71
4.2.7 Informan Ketujuh
Tipe Rumah : “Rumah Sewa” Nama
: Ermawati Usia
: 51 Tahun Pekerjaan
: Jualan Sarapan Pendidikan Terakhir : SD
Ibu Ermawati ini adalah salah satu warga masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun. Dia memiliki 6 orang anak. Dia
memiliki tipe rumah sewa. Maksudnya adalah Ibu Ermawati ini menyewa rumah dari seorang tuan tanah yang menjadi pemilik dari rumah tersebut. Dia sudah 5
tahun lamanya tinggal di rumah sewa tersebut. Yang menjadi latar belakangnya dia menyewa rumah tersebut dikarenakan bahwa di daerah tersebut sangat enak
dan mudah dalam bertetangga. Makanya dia memilih tinggal di daerah tersebut. Dia mengetahui adanya rumah sewa disitu dari saudaranya, tetangga serta adiknya
yang juga tinggal di daerah tersebut. Sehingga dapat memudahkannya dalam mencari rumah sewa untuk ditempatinya.
Ibu Ermawati harus membayar kontribusi seperti pembayaran uang lampu, listrik, serta air kepada Ibu Ruqiyah, yang merupakan Ibu dari Buk Ana yang
dikatakan sebagai tuan tanah atau pemilik rumah sewa tersebut. Harga biaya sewa rumah tersebut adalah sebesar Rp 2.500.000tahunnya. Biasanya menggunakan
kuitansi setelah pembayaran tersebut. Jumlah uang sewa rumah pada setiap rumah sewa pada masyarakat lainnya tidaklah sama. Jumlah biaya sewa rumahnya
berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari bangunan rumahnya. Ibu Ermawati ini
72
tidak membayar PBB. Hal ini dikarenakan tuan tanah atau pemilik rumah sewa
sendiri yang membayar PBBnya.
4.2.8 Informan Kedelapan
Tuan Tanah Pemilik Rumah Sewa Nama
: Ibu Endang Susanti Usia
: 45 Tahun Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga Pendidikan Terakhir : SMK
Ibu Endang Susanti adalah salah satu warga masyarakat yang tinggal di
Lingkungan XI di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun. Yang menjadi
latar belakang mereka tinggal di daerah tersebut dikarenakan mereka tidak memiliki pilihan dan tidak memiliki rumah. Tetapi dikarenakan nenek dari Ibu
Endang ini memiliki rumah, jadi mereka tinggal bersama dan mereka juga memiliki satu rumah sewa di dekat rumah yang mereka tempati dan mereka
menyewakan rumah tersebut kepada Ibu Ermawati. Ibu Endang ini memiliki 2 orang anak. Rumah yang mereka tempati sekarang ini adalah rumah milik sendiri.
Dia sudah tinggal disitu selama 45 tahun. Ibu Endang ini tidak membayar PBB melainkan neneknyalah yang membayar PBB tersebut sebesar Rp
65.000tahun. Kemudian bayar uang lampu tiap bulannya. Karena rumah yang mereka tempati adalah rumah milik sendiri, maka pihak-pihak seperti developer,
mulai dari kepling sampai orang-orang yang bekerja kepada developer pun datang menjumpai Ibu Endang Susanti ini. Rupanya pihak developer sangat tertarik
untuk membeli tanah yang ditempati oleh keluarga Ibu Endang Susanti ini.
73
Kemudian pihak developer menawarkan harga untuk membeli tanah yang ditempati Ibu Endang ini. Tetapi menurut Ibu Endang Susanti ini, pihak developer
menawarkan harga yang terlalu rendah dibawah normal dalam jual beli tanah menurutnya. Menurutnya tidak adanya kejujuran pada pihak developer itu sendiri.
Hal ini dikarenakan pihak developer meminta 500 semeter. Dia sudah 5 kali bertemu dengan pihak developer tersebut. Tetapi menurut pengamatannya,
pihak developer akan menjual tanah yang sudah dibelinya kepada pihak lain dengan harga yang jauh lebih mahal. Seperti dengan harga 2 jutameter itu masih
tanahnya saja, bangunan belum termasuk hitungan harga tersebut. Sehingga menurut Ibu Endang ini dapat dilihat bahwa adanya spekulan-spekulan tanah yang
bermain dalam jual beli tanah tersebut. Menurut pengamatannya sendiri warga masyarakat ada yang dikarenakan keluarganya mendesak, makanya orang tersebut
menjual tanahnya. Bahkan ada juga yang sampai menggadaikan tanahnya tersebut kepada pihak developer tersebut. Begitulah yang dikatakan Ibu Endang Susanti
terhadap masalah tanah yang terjadi di lingkungan tersebut.
4.2.9 Informan Kesembilan