asli, Gion Toji adalah orang yang mengajari Yoshioka ilmu pedang. Hal ini jelas tidak sesuai.
Pada cuplikan di atas diceritakan bahwa Musashi melawan Inshun sebanyak dua kali. Yang pertama ia kalah dan lari dari Inshun, dan yang kedua pertarungan
dimenangkan oleh Musashi. Yang sesuai dari sini hanyanya jumlah pertarungannya, karena menurut cerita aslinya pertarungan Musashi melawan Inshun memang
berlangsung sebanyak dua kali, tapi Musashi berhasil menang dalam pertarungan itu berturut-turut.
Akhir pertarungan Musashi melawan Inshun juga tidak sesuai, karena pada cerita aslinya, setelah pertarungan mereka berdua tidak terluka dan malah
berbincang-bincang soal bela diri sampai pagi, bukannya sama-sama terluka dan tidak ada perbincangan.
3.2.3.4 Melawan Yagyu Sekishusai
Cuplikan: Musashi
: Berkata di dalam hati “Mereka menikmati pembicaraan ini. Apa yang harus kulakukan? Aku datang kemari bukan untuk ngobrol. Aku
datang untuk bertarung dengan pedang Sekalipun harus menghadapai semua penghuni puri ini, aku harus membuat Yagyu
Sekishusai bertekuk lutut di hadapanku” volume 9, hal 177-179
Universitas Sumatera Utara
Musashi : Bersiap menusuk Sekishusai dan berkata “Aku bisa membunuhmu
Akan kuhujamkan pedang ini di tenggorokanmu Sampai kapan kau mau tidur santai seperti itu?” volume 11, hal 75
Analisis: Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa Musashi memasuki kediaman Yagyu
dengan alasan ingin berdiskusi mengenai seni pedang. Tujuan sebenarnya adalah untuk menantang Yagyu Sekishusei. Oleh karena itu ia memanfaatkan keributan yang
dibuat oleh muridnya untuk menantang murid-murid Yagyu. Ia melawan murid- murid Yagyu sambil terus masuk ke dalam puri untuk mencari Sekishusei, sampai
akhirnya ia menemukan Sekishusei sedang tidur di kamarnya. Musashi berusaha menyerang Sekishusei, tapi bisa diatasi dengan Sekishusei sambil tidur.
Satu-satunya Yagyu yang pernah ditemui Musashi pada cerita aslinya hanyalah Yagyu Hyogonosuke, cucu Sekishusai yang ia temui secara tidak sengaja
saat ia hendak meninggalkan Nagoya. Ini berarti cuplikan di atas tidak sesuai dengan cerita aslinya. Klan Yagyu adalah klan yang paling tersohor di dunia permainan
pedang selama masa hidup Musashi dan beberapa generasi sesudah itu. Dengan alasan inilah klan Yagyu sering kali disebutkan dalam beberapa cerita fiksi Musashi,
termasuk komik Vagabond. Karena menurut cerita asli, Musashi tidak pernah bertemu dengan Yagyu Sekishusai, maka tidak pernah terjadi duel di antara mereka.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3.5 Melawan Shishido Baiken
Cuplikan: Musashi
: Memasuki gubuk di tengah hutan dan berkata “Kaukah Shishido Baiken, si sabit berantai?”
Baiken : “Kalau ingin melihat sabit berantai, akan kuperlihatkan. Kita keluar”
volume 12, hal 183 volume 12, hal 177
Musashi : Berkata dalam hati “Mematikan Jika terkena bola tembaga di ujung
rantai itu, tubuh manusia tak akan bisa bertahan.” volume 12, hal 200
Analisis: Cuplikan di atas menceritakan Musashi mencari Shishido Baiken untuk
ditantang duel, tapi ternyata yang ditemuinya adalah Tsujikaze Kohei, adik perampok Tsujikaze Tenma yang telah dibunuh oleh Musashi. Baiken atau Tsujikaze Kohei
berhasil mengahajar Musashi dengan bola tembaga di ujung rantainya dan dua kali menjerat pedang Musashi. Saat kedua kali Baiken menjerat pedang Musashi, Musashi
menggunakan wakizashinya untuk menebas bahu kanan Baiken hingga Baiken mengalami pendarahan hebat. Baiken tidak tewas dalam pertarungan ini karena ia
meminta ampun pada Musashi. Yang sesuai dengan cerita aslinya hanya mengenai Musashi bertarung dengan
Baiken, tetapi pada cerita aslinya, Baiken yang dihadapi Musashi adalah Baiken
Universitas Sumatera Utara
sesungguhnya, bukan Tsujikaze Kohei. Tokoh Tsujikaze Kohei di sini adalah fiksi karena pada cerita asli Musashi, tidak ada yang bernama Tsujikaze Kohei, hanya saja
Tsujikaze Tenma pernah disebutkan. Dalam Nitenki diuraikan bahwa Tsujikaze Tenma dalam cerita asli Musashi adalah lawan tarung Musashi di tahun1610. Dalam
pertarungannya dengan Musashi, ia jatuh ke belakang karena suatu hal dengan punggung menghajar sebuah gentong air di ujung beranda dan tewas.
Pada cerita aslinya, Baiken mengunci pedang Musashi dengan rantainya, lalu Musashi mendadak menghunuskan wakizashinya dan melemparkannya seperti
sebilah shuriken, yang menembus dada Baiken hingga tewas. Berdasarkan hal ini berarti cerita pada cuplikan di atas tidak sesuai karena Musashi tidak membunuh
Baiken, tetapi mengenai cara Musashi menggunakan wakizashinya saat mengalahkan Baiken, sesuai.
3.2.4 Minat Musashi Dalam Kesenian