pembicaraan atau bacaan, langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan menilai informasi. Langkah ini merupakan bagian terpenting dari proses mendengar.
Sambil melakukan penyaringan suatu informasi, seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang penting dan mana yang tidak penting. Suatu
pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok dan ide-ide pendukung secara rinci.
2. Fungsi Bahasa sebagai Komunikasi Verbal
Menurut Hardjana 2007 : 23 bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan alunan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
a. Untuk mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan manusia. b. Untuk membina hubungan yang baik diantara sesama manusia.
c. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita. d. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal
a. Faktor Intellegensi Orang yang memiliki intellegensi yang tinggi biasanya memiliki banyak
pembendaharaan kata dibandingkan orang yang memiliki intellegensi rendah. b.
Faktor budaya Setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang
memiliki keragaman suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing- masing.
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk berbicara lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak
d. Faktor Kepribadian
Orang memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
e. Faktor Biologis
Adanya kelainan sehingga mengganggu saat berbicara. f.
Faktor Pengalaman Orang yang banyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu
atau massa, akan dapat berbicara secara lancar.
4. Komunikasi Nonverbal
Menurut Suprapto 2009 : 13, bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi adalah komunikasi nonverbal, sebelum manusia menggunakan
kata-kata, manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, dalam hal ini bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini
adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal : a.
Mengerutkan dahi untuk menunjukkan seseorang sedang berpikir. b.
Gambar pria dan wanita yang dipasang di pintu masuk toilet untuk menunjukkan kamar sesuai dengan jenis kelaminnya.
c. Gambar rokok disilang untuk menunjukkan bahwa pemakai ruangan tidak di
perkenankan merokok. d.
Berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang melamun. e.
Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang terhadap orang lain.
Universitas Sumatera Utara
f. Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan.
g. Asbak di atas meja tamu untuk menunjukkan bahwa tamu diperbolehkan
merokok. h.
Ruang tunggu sebuah bank disediakan tanpa tempat duduk untuk menunjukkan bahwa para nasabah akan dilayani dengan cepat tanpa harus menunggu lama.
i. Menggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan.
j. Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa
senang, simpati dan penghormatan. k.
Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju. l.
Berbicara dengan mengambil jarak agak menjauh untuk menunjukkan bahwa lawan bicaranya belum begitu dikenal dengan baik.
m. Menutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukkan suatu kebohongan.
n. Telapak tangan yang terbuka untuk menunjukkan kejujuran.
o. Tangan mengepal untuk menunjukkan penuh percaya diri.
p. Gerakkan kaki dan tangan secara tidak teratur, bagaikan orang yang
kedinginan, yang menunjukkan bahwa seseorang sedang grogi. q.
Seseorang mengirimkan seuntai bunga kepada teman yang meraih sukses untuk menunjukkan rasa simpati dan ucapan selamat atas kesuksesan yang diraih.
Menurut Purwanto 2006 : 9 pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan
orang, baik rasa senang, benci, cinta, rindu, maupun berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula secara mendasar, komunikasi nonverbal cukup berbeda dengan
komunikasi verbal. Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur, sehingga membuat komunikasi nonverbal sulit untuk
Universitas Sumatera Utara
dipelajari. Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan. Pada umumnya, sebelum
menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakannya.
5. Tujuan Komunikasi Nonverbal