engineering, Tokyo: Asian Productifity Organization, 1990, h.73. 5 Ibid., h. 73-74. 6 Irwan Soejanto, op. cit., h. 6-7. Universitas Sumatera Utara dan kemampuan teknis untuk rancangan konsep produk yang unggul.Tahap ini merupakan tahap pemunculan ide dalam kegiatan. 2 Perancangan parameter Tahap perancangan parameter berfungsi untuk mengoptimalkan level dari faktor pengendali terhadap efek yang ditimbulkan oleh faktor noise sehingga produk yang dihasilkan dapat kokohtangguh. Karena itu perancangan parameter dapat juga disebut sebagai perancangan kokoh. 3 Perancangan toleransi Tahap terakhir dari rekayasa kualitas secara off-line yaitu parancangan toleransi. Perancangan toleransi ini dilakukan dengan menggunakan matriks ortogonal, fungsi kerugian, analisis varians untuk menyeimbangkan biaya mutu dari suatu produk.

3.2.2. Rekayasa Kualitas Secara On-line

7 7 Genichi Taguchi, loc. Cit., h. 83-84. Rekayasa kualitas secara on-line merupakan suatu aktifitas untuk mengamati dan mengendalikan kualitas pada setiap proses produksi secara langsung. Aktifitas ini sangat penting dalam menjaga agar biaya produksi menjadi rendah dan secara langsung pula dapat meningkatkan mutu produk. Rekayasa kualitas secara on-line ini juga dapat mengontrol mesin-mesin produksi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-mesin tersebut. Setelah proses produksi dan kondisi pengoprasian telah ditentukan, sumber variasi yang dapat timbul adalah: Universitas Sumatera Utara 1. ariasi pada material dan komponen yang dibeli. 2. ergeseran proses, perkakas, kegagalan mesin, dll. 3. ariabilitas dalam pelaksanaan. 4. esalahan manusia. Sumber variabilitas ini ditangani oleh departemen pengendalian kualitas selama masa produksi. Melalui pengendalian kualitas secara on-line waktu yang sebenarnya. Berikut tiga bentuk pengendalian kualitas secara on-line. Proses analisa dan penyesuaian juga dikenal sebagai pengendalian proses. Produk diperiksa pada selang waktu yang tetap. Jika normal maka proses dilanjutkan. Jika tidak, penyebabnya dicari dan proses diulang setelah penyebab masalah dierbaiki dan proses kembali memiliki kemampuan awalnya. Meramalkan dan memeriksa. Diketahui sebagai tindakan pengendalian. Karakteristik kuantitatif dikontrol dengan melakukan pengukuran secara berkala. Hasil pengukuran digunakan sebagai memprediksi nilai rata-rata produk jika produksi dilanjutkan tanpa melakukan penyesuaian. Jika nilai yang diprediksi bergeser dari nilai target, level dari faktor yang dapat dikontrol dimodifikasi untuk menurunkan selisihya. Metode ini juga disebut called feedback atau pengendalian umpan balik. Metode ini sangat bergantung pada desain sistem yang rasional. Universitas Sumatera Utara 1. easurement and action. Juga disebut sebagai pemeriksaan. Setiap unit manufaktur diperiksa , dan jika berada diluar spesifikasi maka produk akan dikerjakan ulang atau diperbaiki. Metode pengendalian kualitas ini dilakukan hanya apabila kedua metode pengendalian kualitas secara on-line diatas telah dilakukan. Hal ini hanya mencakup tindakan dasar yang dilakukan pada bagian produksi, tidak perlu berurusan dengan metodologi peta kontrol untuk menemukan penyebab variabilitas dan menghilangkannya secara permanen. Hal yang patut dilakukan pada sistem pengendalian kualitas secara on-line adalah untuk memastikan bagian out-of-control pada peta kontrol tidak tercapai.

3.3. Peningkatan Kualitas

8 8 Wishnu AP, Quality Control: Menjamin Kualitas Produk, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008, h. 1-8. Upaya untuk mengurangi variabilitas proses maupun produksi barang- barang yang tidak sesuai harus terus berlangsung karena peningkatan kualitas adalah proses yang tidak pernah berakhir. Penyebab khusus dapat dikontrol oleh operator, namun penyebab umum membutuhkan perhatian manajemen. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dapat mengambil tempat apabila upaya operator dan manajemen bergabung, dengan penekanan terutama pada pengambilan keputusan. Misalnya, keputusan untuk mengganti mesin penggilingan harus dilakukan oleh manajemen. Universitas Sumatera Utara Peningkatan kualitas harus menjadi tujuan dari semua perusahaan dan individu. Itu meningkatkan tingkat pengembalian atau keuntungan dengan meningkatkan produktivitas dan dengan penurunan biaya. Hal ini mendukung prinsip bahwa tidak ada penyimpangan dari standar yang diterima, yang mirip dengan prinsip fungsi kerugian yang dikembangkan dalam metode Taguchi. Walaupun jika variabilitas produk sekitar nilai target.

3.4. Desain Eksperimen

Dokumen yang terkait

Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari

28 123 220

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

3 74 112

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

1 8 170

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 18

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 1

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 8

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 16

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perbaikan Mutu dengan Metode Taguchi dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Perbaikan Mutu dengan Metode Taguchi dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan

0 0 8