Bagaimana Memperbaiki Komunikasi Penerapan Komunikasi Yang Efektif Pada Subbag Umum Di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara

Oleh karena itu, bila seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa, apa yang ia katakan secara otomatis cocok dengan kerangka berpikir orang lain tersebut. Bila menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda, apa yang ia katakan mungkin akan ditafsirkan dari sudut pandang yang berbeda. b. Perbedan Penafsiran Kata Masalah dalam memahami pesan sebenarnya terletak pada bahasa yang menggunakan kata-kata sebagai simbol untuk menggambarkan suatu kenyataan. Karena latar belakang yang berbeda, baik itu asal usul daerah, budaya, pendidikan, usia, maupun yang lain, akan mempunyai pengertian atau pemahaman yang berbeda pula terhadap kata yang sama. c. Perbedaan Reaksi Emosional Suatu pesan yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi akan dapat Membingungkan dalam situasi yang berbeda. Hal ini bergantung pada hubungan emosional antara penerima dan pengirim pesan. Setiap pesan paling tidak mencakup dua hal :  Dalam artian “isi” content yang berkaitan dengan subjek suatu pesan  Dalam artian “hubungan” relationship, yang memberikan sifat suatu interaksi antara pengirim dan penerima suatu pesan, komunikasi dapat terganggu bila penerima bereaksi secara negatif dalam artian “isi” maupun “hubungan”.

D. Bagaimana Memperbaiki Komunikasi

Menurut Purwanto 2006 : 17 dalam melakukan komunikasi, adakalanya hasilnya tidak sesui dengan apa yang diharapkan. Dengan kata lain, komunikasi Universitas Sumatera Utara yang dilakukan tidak efektif, tidak mencapai sasaran dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, yaitu : 1. Persepsi Seorang komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan- pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh komunikan atau tidak. Bila prediksinya tepat, audiens akan dapat membaca dan menerima tanggapannya dengan benar. Kemudian, audiens sebagai penerima pesan akan mengantisipasi bagaimana reaksi komunikator pengirim pesan dalam menyusun umpan balik, dengan tepat melakukan penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi tersebut. 2. Ketepatan Secara umum audiens mempunyai suatu kerangka berfikir yang jelas. Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berfikir mereka. Apabila hal itu diabaikan, yang muncul adalah kesalahan komunikasi miss communications. 3. Kredibilitas Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan optimisme yang tinggi bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian pula, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkannya. Di samping itu, komunikator juga harus Universitas Sumatera Utara memahami dengan baik apa maksud dan tujuan penyampaian suatu pesan tersebut. 4. Pengendalian Dalam berkomunikasi, audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini di tentukan oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang disampaikan oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens bergantung pada berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi. 5. Keharmonisan Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya. Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil memberi kesan yang baik kepada audiensnya.

E. Hubungan Komunikasi dalam Organisasi