Perhitungan Eksperimen Konfirmasi Failure Mode and Effect Analysis FMEA Sejarah Perusahaan

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06A ; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 00 faktor C suhu drying I, kemudian dilakukan lagi pooling terhadap faktor E suhu drying III, dan faktor B tekanan uap. Sehingga didapatkan 3 faktor utama yang digunakan dalam perkiraan, yaitu A suhu pemasakan, D suhu drying II dan F siklus penyemprotan air. Berdasarkan uji F yang dilakukan terhadap ketiga faktor utama tersebut didapatkan bahwa ketiga faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap kualitas sosis. Hasil pemilihan faktor dan level faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas sosis baik berdasarkan perhitungan rata-rata dan SNR adalah suhu pemasakan 85 o C, suhu drying II 60 o C dan siklus penyemprotan 2 detik. Menggunakan kombinasi nilai level faktor yang optimal sesuai hasil perhitungan analisis varians pada proses dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas.

6.5. Perhitungan Eksperimen Konfirmasi

Pada eksperimen konfirmasi, faktor dan level ditetapkan pada faktor dan level yang menghasilkan kondisi optimal dan dilakukan sebanyak 8 kali. Hasil percobaan dengan metode taguchi ke eksperimen konfirmasi menunjukkan bahwa rata-rata hasil eksperimen konfirmasi berada pada interval kepercayaan eksperimen Taguchi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil eksperimen dapat direproduksi.

6.6. Failure Mode and Effect Analysis FMEA

Proses yang dianalisis menggunakan FMEA adalah proses pemasakan, pengeringan tahap II, dan penyemprotan. Pada proses pemasakan ditemukan kegagalan potensial, yaitu suhu yang berubah-ubah sehingga sosis tidak matang Universitas Sumatera Utara No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06A ; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Revisi : 00 dengan sempurna. Pada pengeringan tahap II suhu pengeringan juga berubah-ubah sehingga menyebabkan sosis lembek dan lengket. Pada penyemprotan, siklus air tidak stabil sehingga dapat menyebabkan sosis keriput. Pembobotan berdasarkan severity, occurrence, dan detection dilakukan sehingga didapatkan peyebab kegagalan terbesar dengan nilai RPN Risk Priority Number sebesar 168 , yaitu suhu pemasakan yang berubah-ubah menyebabkan sosis tidak matang sempurna, maka perlu dilakukan kontrol dengan memeriksa parameter suhu pemasakan pada display mesin smokehouse agar selalu sesuai dengan suhu yang diharapkan. Perlu dilakukan perbaikan pada SOP dengan menetapkan sistem pengecekan display mesin smokehouse setiap waktu tertentu selama pemasakan agar nilai suhu tidak berubah-ubah. Penanggulangan untuk penyebab kegagalan ini adalah perawatan yang dilakukan secara berkala dan preventif agar mesin dapat berfungsi dengan baik sesuai yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia merupakan perusahaan tempat dilakukannya penelitian Tugas Sarjana. Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat per tahun menjadi langkah utama PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan di pangsa pasar semakin bertambah, dan hal tersebut mendorong PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division untuk semakin di depan dan menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan daging ayam. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis di bidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik pertama kali di Cikande yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia. PT. Charoen Pokphand kemudian membuka cabang lain di Salatiga, Surabaya dan Medan. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II, Pada awal produksi di Medan, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division ini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up, Further Processing, dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan ayam dan menghasilkan Universitas Sumatera Utara daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan Further Processing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan. PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah: 1. Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya. 2. Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan di dalam menjalankan kegiatan tersebut. Misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia untuk mewujudkan visi tersebut adalah : 1. Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi makanan olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi dengan menerapkan GMP Good Manufacturing Procedures, SSOP Sanitation Standard Operating Procedures, Sistem Jaminan Halal, HACCP, dan ISO 9001:2008. 2. Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai peraturan perundangan yang berlaku. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, dimulai dengan proses pemilihan bahan baku ayam yang memenuhi standard ayam yang sehat, bebas dari segala penyakit, proses pemotongan dan pembersihan ayam yang dilakukan dengan halal dan higienis. Proses pengolahannya diawasi dengan ketat dan sesuai standar makanan yang bermutu tinggi. Begitu juga pada pengemasan, pengendalian kualitas sampai Universitas Sumatera Utara dengan pendistribusiannya dilakukan oleh sumber daya manusia yang baik dan didukung oleh mesin-mesin modern yang berteknologi tinggi. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus- menerus.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Dokumen yang terkait

Penggunaan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Dalam Mengidentifikasi Resiko Kegagalan Pada Proses Produksi di PT. Mahogany Lestari

28 123 220

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

3 74 112

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

1 8 170

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 18

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 1

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 8

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 16

Analisis Pengendalian MutuKernel dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Taguchi di PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perbaikan Mutu dengan Metode Taguchi dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN - Perbaikan Mutu dengan Metode Taguchi dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division, Medan

0 0 8