4.2 Perkembangan Komoditas Kopi
Kopi menjadi salah satu komoditi unggulan Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pertanian yakni dengan luas areal 11,316.80 Ha dan produksi
6.143 ton Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015.
32
Berikut luas areal, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan komoditas kopi tahun 2010-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan.
Perkebunan kopi terdiri dari 48,45 ha luas lahan pertanian dan perkebunan lainnya. Selain kopi,
komoditas perkebunan lainnya adalah kemenyan, karet, kulit manis, kemiri, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, dan andaliman. Tetapi dari
semua komoditi perkebunan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan produksi dan produktivitas kopi yang paling meningkat. Ada dua jenis kopi yang
ditanam di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu kopi arabica dan kopi robusta. Salah jenis kopi yang paling unggul adalah kopi ateng arabica atau biasa
disebut “sigarar utang”. Kopi merupakan komoditi yang mempunyai prospek yang baik karena kebutuhan kopi dalam negeri, khususnya luar negeri semakin
meningkat. Kopi Arabica banyak ditemukan di Kecamatan Lintong Nihuta. Kegiatan budidaya yang dilakukan petani kopi mulai dari pembibitan, penanaman,
perawatan, pemangkasan, pemupukan hingga panen. Setelah panen kopi harus tetap dipelihara karena kopi tidak hanya berbuah sekali saja tetapi sampai
beberapa tahun kedepan sampai kopi sudah tua dengan ciri-ciri tidak menghasilkan bunga dan buah.
33
32
Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015
33
Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 : Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Komoditas Kopi Tahun 2010-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan
No Tahun
TBM ha
TM ha
TRTTM ha
Jumlah ha
Produksi Ton
Produktivitas kgha
1 2010 3.191,8 7.089,5 1.029,5
11.130,8 5.680,1
801,2 2 2011
2.689,3 7.374,5 1.157,5 11.221,3
5.934,62 804,75
3 2012 2.678,3 7.414,5 1.115,5
11.248,3 5.981,62
806,75 4 2013
2.487,3 7.647,5 1.148,5 11.283,3
6.118,81 800,11
5 2014 2.494,6 7.676
1.147 11.316,8
6.143,5 800,35
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016 Keterangan : TBM
: Tanaman Belum Menghasilkan TM
: Tanaman Menghasilkan Panen TRTTM
: Tanaman Rusak Tanaman Tidak Menghasilkan Berdasarkan tabel diatas dapt dilihat bahwa setiap tahunnya hasil produksi
dan produktivitas kopi dari tahun ke tahun berikutnya selalu meningkat. Meningkatnya jumlah produksi juga didukung oleh iklim dan jenis tanah yang
cocok untuk ditanami tanaman kopi. Karena hampir setiap masyarakat yang tersebar di sembilan kecamatan memiliki tanah perkebunan yang ditanami
tanaman kopi. Tetapi meskipun meningkat ada beberapa daerah yang mengalami penurunan jumlah produksi. Menurunnya jumlah produksi dapat disebabkan
petani sangat jarang memberantas hama dan penyakit dan kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini disebabkan karena tingginya harganya obat
pemberantas hama, khususnya hama buah. Usaha tani kopi sudah merakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan,
hampir setiap kecamatan membudidayakan kopi. Dari sepuluh kecamatan yang ada, terdapat satu kecamatan yang tidak menghasilkan tanaman kopi yaitu
Kecamatan Tarabintang disebabkan jenis tanah dan iklim yang tidak sesuai untuk
Universitas Sumatera Utara
ditanami kopi. Tetapi terdapat beberapa kecamatan utama yang memproduksi kopi yaitu Kecamatan Lintong Nihuta, Kecamatan Doloksanggul, Kecamatan
Pollung, Kecamatan Baktiraja dan Kecamatan Paranginan dan Kecamatan Onan Ganjang.
Tabel 4. 8 : Data Lahan Panen, Produksi dan Produktivitas Kopi Setiap Kecamatan Tahun 2014
No Kecamatan TBM
ha TM
ha TRTTM
ha Jumlah
ha Produksi
Ton Produktivitas
kgha 1 Pakkat
8, 8 312,5
8,5 329
220.8 706,56
2
Onan Ganjang
92,5 968,5
99,5 1.160,5
692.5 715,02
3 Sijamapolang 65
571 82
718 417.6
731,35 4
Dolok Sanggul
968 1.775
379 3,122
1,466.5 826,2
5
Lintong Nihuta
912 1.766
296 2.974
1.504,5 851,93
6 Paranginan 358,3
1.154 133
1.645,3 956,5
828,86 7 Baktiraja
13 221
26 26
180,1 814,93
8 Pollung 40
722 89,5
851,5 579,2
802,22 9 Parlilitan
37 186
33,5 256,5
125,8 676,34
10 Tarabintang -
- -
- -
- Jumlah
2.494,6 7.676
1.147 11.316,8 6.143,5
800,35
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016 Keterangan : TBM
: Tanaman Belum Menghasilkan TM
: Tanaman MenghasilkanPanen TRTTM
: Tanaman RusakTanaman Tidak Menghasilkan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat produksi dan produktivitas kopi di
setiap kecamatan sangat tinggi karena hal ini terlihat dari hasil tanaman yang menghasilkan lebih banyak daripada tanaman yang rusak atau tanaman yang tidak
menghasilkan. Selain tanaman, jenis tanah dan iklim yang cocok, perkembangan produktivitas kopi juga didukung oleh program-program yang telah dilaksanakan
oleh dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.
Universitas Sumatera Utara
Program-program yang telah dilaksanakan oleh dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dalam peningkatan pengembangan komoditas kopi adalah
sebagai berikut: 1.
Revitalisasi tanaman kopi, maka dengan terehabilitasinya tanaman kopi yang tidak produktif lagi dengan cara mengganti dengan jenis
tanaman kopi yang baru. 2.
Pengembangan kopi dengan meningkatkan per satuan luas per komoditi
3. Pemurnian induk kopi dengan tersedianyan induk kopi dan
memeliharanya 4.
Pemurnian kebun induk kopi dengan terpeliharanya kebun kopi sumber benih sigarar utang
5. Melakukan pendidikan, pelatihan dan sosialisasi perkebunan tentang
pengelolaan tanaman perkebunan khususnya kopi. 6.
Pengadaan alat perangkap hama kopi Hypotan 7.
Pembinaan kelembagaan kelompok tani Semua program diatas telah dilaksanakan oleh pihak Dinas Pertanian
Kabupaten Humbang Hasundutan melalui bidang-bidang pengembangan agribisnis perkebunan. Tetapi keberhasilan program akan terus meningkat jika
pelaksanaannya dilakukan secara kontinu atau terus menerus bukan hanya sekali saja tetapi terus berlanjut agar perkembangan komoditas kopi terus meningkat
setiap tahunnya.
34
34
Dinas Pertanian Bagian Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kabupaten Humbang Hasundutan
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan produksi dan produktivitas kopi juga harus sesuai dengan harga kopi. Dilihat dari rantai pemasarannya kopi, kegiatan pemasaran kopi pada
umumnya dilakukan saat pekan raya. Petani menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di desa kemudian pengumpul yang di desa menjual kopi
kepada pedagang pengumpul yang ada di pasar. Tidak jarang juga ditemui bahwa petani menjual langsung kopi kepada pedagang pengumpul di pasar. Pedagang
pengumpul di pasar menjual kopi ke pihak eksportir yang ada di Medan. Harga saat ini untuk petani yang diberikan para pengumpul adalalah data
terakhir untuk tahun Februari 2016 adalah Rp 13.000,00 liter sedangkan untuk tahun 2015 berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 11.000,00 liter. Harga kopi dapat
berubah-ubah sesuai dengan harga ekspor kopi dan tingkat harga rupiah. Perkembangan komoditas kopi juga didukung oleh industri-industri mikro yang
ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Industri-industri tersebut terdiri atas beberapa kegiatan industri seperti industri pengupasan biji kopi dan pengolahan
bubuk kopi.
35
4.3 Analisis Lingkungan Dalam Pengembangan Komoditas Kopi