KADAR ABU Pengaruh Variasi Perbandingan Tempurung Kelapa dan Eceng Gondok serta Variasi Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Briket

37 3.207,90 kalgr [8]. Nilai kalor briket arang antara lain dipengaruhi oleh ukuran partikel arang, kerapatan arang dan bahan baku arang. Semakin kecil ukuran partikel maka nilai kalornya semakin tinggi, demikian juga semakin kecil ukuran partikel semakin tinggi pula kerapatannya [2]. Pada penelitian sebelumnya, nilai kalor yang diperoleh pada briket dengan perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 10 : 90 dengan ukuran partikel 10 mesh adalah sebesar 6.267,072 kalgr, pada perbandingan 30 : 70 nilai kalor sebesar 4.892,628 kalgr, dan untuk perbandingan 50 : 50 diperoleh nilai kalor sebesar 4.720,835 kalgr [1]. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, briket yang diperoleh pada penelitian ini memiliki nilai kalor yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil pengujian nilai kalor pada penelitian ini dan apabila merujuk kepada Tabel 2.1, dapat disimpulkan bahwa perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa untuk setiap perbandingan 1:1 dengan ukuran 10, 42, dan 60 mesh tidak sesuai dengan SNI minimal 5.600 kalgr, juga pada perbandingan 1:2 dengan ukuran mesh 10 tidak sesuai dengan SNI, selebihnya telah sesuai SNI yaitu pada perbandingan 1:2 dengan ukuran mesh 42 dan 60 serta pada semua perbandingan 1:3 dan 1:4 dengan mesh 10, 42 dan 60. Jika merujuk kepada standar mutu Jepang 5.000-6.000 kalgr, dan standar mutu Amerika 4.000- 6.500 kalgr, semua briket telah memenuhi standar. Sedangkan pada standar mutu Inggris minimal 5870 kalgr, semua briket dengan perbandingan 1:1 dan 1:2 dengan ukuran 10, 42, dan 60 mesh tidak sesuai dengan standar Inggris, selebihnya telah memenuhi standar yaitu pada semua perbandingan 1:3 dan 1:4 dengan ukuran 10, 42, dan 60 mesh.

4.3 KADAR ABU

Abu merupakan bagian yang tersisa dari hasil pembakaran dalam hal ini adalah sisa pembakaran briket arang. Salah satu unsur penyusun abu adalah silikat [3]. Pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor briket arang yang dihasilkan. Kandungan abu yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor briket arang sehingga kualitas briket arang tersebut menurun. Nilai kadar abu dapat dilihat pada Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara 38 Gambar 4.3 Nilai Kadar Abu Dari Gambar 4.3 diperoleh nilai kadar abu terendah pada perbandingan eceng gondok dengan tempurung kelapa 1:4 dengan ukuran partikel 60 mesh yaitu 8,1918, sedangkan nilai kadar abu terbesar pada perbandingan 1:1 pada ukuran partikel 10 mesh yaitu 21,1588. Penambahan eceng gondok meningkatkan kadar abu pada briket arang. Hal ini disebabkan kandungan abu pada arang eceng gondok lebih tinggi yaitu 23,8 sedangkan kandungan abu pada arang tempurung kelapa yaitu 0,60 [3,4]. Ukuran partikel juga mempengaruhi kadar abu dari briket, semakin besar ukuran partikel briket maka kadar abunya juga semakin besar dan sebaliknya semakin kecil partikel briket maka kadar abu akan semakin kecil pula. Hal ini dapat dilihat pada saat briket dibakar sampai menjadi abu. Briket dengan ukuran partikel yang lebih besar akan menghasilkan abu yang lebih banyak dari pada briket yang ukuran partikelnya lebih kecil, karena pada proses pembakaran briket yang ukuran partikelnya kecil akan mudah terbawa oleh angin dan abu nya akan sedikit dihasilkan. Pada penelitian sebelumnya, briket dengan perbandingan tempurung kelapa dan sekam padi 80 : 20 dengan ukuran partikel 60 mesh memiliki kadar abu 5 10 15 20 25 10 42 60 K ada r A bu Ukuran Partikel mesh 1 : 1 1 : 2 1 : 3 1 : 4 Universitas Sumatera Utara 39 sebesar 20. Pada perbandingan 60 : 30 diperoleh kadar abu sebesar 24,7. Pada perbandingan 50 : 50 kadar abu yang diperoleh yaitu 26,7 [19]. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, briket yang diperoleh pada penelitian ini memiliki kadar abu yang lebih rendah. Dari hasil pengujian dan merujuk kepada Tabel 2.1, nilai kadar abu yang memenuhi SNI maksimal 10 terdapat pada semua perbandingan eceng gondok dan tempurung kelapa 1:4 untuk ukuran partikel 10, 42, dan 60 mesh yaitu lebih kecil dari 10, sedangkan selebihnya pada perbandingan 1:1;1:2, dan 1:3 untuk semua ukuran partikel 10, 42, dan 60 mesh tidak memenuhi standar SNI dan hal yang sama juga apabila menggunakan standar Inggris maksimal 10. Untuk standar mutu Jepang maksimal 7, semua briket pada penelitian ini tidak memenuhi standar. Untuk standar mutu Amerika maksimal 16, semua perbandingan eceng gondok pada perbandingan 1:1 dan 1:2 dengan ukuran mesh 10, 42 dan 60 tidak memenuhi standar, sedangkan selebihnya pada perbandingan 1:3 dan 1:4 memenuhi standar.

4.4 KADAR AIR