kosakata, dan juga meningkatkan kepercayaan diri saat berbicara dengan orang lain.
g. Tidak Selalu Merasa Benar
Hindari berpikir bahwa apa yang kita katakan adalah selalu benar, hal ini dapat menciptakan sebuah penghalang dalam percakapan apa pun. Komunikator
yang efektif membuat titik untuk mendengarkan sudut pandang orang lain sebelum berbicara.
h. Kesopanan
Mengelolah cara-cara dalam membingkai kalimat agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Cara yang sopan dalam bercakap-cakap dapat membantu kita
mendapatkan rasa hormat dari orang lain dan mengesankan mereka juga. i.
Bahasa Tubuh Bahasa tubuh merupakan faktor penting dalam meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Pertahanan kontak mata saat kita berbicara duduk, berdiri dalam posisi tegak, menjabat tangan, tidak memberikan sinyal yang salah dengan
menyilangkan lengan dan kaki, hindari gelisah berlebihan. Selalu ingat bahwa gerakan kita mengatakan tentang kepribadian kita. Dengan demikian, kita dapat
melihat seberapa efektif keterampilan dalam berkomunikasi membantu seseorang untuk berhubungan dengan orang lain dan juga untuk membangun hubungan yang
sukses serta meningkatkan produktivitas di tempat kerja.
J. Penerapan Komunikasi yang Efektif
Menurut Ludlow 2000 : 16-18 konteks dari komunikasi yang efektif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi yang efektif untuk komunikasi
Universitas Sumatera Utara
personal atau perseorangan serta komunikasi yang efektif untuk komunikasi massa. Pada komunikasi personal atau komunikasi perseorangan, suatu
komunikasi di katakan efektif apabila komunikan mampu memahami pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Pemahaman pesan terlepas dari setuju atau tidaknya
komunikan dengan isi pesan yang di komunikasikan. Sedangan pada komunikasi massa, suatu komunikasi dikatakan efektif apabila mampu menjangkau
komunikan dalam jumlah yang besar atau dengan kata lain pesan yang di kirim komunikator dapat di terima oleh banyak orang.
Baik komunikasi personal maupun komunikasi massa keduanya terkandung komponen komunikasi yang secara sederhana dapat meliputi
komunikator sumber, sender, pesan, saluran, komunikan penerima, reciever, dan efek umpan balik. Untuk melihat komunikasi itu dapat di katakan efektif
ataupun tidak tentu tidak akan bisa terlepas dari ke lima komponen tersebut. Dan masing-masing komponen tersebut akan merupakan faktor yang sangat
berpengaruhi terhadap keefektifan dari komunikasi : 1.
Komunikator Untuk melaksanakan komunikasi efektif terdapat dua faktor penting dari
komunikator, yaitu kredibilitas komunikator dan daya tarik komunikator. Kredibilitas seseorang akan menentukan tersampainya pesan dalam komunikasi,
misalnya seorang atasan yang baik akan dengan mudah menyampaikan pesan yang berisi tentang perintah untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang berkenan
dengan lembaga atau perusahaan dimana mereka bekerja. Demikian juga orang yang memiliki kharisma akan dengan mudah menyampaikan pesannya dan akan
Universitas Sumatera Utara
mudah mempengaruhi orang-orang yang diajak komunikasi dan yang ada di seekelilingnya.
2. Pesan
Pesan merupakan materi atau bentuk fisik dari ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Dari pesan yang dikirimkan ini seorang
komunikator menghendaki bagaimana reaksi dari komunikan dan apa umpan baliknya. Seperti sudah dikatakan di atas bahwa kemasan pesan harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada. 3.
Saluran Yang dimaksud dengan saluran adalah sarana tempat berlalunya pesan dari
pengirim dengan si penerima. Saluran tersebut adalah pendengaran untuk berlalunya pesan yang berupa suara, penglihatan untuk berlalunya pesan yang
berupa sinar, penciuman untuk berlalunya pesan yang berupa bau-bauan, rabaan untuk pesan yang berupa rangsangan rabaan, dan sebagainya.
4. Komunikan
Komunikan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. Komunikan sebagai mahluk sosial, maka komunikan akan
bersosialisasi dengan lingkungannya, dengan demikian ia akan menerima pengaruh dari lingkungan dan sekaligus memberi pengaruh kepada lingkungan.
Dengan demikian komunikator harus memperhatikan faktor ini, jangan sampai komunikan dianggap sebagai mahluk yang tidak bersosialisasi, sehingga ia tidak
terpengaruh dan mempengaruhi manusia lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Efek umpan balik
Dampak atau akibat dari pesan yang diperkirakan akan terjadi dan akan menmbulkan efek atau pengaruh tertentu opini, peresepsi, dan citra dari
komunikan. Unsur-unsur komunikasi tersebut saling berkaitan karena sebagai
komunikator dapat menyampaikan berita dapat berupa perintah, saran, usul dan sebagainya melalui media atau sarana kepada komunikan harus jelas sehingga
terjadi umpan balikatau respon dari komunikan. Komunikasi dikatakan berhasil bila tefsiran komunikan penerima tersebut dapat menerima maksud si
komunikator pengirim. Bila tidak sesuai maka disebut salah komunikasi. Menurut Bovee dan Thill dalam Purwanto 2006 : 11 ada enam proses
komunikasi yang efektif yaitu: a.
Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan b.
Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan c.
Pengirim menyampaikan pesan d.
Penerima menerima pesan e.
Penerima menafsirkan pesan f.
Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Dari uraian di atas dapat digambarkan bagaimana proses terjadinya komunikasi
baik itu secara perorangan maupun massa.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Purwanto 2006 : 12 Tabel 3.9 : Proses komunikasi yang efektif
Tahap Pertama : Pengirim Mempunyai Suatu IdeGagasan
Menurut Wirasasmita 2005 : 14 Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang
ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan
berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap, maupun diraba. Ide-ide yang ada di dalam benak kita disaring dan disusun ke
dalam suatu memori yang ada dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap kenyataan. Setiap orang akan memiliki peta mental yang
berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual. Karena persepsi adalah hal
yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang mungkin akan berbeda dengan Tahap 1
Pengirim mempunyai gagasan
Tahap 2 Pengirim mengubah
ide menjadi pesan
Tahap 3 Pengirim
mengirimpesan Tahap 6
Penerima mengirim ide pesan
Tahap 5 Penerima
menafsirkan pesan
Tahap 4 Penerima
menerimapesan SALURAN
dan MEDIA
Universitas Sumatera Utara
pemikiran orang lain. Seorang komunikator yang baik, harus dapat menyaring hal- hal yang tidak penting atau tidak relevan dan memusatkan perhatian pada hal-hal
yang memang penting dan relevan. Dalam dunia komunikasi, proses tersebut dikenal sebagai abstraksi abstraction.
Tahap Kedua : Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide
dalam pikiran, yang lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan
kepada orang lain. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek apa yang ingin
disampaikan, maksud tujuan, audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya. Untuk menyatakan sikap menolak, seseorang terlebih dahulu harus
menggunakan kalimat-kalimat pembuka yang bersifat netral, baru kemudian menyatakan sikap penolakan.
Tahap Ketiga : Pengirim Menyampaikan Pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada
kepada si penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup
panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila menyampaikan pesan-
pesan yang panjang dan kompleks secara lisan, pesan-pesan tersebut bisa jadi terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Di samping itu, dalam
Universitas Sumatera Utara
menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi, media tulisan maupun lisan dapat digunakan. Oleh karena itu perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan
yang akan disampaikan.
Tahap Keempat : Penerima Menerima Pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim komunikator mengirimkan suatu pesan dan penerima komunikan menerima
pesan tersebut. Jika seseorang mengirimkan sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan memahami isinya, jika seseorang
menyampaikan pidato di hadapan umum, para pendengar sebagai audiens harus dapat mendengar apa yang dikatakan dan memahami pasan-pesan yang
disampaikan. Tahap Kelima : Penerima Menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah
memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
Tahap Keenam : Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan Balik ke Pengirim
Umpan balik feedback adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang
memungkinkan pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan memberi
Universitas Sumatera Utara
sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka macam, dapat berupa suatu senyuman, tertawa, sikap murung, cemberut,
memberi komentar sekilas singkat, anggukan sebagai pembenaran, atau pesan secara tertulis. Misalnya seorang karyawan perusahaan menerima surat dari
pimpinannya. Sesaat kemudian surat tersebut dibacanya, apabila ekspresi wajahnya tampak murung, dapat diduga bahwa ia menerima berita yang kurang
menyenangkan bagi dirinya. Sebaliknya, jika setelah membaca surat dari pimpinannya ia tampak berseri-seri, dapat diduga bahwa ia menerima berita yang
menyenangkan dari pimpinannya tersebut. Bentuk ekspresi wajah tersebut adalah contoh adanya umpan balik dalam berkomunikasi. Disamping itu, adanya umpan
balik akan dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan
perbedaan reaksi secara emosional.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan