2.3.3 Manfaat Kerjasama
Menurut H. Kusnadi 2003:78 mengatakan bahwa berdasarkan penelitian kerja sama mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
1. Kerja sama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas.
2. Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif dan efisien.
3. Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.
4. Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
5. Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok.
6. Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan
situasi dan kondisi yang telah baik.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Sadat 2011 dengan judul “Pengaruh Konflik Peran dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Astra Daihatsu
Tbk Bagian Divisi Service”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Konflik Peran dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Astra
Daihatsu Tbk bagian Divisi Service.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran tidak memiliki pengaruh namun tidak signifikan dalam mempengaruhi prestasi kerja pada PT. Astra Daihatsu
Tbk, Bagian divisi service. Dengan nilai thitung 0,997 199714, dan tingkat signifikansinya 0,322 0,05. Variabel Faktor Gaya Kepemimpinan memiliki
pengaruh dan signifikan terhadap peningkatan Kinerja Karyawan pada PT. Astra Daihatsu, Medan, dengan nilai thitung 3,972 1,99714 dan tingkat 0,000 0,05.
Penelitian yang dilakukan oleh Sitompul 2011 dengan judul “Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT PLN Persero Cabang
Medan.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh manajemen konflik dengan indikator keterbatasan sumber daya, komunikasi,struktur
organisasi dan perbedaan individu, terhadap kinerja karyawan PT PLN Persero Cabang Medan, dengan indikator kunatitas kerja, kualitas kerja, pemanfaatan waktu
dan kerja sama. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode
analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier sederhana, pengujian signifikan parsial dan pengujian koefisien determasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel nilai pelanggan terhadap loyalitas nasabah, dengan nilai thitung sebesar 4,341 dan nilai
koefisien determasi sebesar 23.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konseptual
Dalam proses interaksi antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu
pelaksananya. Setiap saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu maupun antar kelompok dalam organisasi. Banyak faktor yang melatar belakangi munculnya
ketidakcocokan atau ketegangan, antara lain sifat-sifat pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi yang “buruk”, perbedaan nilai, dan sebagainya.
Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya membawa organisasi ke dalam suasana konflik.
Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama
lain, menuju pencapaian tujuan organisasi. Namun, sebagaimana dikatakan oleh Gibson, et al. 2009:437, selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling
tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak
saling bekerjasama satu sama lain. Sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik kalau didalamnya tidak ada
pemimpin sebagai orang yang bertanggung jawab atas organisasi tersebut, dan pemimpin itu tidak akan maksimal dalam melaksanakan tugasnya tampa adanya
bawahan karyawan yang selalu berintraksi dan membantunya. Adanya pemimpin dan bawahan karyawan tersebut adalah suatu bukti bahwa organisasi dan struktur
saling berkaitan. Oleh karena itu, istilah struktur digunakan dalam artian yang
Universitas Sumatera Utara
mencakup: ukuran organisasi, derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kepada organisasi, kejelasan jurisdiksi wilayah kerja, kecocokan antara tujuan
anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem imbalan. Dan sebagai tolak ukur, dalam penelitian menunjukkan bahwa ukuran organisasi dan
derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik struktur. Makin besar organisasi, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar
pula kemungkinan terjadinya konflik. Jadi, konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak
sesuaian atau perbedaan antara dua pendapat sudut pandang, baik itu terjadi dalam ukuran organisasi, derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota keorganisasi,
kejelasan jurisdiksi wilayah kerja, kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem imbalan yang berpengaruh atas pihak-
pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun dalam sebuah organisasi. Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Kerangka konseptual
Sumber : Gibson2009 data diolah
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Konflik
X : • Konflik masih tersembunyi laten. 1
• Konflik yang mendahului antecedent condition. 2
• Konflik yang dapat diamati perceived conflicts dan konflik yang dapat dirasakan
felt conflict. 3 • Konflik terlihat secara terwujud dalam
perilaku manifest behavior. 4 Hubungan Kerjasama
Franchise Y
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian