64
Kemudian dia membayar kontribusi sebesar Rp 100.000tahun kepada Ibu Asia selaku tuan tanah. Juga membayar PBB sebesar Rp 20.000tahun. Bapak
Muhardi ini sudah pernah berjumpa dengan pihak developer, karena tanah ini sudah menjadi incaran oleh pihak developer. Karena akan dibangun pusat bisnis
seperti CBD Central Bussiness District di tanah tersebut. Menurut Bapak Muhardi, jika sewaktu-waktu tempat tinggal mereka akan digusur, maka yang
akan dia lakukan adalah pindah dan akan mencari tempat tinggal baru lagi. Cuma untuk sampai saat ini, belum adanya kepastian antara pihak developer dengan tuan
tanah. Sehingga sampai sekarang ini Bapak Muhardi masih tetap tinggal di lahan tersebut.
4.2.3 Informan Ketiga
Tipe Rumah “Rumah Sendiri tapi Tanah Developer” Nama
: Ibu Eli Usia
: 47 Tahun Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga Pendidikan Terakhir : SMP
Ibu Eli adalah salah satu warga yang tinggal di Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun. Dimana tipe tanah yang ditempati oleh Ibu Eli ini
adalah tipe tanah “rumah sendiri tapi tanah developer”. Yaitu maksudnya disini bahwa Ibu Eli membangun rumah miliknya sendiri tetapi membangun rumahnya
di tanah developer. Jadi dapat dikatakan bahwa tanah tersebut adalah milik developer. Ibu Eli ini dengan modal nekat dan berani membangun rumahnya di
tanah developer tersebut. Juga dikarenakan sewa rumah yang sudah habis, maka
65
dia pun membangun rumah tersebut. Ibu Eli ini memiliki 3 orang anak. Mereka sudah tinggal di tanah tersebut selama setahun. Dia meminta izin terlebih dahulu
kepada kepling. Kepling memberikan izin kepada Ibu Eli untuk tinggal di tanah tersebut.
Lalu kepling akan memberitahukan kepada pihak developer bahwasanya tanah yang mereka miliki sudah ada yang menempatinya yaitu keluarga Ibu Eli.
Mendengar hal tersebut, maka pihak developer pun segera mendatangi keluarga Ibu Eli yang telah berani membangun rumah di atas tanah milik dveloper tersebut.
Akhirnya pihak developer pun mengizinkan keluarga Ibu Eli untuk tinggal di atas tanah milik developer tersebut. Tetapi dengan syarat apabila pihak developer akan
menggunakan lahan tersebut, maka keluarga Ibu Eli harus meninggalkan rumah tersebut. Dulunya sejarah tanah ini dimiliki oleh tuan tanah dari keluarga Ibu Asia
yang kemudian mereka jual dengan developer tersebut. Kemudian developer tersebut bermaksud akan membangun sebuah pusat bisnis kota atau yang biasa
kita kenal dengan CBD Central Business District. Tetapi kenyataannya sampai dengan saat ini kegiatan tersebut belum terlaksana.
Ibu Eli sudah pernah bertemu dengan pengacara developer yang bernama Bapak Martin secara 2 kali bertemu. Dulunya Ibu Eli juga mengetahui bahwa
tanah yang mereka tempati ini adalah tanah milik developer yang sudah lama kosong tidak terpakai, maka dengan modal nekat Ibu Eli memberanikan diri untuk
membangun rumah di atas tanah developer. Ibu Eli tinggal dirumah tersebut tidak adanya surat perjanjian dan tidak adanya bayaran seperti kontribusi. Hanya sebuah
lisan saja yang dikatakan oleh pihak developer kepada Ibu Eli tersebut. Seperti mengatakan jika suatu saat pihak developer akan menggunakan tanah tersebut,
66
maka Ibu Eli dan keluarganya harus pindah dari rumah tersebut dan tidak adanya ganti rugi yang akan diberikan oleh pihak developer. Oleh karena hal tersebut,
maka yang akan dilakukan Ibu Eli beserta keluarganya yaitu dengan cara pindah dan akan mencari rumah sewa lagi.
4.2.4 Informan Keempat