KESIMPULAN SARAN BIOMASSA Pengaruh Variasi Perbandingan Tempurung Kelapa dan Eceng Gondok serta Variasi Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Briket

51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis karakterisasi dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa terbaik pada penelitian ini adalah perbandingan 1:4 pada ukuran partikel 60 mesh dengan nilai kalor tertinggi 6851,7453 kalgr, kadar abu terendah 8,1918, kadar air terendah 1,0140, kadar zat menguap 13,7890, kerapatan tertinggi 0,9836 grcm 3 , laju pembakaran terendah 0,0029 grdetik, dan kuat tekan 11,3234 kgcm 2 . Briket hasil penelitian ini memiliki kualitas yang baik sebab memenuhi standar SNI dan standar negara-negara lainnya seperti Amerika, Inggris, dan Jepang, karena itu briket hasil penelitian ini dapat dipasarkan didalam maupun diluar negeri. 2. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan total biaya produksi briket dari hasil penelitian yaitu sebesar Rp 11.689,24kg. Untuk pembuatan briket dalam jumlah yang besar diperkirakan dapat mengurangi biaya produksi, sehingga harga jual dapat ditekan. Pembuatan briket ini berpotensi untuk mengurangi limbah eceng gondok dan tempurung kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian lanjutan sebaiknya menambahkan variasi ukuran partikel diatas 60 untuk lebih mengetahui karakteristik briket yang diperoleh. 2. Bahan baku yang digunakan harus benar-benar kering agar mudah dalam proses karbonisasi sehingga asap yang timbul tidak banyak. Universitas Sumatera Utara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ENERGI TERBARUKAN

Sumber daya energi terbarukan adalah sumber energi yang akan konstan dalam rentang waktu jutaan tahun. Sumber-sumber energi yang termasuk dalam kategori terbarukan adalah sinar matahari, aliran air sungai, angin, gelombang laut, arus pasang surut, panas bumi, dan biomassa. Sejak ditemukan sumber energi yang lebih modern, yaitu bahan bakar fosil dan tenaga nuklir, peranan energi terbarukan di seluruh belahan dunia terutama di banyak negara maju mengalami penurunan. Namun sejak terjadinya krisis minyak pada era 1970-an yang dilanjutkan dengan meningkatnya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan global, potensi energi tebarukan sebagai sumber energi alternatif kembali mendapat perhatian [6].

2.1.1 Karakteristik Energi Terbarukan

Karakteristik energi terbarukan hampir tidak memiliki kesamaan satu sama lain. Meskipun demikian, teknologi energi terbarukan mempunyai beberapa sifat umum [6] sebagai berikut: a. Sumber-sumber energi terbarukan tidak akan habis. b. Sumber energi terbarukan secara geografis bersifat tersebar dan umumnya dikembangkan dan dimanfaatkan di lokasi sumber energi tersebut berada. c. Sumber energi terbarukan mempunyai densitas daya dan energi yang rendah sehingga perangkat teknologi pemanfaatannya menempati lahan yang relatif luas. d. Teknologi-teknologi energi terbarukan pada umumnya memerlukan biaya kapital tinggi tetapi biaya operasinya rendah. e. Beberapa teknologi energi terbarukan bersifat modular sehingga responsif terhadap pertumbuhan permintaan dan dapat dikonstruksi dalam waktu relatif singkat. f. Teknologi-teknologi energi terbarukan pada umumnya ramah lingkungan. Universitas Sumatera Utara 7

2.1.2 Keunggulan Energi Terbarukan

Adapun keunggulan dari energi terbarukan [6] antara lain : a. Sumber energi terbarukan merupakan sumber daya indigenous diperoleh dari sumber daya alam sendiri yang tersedia dalam jumlah banyak. Pemakaian energi terbarukan akan menghemat pengeluaran impor bahan bakar fosil untuk Indonesia hal ini berarti menambah kesempatan ekspor dan akan menciptakan lapangan kerja jika teknologi-teknologi konversinya dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri. b. Beberapa energi terbarukan telah mencapai tahap yang kompetitif, baik secara finansial maupun ekonomi untuk aplikasi tertentu, seperti di lokasi-lokasi terpencil yang biaya transmisi listrik ataupun transportasi bahan bakar ke lokasi tersebut mahal. c. Teknologi-teknologi energi terbarukan bersifat fleksibel dan modular, sehingga dapat dipasang dan beroperasi relatif lebih cepat. d. Perkembangan teknologi yang cepat dari sistem energi terbarukan diharapkan dapat memperlebar skala ekonomi dari aplikasi energi terbarukan dalam dekade mendatang.

2.2 BIOMASSA

Biomassa didefenisikan sebagai material tanaman, tumbuh-tumbuhan, atau sisa hasil pertanian yang digunakan sebagai bahan bakar atau sumber bahan bakar. Secara umum sumber-sumber biomassa dapat berupa tongkol jagung, jerami, tempurung kelapa, material kayu seperti kayu atau kulit kayu, potongan kayu, dan lain sebagainya [7]. Gambar 2.1 Tipe-tipe Biomassa Universitas Sumatera Utara 8 Biomassa merupakan produk fotosintesis, yakni butir-butir hijau daun yang bekerja sebagai sel surya, menyerap energi matahari yang mengkonversi dioksida karbon dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain. Hasil konversi dari senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon, ter dan lain sebagainya [3]. Energi yang disimpan tersebut dapat dimanfaatkan dengan langsung membakar kayu, sedangkan panas yang dihasilkan digunakan untuk memasak atau keperluan lainnya. Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal daripada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan [8]. Pembuatan briket dari bahan baku biomassa diharapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan, juga menjadi solusi dari kelangkaan bahan bakar karena proses produksi briket yang tergolong mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Bahan utama yang harus terdapat dalam bahan baku pembuatan briket adalah selulosa, semakin tinggi kandungan selulosa semakin baik kualitas briket [8]. 2.3 BIOARANG DAN BRIKET BIOARANG 2.3.1 Bioarang