mementingkan perkembangan usaha cabang Ayam Penyet Surabaya yang di pimpimnya. Untuk jawaban dari ketiga cabang Ayam Penyet Surabaya lainnya
memiliki jawaban yang serupa yaitu sesama pimpinan Ayam Penyet Surabaya saling memotivasi untuk perkembangan usaha Ayam Penyet Surabaya Medan.
4.2.6 Komitmen
Komitmen adalah unsur yang essensial kesuksesan kerja sama. 1. Apakah sesama pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya saling mematuhi dari
peraturan yang berlaku pada usaha franchise Ayam Penyet Surabaya?
Jawaban dari bapak Yudhi salah satu pimpinan cabang Ayam penyet Surabaya di Jl. Dr. Mansyur, “setiap pimpinan cabang memang harus memiliki
komitmen dalam menjalankan segala bentuk peraturan, jika tidak franchior berhak memutuskan hubungan kerja sama secara sepihak”. Ujar Pak Yudhi.
Jawaban dari bapak Sugiono salah satu pimpinan cabang Ayam penyet Surabaya di Jl. Ring Road, “seluruh peraturan wajib di patuhi sesuai dengan SOP
Standar Operasional Perusahaan dan tidak ada yang dapat melanggar ataupun merubah peraturan yang telah dibuat”. Ucap pak Sugiono.
Jawaban dari bapak Rusli salah satu pimpinan cabang Ayam penyet Surabaya di Jl. Titi Kuning, “ada memang beberapa yang tidak mengikuti
peraturan, contohnya tidak menghadiri pengajian yang telah dibuat, toh itu dibuat juga untuk menjalin hubungan yang baik dan harmonis sesama pimpinan
franchisee guna terciptanya kerja sama yang baik pula”. Ucap Pak Rusli.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban dari bapak Rachmad salah satu pimpinan cabang Ayam penyet Surabaya di Jl. Krakatau Simp. Bukit barisan Medan, “ semua orang mengetahui
bahwasannya peraturan ya untuk dilaksanakan, menurut saya semua pimpinan masih ada di koridor yang tepat”. Jawab Pak Rachmad
2. Apakah pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya memiliki keinginan untuk meneruskan hubungan kerja sama terhadap usaha franchise Ayam Penyet
Surabaya? Keempat pimpinan Ayam Penyet Surabaya memiliki jawaban serupa,
yaitu mereka yakin dan akan tetap bertahan untuk meneruskan hubungan kerja sama Ayam Penyet Surabaya ini.
4.2.7 Relasionalism
Relasionalism dapat disebut sebagai kerja sama sosial yang
mempertimbangkan referensi dari evaluasi perilaku fartner. 1. Apakah dalam mengambil sebuah keputusan pimpinan cabang Ayam Penyet
Surabaya mengkhawatirkan perasaan orang lain? keempat pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya memiliki jawaban
yang sama yaitu dalam memberikan saran ataupun mengambil sebuah keputusan mereka saling menjaga perasaan peserta rapat lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Apakah dalam mengambil suatu keputusan menekankan kompromi dibandingkan ego pribadi?
Jawaban dari bapak Yudhi dan bapak Sugiono adalah, perbedaan pendapat pada saat rapat itu sudah hal yang biasa. Kalaupu terjadi perdebatan
maka kami melakukan kompromi. Jika masalah tidak terselesaikan juga dengan dilakukannya kompromi, maka kami melakukan voting suara untuk mengakhiri
perbedaan pendapat. Jawaban dari bapak Rusli dan bapak Rachmat, keduanya memiliki
jawaban yang sama yaitu setiap mengambil sebuah keputusan kami selalu menekankan kompromi dibandingkan ego pribadi.
3. Apakah antara sesama pimpina cabang Ayam Penyet Surabaya memiliki solidaritas yang tinggi?
Keempat pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya memiliki jawaban yang sama yaitu satu sama lain kami memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan itu
kami bangun dari kegiatan yang kami adakan seperti, pengajian, hang out, dan refreshing.
4. Apakah setiap konflik yang terjadi dapat diselesaikan secara kekeluargaan? Keempat pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya juga memiliki
jawaban yang serupa, yaitu dari setiap konflik yang pernah ada kami dapat menyelesaikannya secara kekeluargaan.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Temuan Penelitian
4.3.1 Konflik Masih Tersembunyi Laten
Konflik yang terjadi di dalam masyarakat bisa bersifat laten dan bisa bersifat terbuka. Konflik yang bersifat laten atau tersembunyi merupakan pertentangan
tertutup dan belum mencuat ke permukaan. Misalnya kesenjangan yang terjadi dalam sistem pengupahan pada setiap karyawan suatu perusahaan atau organisasi tertentu
yang berlangsung secara diam-diam dan tertutup oleh pemilik perusahaan atau organisasi tertentu.
Konflik laten bersifat mengejutkan, karena datang tiba-tiba dan biasanya sangat memberikan dampak bagi sebuah perusahaan atau organisasi. Konflik laten ini
berlaku seperti api di dalam sekam, tak tampak adanya di permukaan, tetapi sesungguhnya sangat bermasalah secara tersembunyi di dalam. Gejalanya sulit
terdeteksi, karena bersifat tertutup, sama halnya sebuah kekuatan yang disimpan, tentu akan menjadi semakin kuat dan berdaya tinggi bila sewaktu-waktu meledak.
Bahaya laten yang tidak terdeteksi akan menjadi konflik laten yang sangat merusak. Dalam karyawan yang tertindas misalnya, ketertundukan yang bukan karena
kepatuhan dapat menjadi bahaya laten yang akan berbalik menyerang pada waktunya. Bahaya laten seperti bom waktu yang dapat meledak sebagai konflik yang
mengganas. Suatu saat konflik ini bisa meledak dan berubah status menjadi konflik terbuka. Kekuatan seseorang yang terpendam harus dapat diantipasi sebelumnya,
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat diberi saluran agar tidak menjadi semakin menguat. Dalam menjalankan hubungan kerja sama apapun diperlukan pendekatan tersembunyi
gunanya untuk menghindari terjadinya konflik yang besar. Namun seringkali hal ini kurang mendapatkan perhatian yang semestinya, tidak jarang tindakan baru dilakukan
setelah konflik itu muncul. Salah satu bentuk konflik masih tersembunyi atau laten dirasakan oleh
pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya yang berada di Medan. Salah satunya dari Bapak Sugiono yaitu salah satu pimpinan cabang Ayam penyet Surabaya di kawasan
Ring Road medan, konflik laten yang beliau rasakan adalah mengenai hasil akhir atau balas jasa dan fasilitas yang diterima kurang memuaskan. Beliau mungkin masih
harus bersabar menerima hasil akhir dan fasilitas yang dirasanya masih kurang dari cukup. “saya masih belum terlalu mempersoalkan masalah ini, ini hanya sekedar
keluhan yang ada dalam pribadi saja, tapi sebaiknya hasil akhir atau balas jasa yang diterima harus sesuai dengan kinerja atau loyalitas saya pada perusahaan Ayam
Penyet Surabaya”. Ungkap Sugiono. Hal lain juga dikemukan oleh pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya
lainnya, konflik laten yang dirasakan yaitu merasa tersinggung atas hubungan kerja sama yang tidak baik pada salah satu rekan bisnis atau pimpinan cabang yang lain.
Sebabnya dikarenakan suatu ketika yaitu tepatnya malam minggu, salah satu cabang Ayam Penyet Surabaya A terjadi pemadaman listrik oleh PLN, sedangkan cabang
tersebut sedang mengalami kerusakan pada gendset-nya, untuk menjaga kenyamanan pengunjung yang sedang menikmati hidangan dan menarik konsumen lain untuk
Universitas Sumatera Utara
berkunjung maka cabang Ayam Penyet Surabaya A memiliki inisiatif untuk meminjam gendset pada salah satu cabang Ayam Penyet Surabaya B. Hasilnya
cabang Ayam Penyet Surabaya B tidak bersedia meminjamkan gendset pada cabang Ayam Penyet Surabaya A, padahal diketahui bahwa pada malam tersebut cabang
Ayam Penyet Surabaya B sedang tidak membutuhkan gendset. Hal tersebut membuat pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya A merasa tersinggung dengan tidak adanya
i’tikad baik dari cabang ayam Penyet Surabaya B untuk bekerja sama. Sehingga Ayam penyet Surabaya A mengalami penuruan omset pada malam tersebut.
Sama seperti pimpinan lainnya, bapak Yudi salah satu cabang Ayam Penyet Surabaya yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No.45 juga pernah merasa tersinggung
dengan pimpinan franchising lainnya dalam hal hubungan kerja sama pada Ayam Penyet Surabaya di Medan.
“Dalam hal kerja sama menurut saya, rasa saling tidak enak hati ataupun tersinggung itu biasa, karena yang namanya kerja sama kan terdiri dari beberapa
orang yang memiliki watak atau sikap yang berbeda satu sama lainnya, jadi wajar jika sewaktu-waktu kita merasa tidak enak hati atau tidak nyaman dengan yang
lainnya. Tapi itu kan hanya untuk pribadi saja”. Ujar Yudi salah satu pimpinan cabang Ayam Penyet Surabaya.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Konflik Yang Mendahului antecedent condition