KEKUATAN TEKAN Pengaruh Variasi Perbandingan Tempurung Kelapa dan Eceng Gondok serta Variasi Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Briket

44 dengan penelitian sebelumnya, briket yang diperoleh pada penelitian ini memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah. Dari hasil pengujian nilai kerapatan apabila merujuk kepada Tabel 2.1 yang sesuai dengan SNI 0,5-0,6 grcm 3 tidak ada, sebab nilai kerapatan pada penelitian ini melebihi standar SNI. Untuk standar Amerika dan Jepang memiliki standar mutu yang sama yaitu 1,0-1,2 grcm 3 tidak ada yang memenuhi standar semua perbandingan eceng gondok dengan tempurung kelapa. Untuk standar mutu Inggris 0,46-0,84 grcm 3 juga tidak ada yang memenuhi standar [1].

4.7 KEKUATAN TEKAN

Kuat tekan menunjukkan daya tahan suatu briket terhadap tekanan luar sehingga mengakibatkan briket tersebut pecah atau hancur. Semakin besar nilai kuat tekan berarti daya tahan briket semakin baik. Nilai kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Nilai kuat tekan pada briket Dari Gambar 4.7 diperoleh nilai kuat tekan terendah terdapat pada perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 dengan ukuran partikel 60 mesh yaitu sebesar 11,3234 kgcm 2 dan nilai kuat tekan tertinggi terdapat pada perbandingan 1:4 dengan ukuran partikel 10 mesh yaitu sebesar 24,7699 kgcm 2 . Pada penelitian ini hanya dilakukan pengujian nilai kuat tekan untuk perbandingan 1:4 saja pada ukuran partikel 10, 42, dan 60 mesh, sebab pada perbandingan ini dianggap sebagai perbandingan yang terbaik untuk setiap ukuran 5 10 15 20 25 30 10 42 60 K ua t T eka n kg cm 2 Ukuran Partikel mesh Perbandingan 1:4 Universitas Sumatera Utara 45 partikel dari nilai kalor, kadar abu, kadar air, zat menguap, laju pembakaran, dan kerapatan pada briket. Nilai kuat tekan yang tinggi dapat disebabkan oleh rendahnya kadar air, semakin sedikit air yang terkandung dalam briket menyebabkan briket menjadi semakin keras sehingga nilai kuat tekan menjadi semakin besar. Kadar perekat juga mempengaruhi kuat tekan briket, sebab semakin banyak kadar perekat maka briket akan semakin kuat merekat sehingga kuat tekan briket tersebut semakin besar pula. Selain itu yang mempengaruhi nilai kuat tekan briket adalah ukuran partikel briket itu sendiri, semakin kecil ukuran partikel briket maka semakin rapuh briket tersebut dan mudah hancur, sebaliknya semakin besar ukuran partikel briket maka semakin sukar hancur, sebab briket memiliki ketahanan yang baik. Ukuran partikel briket yang kecil, kadar yang air kecil, nilai yang kalor besar dan memiliki kerapatan yang baik, akan lebih mudah hancur bila diuji kekuatan tekannya jika dibanding dengan briket yang ukuran partikelnya lebih besar. Pada penelitian sebelumnya nilai kuat tekan yang diperoleh pada briket dengan perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 10 : 90 dengan ukuran partikel 10 mesh adalah sebesar 13,05 kgcm 2 , pada perbandingan 30 : 70 nilai kuat tekan yang diperoleh adalah 11,26 kgcm 2 , dan untuk perbandingan 50 : 50 diperoleh nilai kuat tekan sebesar 9,48 kgcm 2 [1]. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, briket yang diperoleh pada penelitian ini memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi. Dari hasil pengujian nilai kekuatan tekan pada penelitian ini apabila merujuk kepada Tabel 2.1, yang sesuai dengan SNI minimal 50 grcm 2 tidak ada, sebab nilai kuat tekan pada setiap perbandingan tidak mencapai standar SNI. Untuk standar Amerika dan Jepang memiliki standar mutu masing-masing minimal 60 grcm 2 dan minimal 62 grcm 2 , tidak ada yang sesuai pada semua perbandingan bahan baku, sedangkan untuk standar mutu Inggris 12,7 grcm 2 , briket yang sesuai standar adalah pada ukuran partikel 10 dan 42 mesh dengan perbandingan eceng gondong dan tempurung kelapa 1:4. Universitas Sumatera Utara 46

4.8 LAJU PEMBAKARAN