Kihei. Akan tetapi pada cerita asli Musashi, saat itu Musashi kecil datang menghadap Kihei ditemani oleh pamannya, biksu Dorinbo dengan maksud meminta maaf karena
telah mencoret papan pengumunan yang dibuat oleh Kihei. Bukannya minta maaf, Musashi malah menyerang Kihei, ia melempar tongkat yang dibawanya, menubruk
Kihei, mengangkat tubuh Kihei, membantingnya ke tanah, lalu menggebuki Kihei sampai tewas.
3.2.3.2 Melawan Klan Yoshioka
Cuplikan 1: Musashi
: “Nama kota ini terdengar sampai desa Miyamoto di gunung sana. Pria yang mahir main pedang ada di sini.” Berkata di dalam
hati ”Perguruan Yoshioka, delapan gaya Kyoto, Yoshioka Seijuro tak bisa kuabaikan
Analisis: .” volume 3, hal 4-5
Cuplikan di atas diambil ketika Musashi yang berusia 21 tahun datang ke Kyoto untuk pertama kalinya. Ia datang ke Kyoto karena mendengar bahwa di Kyoto
terdapat ahli pedang yang handal. Tujuan ia datang ke Kyoto adalah untuk menantang duel maestro pedang terkenal di kota itu, Yoshioka Seijuro.
Cuplikan di atas sesuai dengan cerita aslinya, tahun1604, pada usia 21 tahun Musashi tiba di Kyoto dengan niat melawan para maestro pedang di kota itu. Pada
Universitas Sumatera Utara
zaman itu, klan Yoshioka adalah klan dengan permainan pedang yang paling dihormati. Mendengar hal ini, tentu saja Musashi mendatangi klan tersebut dan
menantang pemimpin klan tersebut. Cuplikan 2:
Seijuro : “Hai, tuan shugyosha, rupanya kau datang juga. Padahal sudah
kubilang untuk mengurungkan niatmu.” volume 3, hal 94-95 Seijuro
: “Bawa ini dan pergilah dari sini.” Musashi
: Menebas botol sake volume 3, hal 100-101 Menyodorkan botol sake.
Analisis: Pada cuplikan di atas, Seijuro menawarkan sake kepada Musashi dan
menyuruhnya pergi. Ini berarti ia menolak tantangan duel Musashi. Hal ini tidak sesuai dengan cerita aslinya, karena pada cerita aslinya, Seijuro langsung menerima
tantangan duel dari Musashi, terlebih karena ia mengetahui bahwa Musashi adalah anak dari Munisai. Dengan alasan ingin menghapus sisa aib yang melekat pada nama
keluarganya karena Munisai pernah mengalahkan ayahnya sebanyak dua kali, Seijuro menerima tantangan Musashi, sekalipun Musashi dianggap tidak mempunyai
pengalaman, status, dan keahliannya barangkali tidak seberapa.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 3: Musashi
: “Aku belum memperlihatkan kekuatanku. Aku ingin membalasnya. Orang terkuat di Kyoto ini memang Yoshioka Seijuro. Aku tidak
punya alasan untuk bertarung dengan yang lain.” Denshichiro : ”Lima orang kalah dan semuanya tewas. Mengertikah kau ada alasan
untuk bertarung di sini.
Cuplikan 4: Miyamoto Musashi Ada alasan bagiku
untuk membunuhmu” volume 3, hal 32-36
Denshichiro : “Miyamoto, jaga dirimu baik-baik. Aku ingin bertemu denganmu yang jauh lebih tangguh.
Musashi : “Menurut anda waktu itu akan datang padaku?”
“
Denshichiro : “Masalah waktu siapapun sama. Aku juga begitu. Suatu saat nanti aku akan membunuhmu Sampai saat itu tiba tetaplah hidup”
volume 3, hal 213-216
Analisis: Pada cuplikan 3 diceritakan bahwa adik Seijuro, Denshichiro menantang duel
Musashi karena Musashi telah membunuh lima murid Yoshioka. Pada cuplikan 5, pertarungan Musashi dan Denshichiro terhenti karena kebakaran yang terjadi di dojo
Universitas Sumatera Utara
Yoshioka. Lalu Denshichiro membuat janji untuk mengalahkan Musashi suatu saat nanti dimana Musashi menjadi lebih tangguh.
Cuplikan 3 dan 4 tidak sesuai dengan cerita aslinya karena sebenarnya Musashi melawan Denshichiro karena Musashi telah mengalahkan Seijuro terlebih
dahulu, sehingga Denshichiro ingin mengembalikan nama baik Yoshioka. Pada cerita aslinya, duel Musashi melawan Denshichiro hanya berlangsung satu kali, jadi janji
Denshichiro untuk mengalahkan Musashi suatu saat nanti pada cuplikan 5 tidak sesuai dengan cerita aslinya.
Cuplikan 5: Papan pengumuman : “Yoshioka Denshichiro menantang duel Miyamoto Musashi
pada tanggal 9 di halaman kuil Rengeoin.”
Analisis: volume 21, hal
8-9
Cuplikan di atas muncul pada tahun 9 Keicho 1604 di Kyoto. Pada saat itu Musashi kembali ke Kyoto untuk memenuhi janji bertarung dengan Denshichiro.
Denshichiro memasang papan pengumuman agar semua orang di Kyoto mengetahui mengenai pertarungannya dengan Musashi. Sesuai janji setahun yang lalu, ia datang
untuk menepatinya, tetapi tujuan utamanya tetap sama, yaitu bertarung dengan Seijuro.
Universitas Sumatera Utara
Jika diceritakan setahun setelah Musashi datang ke dojo Yoshioka, maka pada tahun 1604 pada cuplikan di atas, Musashi berusia 22 tahun. Hal ini tidak sesuai
dengan cerita aslinya, karena pada tahun 1604 seharusnya Musashi berusia 21 tahun dan memasuki Kyoto untuk pertama kalinya. Berdasarkan cuplikan di atas, Musashi
akan bertarung dengan Denshichiro untuk kedua kalinya. Ini tidak sesuai dengan cerita aslinya karena pada cerita aslinya Musashi hanya bertarung sekali dengan
Denshichiro. Akan tetapi lokasi tempat akan dilaksanakannya pertarungan sesuai dengan cerita aslinya, yaitu di halaman kuil Rengeoin.
Cuplikan 6: Musashi
: “Tuan Seijuro, anda yang terus mengamatiku selama ini.” Seijuro
: “Aku bermaksud membunuhmu dari belakang, supaya tidak terjadi pertarungan yang terlalu dibesar-besarkan.”
Analisis: volume 21, hal 38-42
Cuplikan di atas terjadi di padang Rendaiji, wilayah utara Kyoto. Pada cuplikan tersebut Seijuro menemui Musashi diam-diam di padang Rendaiji dan
mengajaknya bertarung karena ia tidak ingin pertarungannya dengan Musashi terlihat oleh orang banyak. Pertarungan berlangsung dengan sangat sengit, mereka berdua
saling melukai, sampai akhirnya Musashi membunuh Seijuro dengan cara menebas bahu kanan sampai dada Seijuro dengan pedangnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Kokura Hibun diceritakan Musashi melawan Seijuro di Padang Rendaiji di luar Kyoto. Seijuro ambruk dan tak sadarkan diri dengan satu pukulan
pedang Musashi, tapi nyawanya selamat karena sebelumnya telah diatur bahwa pertarungan akan berakhir dengan satu pukulan tunggal. Murid-murid Seijuro
membawanya pergi dan merawat lukanya. Akhirnya ia meninggalkan seni bela diri dan menjadi seorang biksu Budha.
Yang sesuai dengan cerita aslinya adalah lokasi berlangsungnya pertarungan dan Musashi yang mengalahkan Seijuro. Pada cerita aslinya Musashi bertarung
dengan bersenjatakan bokuto, bukan pedang sungguhan. Musashi tidak sampai membunuh Seijuro pada pertarungan tersebut dan pertarungan berlangsung dengan
ditonton oleh murid-murid dari dojo Yoshioka. Cuplikan 7:
Ueda Ryohei : Menodong Musashi dengan senapan api dan berkata “Tinggalkan Kyoto, jika kau melakukan itu, kita tidak akan saling bertemu lagi.
Pikirkan itu, apa yang memulai semua ini? Itu semua karena ambisimu, dan sekarang kau mendapatkan yang kau inginkan, semua
orang tahu siapa yang membunuh Seijuro. Ambisimu telah terpenuhi. Sudah cukup, mengambil satu langkah lagi dan kau akan
menyesalinya.” Penonton
: “Ini sudah lewat dari waktu yang ditentukan. Dia telat” volume 24, hal 157
Universitas Sumatera Utara
Analisis: Berdasarkan cuplikan di atas dapat dilihat bahwa sebelum tiba di tempat
pertarungan dengan Denshichiro, Musashi dicegat oleh salah satu murid Yoshioka, Ueda Ryohei. Ryohei meminta Musashi untuk meninggalkan Kyoto. Karena hal ini,
Musashi terlambat datang ke tempat pertarungan. Pada pertarungan, Denshichiro mencoba menyerang Musashi, tapi meleset,
kemudian ia menyerang lagi, dan serangannya ditangkis oleh Musashi dengan pedangnya sehingga pedang Denshichiro patah. Pengawas pertarungan menghentikan
pertarungan dan seseorang dari pihak Denshichiro menyerahkan pedang pengganti kepada Denshichiro. Untuk ketiga kalinya Denshichiro menyerang Musashi, tetapi
terlambat. Musashi mendahului serangannya dengan menebas lengan kanan Denshichiro hingga putus, lalu menubruknya dan menusuk perut kirinya. Denshichiro
pun terjatuh dan tewas. Dari cuplikan di atas ada beberapa hal yang sesuai dengan cerita aslinya,
diantaranya adalah keterlambatan Musashi saat tiba di tempat pertarungan, tetapi menurut cerita aslinya, Musashi datang terlambat dengan sengaja, bukan karena
dicegat oleh murid dari Yoshioka. Ini adalah strategi psikologis Musashi terhadap lawannya. Ia sengaja datang terlambat untuk membuat lawannya marah sehingga
lawannya akan menyerang dengan kemarahan dan tidak dapat berkosentrasi pada pertarungan. Selanjutnya, Denshichiro yang dikalahkan Musashi dan tewas juga
sesuai dengan cerita aslinya.
Universitas Sumatera Utara
Yang tidak sesuai dengan cerita aslinya adalah jalannya pertarungan. Menurut cerita aslinya, pertarungan berlangsung dengan sangat singkat. Denshichiro yang
marah karena keterlambatan Musashi, langsung menyerangnya. Musashi mengelakan serangan itu, melemparkan pedang dari tangan lawannya, dan menusuknya sampai
menembus perutnya. Menurut sejumlah catatan, Denshichiro roboh persis di tempat dia berdiri, dan tewas.
Cuplikan 8: Murid Yoshioka : Menyerahkan surat dan berkata “Baca ini. Kita akan berhadapan
hanya satu kali lagi.” Isi surat
: “Ichijoji, di hutan Pinus. Ketua dojo Yoshioka, Ueda Ryohei.” volume 25, hal 82-83
Ueda Ryohei : “Musashi akan melewati jalan ini besok. Klan Yoshioka tidak akan berubah meskipun ketuanya terbunuh. Kita tidak akan
menyerah. Kita tidak akan ragu-ragu. Itu yang akan kita tunjukkan pada dunia. Kita akan membunuh Musashi dengan 70 orang kita
sekaligus.
Musashi : “70 lawan 1, tapi tak mungkin kubiarkan 70 orang menyerangku
pada saat bersamaan. Kita akan membunuh Musashi dan memamerkan
mayatnya.” volume 25, hal 112-113
Daripada 70 lawan 1, harus kubuat 1 lawan 1 70 kali.” volume 26, hal 30-31
Universitas Sumatera Utara
Analisis: Cuplikan di atas menceritakan Ueda Ryohei menantang Musashi bertarung di
hutan pinus di Ichijoji. Surat tantangan tersebut dibawakan kepada Musashi oleh salah satu murid Yoshioka. Akan tetapi pertarungan melawan Ryohei hanya tipuan
saja, yang sebenarnya adalah seluruh klan Yoshioka yang berjumlah 70 orang akan membunuh Musashi secara bersamaan untuk membalaskan dendam kematian ketua
mereka. Musashi yang mengetahui hal ini mengatur strategi untuk menghadapi mereka. Ia mengalahkan semua klan Yoshioka satu per satu dengan memanfaatkan
kepanikan mereka karena ia tiba-tiba muncul dari balik pohon pinus. Cerita mengenai murid-murid Yoshioka yang berniat melakukan balas
dendam kepada Musashi sesuai dengan cerita aslinya, tapi yang menantang Musashi bertarung bukanlah Ryohei, karena Ryohei hanyalah tokoh fiksi di sini. Pada cerita
aslinya, pertarungan jebakan tersebut adalah Musashi melawan anak dari Seijuro, Matashichiro.
Sesuai dengan cerita aslinya, pertempuran melawan klan Yoshioka berlangsung di hutan pinus dekat kuil Ichijoji dan strategi bertempur Musashi adalah
satu lawan satu. Jumlah keseluruhan klan Yoshioka saat bertempur dengan Musashi dalam cuplikan di atas adalah 70 orang. Ini tidak sesuai dengan cerita aslinya, karena
klan Yoshioka yang bertempur seharusnya berjumlah lebih dari seratus orang. Yang sesuai dengan cerita asli berikutnya adalah kemenangan Musashi dalam
menghabiskan seluruh klan Yoshioka dengan teknik satu lawan satu. Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
cerita aslinya, Musashi tiba-tiba melompat dari balik pohon pinus, sehingga klan Yoshioka panik. Dengan memanfaatkan kepanikan massal tersebut, Musashi
menggiring gerombolan ketakutan itu persis seperti menggiring ternak dan memotong mereka satu per satu.
3.2.3.3 Melawan Hozoin Inshun