1.5.1 Pembangunan
1.5.1.1 Pengertian Pembangunan
Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Secara umum pembangunan diartikan sebagai proses perubahan sosial yang terencana
untuk menciptakan kondisi dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik dalam sebuah lingkungan masyarakat. Tujuan pembangunan adalah mecapai
harapan-harapan yang diinginkan sebelumnya melalui sebuah cara, tindakan dan strategi yang disusun sesuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan yang ingin
dicapai oleh masyarakat. Pembangunan dapat disusun dalam sebuah jangka waktu baik dalam waktu yang cepat, menengah dan jangka waktu yang lama.
1.5.1.2 Pembangunan Pedesaan
Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan yang mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur
demografi masyarakat, kateristik sosial budaya, kateristik fisik geografis, pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor
kelembagaan desa dan kateristik kawasan pemukiman.
8
Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui
pemberdayaan masyarakat dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kokoh.
9
Tujuan pembangunan pedesaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan yang diarahkan dalam pembangunan kelembagaan dan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan pedesaan mencakup
8
Daljdoeni , Suyitno. Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. PT Alumni. Bandung. 2001. hal 1
9
Rahardjo Adisasmita. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010 hal 17
Universitas Sumatera Utara
didalamnya pembangunan pertanian. Karena mayoritas masyarakat yang tinggal di pedesaan berprofesi sebagai petani. Berarti tujuan pembangunan pedesaan yang
berbasis pertanian adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat petani. Tujuannya adalah mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan produksi pertanian.
1.5.2 Pembangunan Pertanian
1. 5.2.1 Pengertian pertanian
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Secara garis besar, pengertian
pertanian dapat diringkas menjadi proses produksi, petani dan pengusaha, tanah tempat usaha dan usaha pertanian farm business. Pertanian adalah proses
menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pertanian berarti perihal bertani mengusahakan tanah dengan tanam- menanam, segala sesuatu yang bertalian dengan tanam-menanam pengusahaan
tanah dan sebagainya. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif hal itu disebabkan oleh karena:
1. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa sehingga perbedaan musim
menjadi jelas dan periodenya agak lama. 2.
Karena lokasinya di khatulistiwa maka tanaman cukup memperoleh sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya.
3. Curah hujan umumnya cukup memadai
Universitas Sumatera Utara
4. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong
tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian.
10
Berdasarkan kelompok komoditas, tanaman pertanian terdiri dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dengan kriteria sebagai berikut
11
1. Tanaman pangan meliputi padi, palawija jagung, kedele, kacang tanah,
kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dan lain-lain, serta tanaman serelia lainnya sorgumcantel,
jawawut, jelai, gandum, dan lain-lain. 2.
Tanaman holtikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan
tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.
3. Tanaman Perkebunan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman
perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain-
lain, kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya.
4. Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan
pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya,
baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong,
kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras buras, ayam ras
10
Soekartawi, 1994. Pembangunan Pertanian. Jakarta: Rajagrafindo Persada hal 3
11
Product Domestic Regional Bruto PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011-2014
Universitas Sumatera Utara
pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya
1. 5.2.2 Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi serta terjadi perubahan masyarakat tani
dari yang kurang baik menjadi lebih baik
12
. Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya
ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia
baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan improvement, pertumbuhan growth dan perubahan change.
13
Pembangunan pertanian adalah pembangunan pertanian berkelanjutan yaitu pengolahan sumberdaya yang berhasil guna membantu kebutuhan manusia yang
berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
14
Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher 1987 yang berjudul “Getting Agriculture Moving”
15
12
Soekartawi. Pembangunan Pertanian PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.hal 1
13
Iqbal dan Sudaryanto, Pembangunan Pertanian 2008 hal 13
14
Coen Reintjes dkk 1999,
15
Mosher A.T, 1969. Menggerakkan dan Membangun Pertanian, Jakarta: Yasaguna hal 23
dijelaskan secara sederhana tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Menurut
Mosher pembangunan pertanian harus berjalan seimbang dengan syarat pokok dan dan syarat pelancar karena syarat pokok adalah faktor yang harus ada dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan pembangunan pertanian, sedangkan syarat pelancar adalah faktor yang berfungsi mempercepat proses pembangunan pertanian.
Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: a.
Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, b.
Teknologi yang senantiasa berkembang, c.
Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, d.
Adanya perangsang produksi bagi petani, e.
Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi:
a. Pendidikan pembangunan,
b. Kredit produksi,
c. Kegiatan gotong royong petani,
d. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian,
e. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Syarat pokok dan pelancar pembangunan pertanian harus berjalan seimbang karena keduanya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Dalam konteks di Indonesia, definisi pembangunan pertanian adalah upaya-upaya yang diarahkan untuk meningkatkan:
1. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur pertanian dan perdesaan.
2. Menciptakan struktur kepemilikan lahan pertanian yang lebih baik dan
lebih adil. 3.
Menciptakan ketahanan pangan dan ketahanan energi. 4.
Meningkatkan kesejahteraan petani, masyarakat perdesaan dan masyarakat keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
5. Mengurangi desparitas kesejahteraan masyarakat perdesaan dan
perkotaan. Pembangunan pertanian merupakan manifestasi dari proses modernisasi
pertanian yang berdimensi usaha tani, komoditas, wilayah dan lingkungan hidup. Pelaksanaan pembangunan pertanian harus sesuai dengan kondisi lingkungan atau
dengan arti bahwa pembangunan pertanian harus dapat melestarikan lingkungan sekitar. Karena dalam pembangunan pertanian merupakan pengelolaan sumber
daya alam yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerugian dengan rusaknya lingkungan karena dorongan insentif ekonomi dan penggunaan teknologi yang
menimbulkan kerusakan lingkungan. Pembangunan pertanian selalu menyebabkan perubahan dalam sumber daya alam atau lingkungan. Oleh karena itu semua
perlakuan teknologi harus sesuai dengan sehingga penggunaan dan aplikasinya tidak akan mengurangi kualitas daya dukung sumber daya alam.
Aspek-aspek pembangunan pertanian meliputi, antara lain: 1.
Mengelola sumber daya pertanian secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia,
2. Usaha tersebut mencakup pertanian dalam arti luas yaitu tanaman, ternak,
maupun ikan dalam rangka meningkatkan taraf hidup petani, 3.
Meningkatkan pertumbuhan pertanian secara berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan hidup.
Sedangkan sasaran-sasaran pembangunan pertanian terdiri atas: 1.
Meningkatkan output dan produktifitas pertanian 2.
Transformasi dari pertanian subsistem ke ekonomi pertanian komersil 3.
Memenuhi kebutuhan pokok dasar
Universitas Sumatera Utara
4. Mendorong agribisnis dan agri-processing
5. Industri pertanian dan penganeka ragaman ekonomi perdesaan
6. Membuka lapangan dan kesempatan kerja
7. Meningkatkan permintaan akan produksi lokaldomestik
8. Memberi peluang petani pedesaan memperoleh fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang lebih memadai.
1. 5.2.3 Paradigma Pembangunan Pertanian
Paradigma dalam pembangunan pertanian yang harus diperhatikan oleh para pelaksana perencanaan pembangunan pertanian terdiri atas sebagai berikut:
16
a. Dari sentralisasi ke desentralisasi
Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian di daerah perlu diberikan wewenang yang lebih luas dalam merencanakan daerah, karena
pemerintah daerah lebih mengetahui potensi pertanian daerah dan hambatan yang dihadapi dalam proses pembangunan pertanian daerahnya.
b. Dari pendekatan komoditas ke sumber daya
Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian harus berpikir secara holistik bukan secara parsial. Pendekatannya bukan hanya misalnya
produksi komoditas pertanian tertentu harus dicapai tetapi juga harus memikirkan pengaruh kenaikan produksi tersebut kepada aspek kehidupan yang lain misalnya
pengolahan dan pemasarannya. c.
Dari peningkatan pendapatan petani ke peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
16
Soekartawi. Pembangunan Pertanian PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.hal 44
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan pertanian harus dapat meningkatkan kesejahteraan petani bukan hanya dari pendapatan hasil petani tetapi juga masyarakat pedesaan secara
luas mendapatkan pendapatan dari aspek non pertanian juga berkaitan dengan keberhasilan sektor pertanian.
d. Dari pendekatan skala subsistem ke skala komersial
Program pembangunan pertanian perlu memperhatikan skala usaha. Petani kecil perlu diarahkan berusaha tani pada skala usaha yang menguntungkan. Dalam
hal ini diperlukan sistem manajemen yang baik. e.
Dari komoditi primer ke komoditi yang mempunyai nilai tambah tinggi
Para perencana dan pelaksana dalam paradigm ini adalah melaksanakan diversifikasi yaitu program meningkatkan keanekaragaman usaha tani. Artinya
bikan hanya satu komoditi tetpai memperhatikan komoditas lain yang dianggap memiliki nilai tambah tinggi.
f. Dari dominasi pemerintah ke partisipasi swasta yang lebih besar
Dalam pendekatan ini hal yang ditingkatkan adalah partisipasi masyarakat pada proyek-proyek pembangunan pertanian pada masa yang akan datang,
Masyarakat yang dianggap paling penting adalah pihak swasta. Hal ini sesuai dengan pembangunan pertanian yaitu industrialisasi pertanian.
g. Dari padat karya ke mesin
Para pelaksana dan perencana pembangunan harus menghasilkan produk yang mempunyai keunggulan komperatif. Oleh karena itu penggunaan
teknologi sangat dibutuhkan dan mampu menghemat sumber daya dan meningkatkan produktivitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
1. 5.2.4 Sistem Agrobisnis Dan Agroindustri Sebagai Salah Satu Pendekatan Pembangunan Pertanian
Kegiatan pertanian mencakup kegiatan usaha tani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Kegiatan tersebut tercakup dalam sebuah
sistem yang disebut sistem agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai subsistem. Menurut Arsyad, agribisnis adalah suatu kegiatan
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, mengolah hasil pertanian dan pemasaran yang ada hubungannya dengan
pertanian.
17
Fungsi-fungsi sistem agribisnis tersebut terdiri atas kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer atau
budidaya, pengolahan atau agroindustri dan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut menjadi subsitem dari sistem agribisnis.
18
a. Sistem agroindustri
Kegiatan manajemen agribisnis terdiri atas berbagai sub sistem yaitu:
Dalam sistem agribisnis terdapat sebuah subsistem yang disebut sistem agroindustri. Sistem agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan baku hasil
pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. Agroindustri terdiri atas agroindustri hulu dan agroindustri hilir. Agroindustri hulu meliputi
industri penghasil input pertanian, seperti pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin pertanian dan perusahaan penghasil bibit pertanian. Sedangkan agroindustri hilir
meliputi industri pengolahan hasil-hasil pertanian primer. Agroindustri dapat diartikan dalam dua hal yaitu: agroindustri adalah industri yang berbahan baku
17
Dr. Soekartawi. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1999 hal 2
18
E.Gumbira, Sa’id A. Harizt Intan. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta 2001. hal 19
Universitas Sumatera Utara
utama dari produk pertanian dalam hal ini menekankan pada food processing management. Kedua, agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan dari kelanjutan
untuk pembangunan pertanian.
19
b. Manajemen produksi Agribisnis
Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai sitem prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis yang mencakup produk usaha
pertanian, perikanan, peternalan, kehutanan dan hasil olahan produk-produk tersebut. Manajemen produksi memiliki berbagai fungsi seperti personalia,
keuangan, penelitian dan pengembangan, pengadaan dan penyimpanan, dan lain- lain. Ruang lingkup manajemen produksi pertanian meliputi:
1. Perencanaan produksi pertanian
a. Pemilihan komoditas pertanian
b. Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
c. Skala usaha pertanian
d. Perencanaan proses produksi pertanian
2. Pengorganisasian input-input dan sarana produksi pertanian
3. Kegiatan produksi pertanian
4. Pengawasan produksi pertanian
5. Evaluasi produksi pertanian
6. Pengendalian produksi pertanian
c. Pemasaran agribisnis
Pemasaran pertanian adalah kegiatan perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem pengadaan dan penyaluran input pertanian, produsen hasil
19
Dr. Soekartawai. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2000. Hal 10
Universitas Sumatera Utara
pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer dan lembaga-lembaga perantara dan pemakai lainnya.
d. Manajemen teknologi agribisnis
Teknologi agribisnis adalah salah satu sarana utama untuk mencapai tujuan efektivitas, efisiensi serta produktivitas yang tinggi dari perusahaan-
perusahaan agribisnis. Penentuan skala teknologi harus sesuai dengan skala usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, kemampuan sumber daya serta kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu perlu upaya pengelolaan teknologi, pengorganisasian tenologi, pelaksanaan aplikasi teknologi, pengawasan dan
evaluasi aplikasi teknologi, serta upaya pengendalian yang dibutuhkan. e.
Kelembagaan pendukung agribisnis Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional
sangat penting untuk mencipatakan agribisnis Indonesia. Salah satu lembaga yang penting yang mendukung sistem agribisnis adalah pemerintah. Pemerintah
memiliki wewenang dan regulasi dalam emncipatkan lingkungan agribisnis yang lebih baik pemerintah juga mampu mendukung pengembangan agribisnis yang
tangguh. Beberapa lembaga pendukung adalah lembaga pembiayaan, lembaga pemasaran dan distribusi, koperasi, lembaga pendidikan formal dan informal,
lembaga penyuluhan pertanian, lembaga riset. Agribisnis berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia,
pembangunan wawasan lingkungan dan wilayah pembangunan pertanian. Kegiatan sistem agribisnis yang ingin diteliti adalah kelembagaan pertanian yang
terkait dengan program-program pembangunan pertanian yang ditentukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. Peranan yang dimaksud adalah
Universitas Sumatera Utara
bagaimana merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas strategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten
Humbang Hasundutan.
1.5.3 Manajemen Strategi
1.5.3.1 Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang atau kepemimpinan dalam ketentaraan. Suatu strategi mempunyai
dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.
20
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh sebuah organisasi. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Dalam Undang-Undang No 25 tahun 2004 strategi diartikan sebagai langkah- langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi
secara efektif. Dalam hal ini dapat
diartikan bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan asal mula katanya bahwa strategi merupakan taktik untuk mencapai
tujuan. Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
21
20
Crown Dirgantoro. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia. 2001 hal 12
21
Undang-Undang No 25 tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan Perencanaan Nasional pasal 1 ayat 14
Universitas Sumatera Utara
1.5.3.2 Peranan Strategi
Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah
tindakan dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Strategi memiliki tiga peranan penting dalam mengisi tujuan
manajemen, yaitu:
22
a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini
strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu bentuk atau tema yang memberikan kesatuan hubungan antara
keputusan-keputusan yang diambil oleh individu atau organisasi. b.
Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi untuk memberikan kesamaan arah bagi perusahaan.
c. Strategi sebagai target. Konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan
visi untuk menentukan di mana organisasi berada dalam masa yang akan datang. Penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah
bagi penyusunan strategi, tetapi juga untuk membentuk aspirasi bagi perusahaan.
1.5.3.3 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan strategi, kebijakan, perencanaan dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan
dalam rangka upaya mencapai sasaran-sasaran organisasi yang diinginkan. Manajemen strategi meliputi semua aktivitas yang menyebabkan timbulnya
22
Robert M Grant. Analisis Strategi Kontemporer. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1999 hal 21
Universitas Sumatera Utara
perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan rencana-rencana serta tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaran-
sasaran strategi tersebut untuk organisasi yang bersangkutan secara total. Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung
secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Definisi manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi terdiri atas tiga proses yaitu pembuatan strategi, penerapan strategi dan evaluasi
strategi
23
1.5.3.4 Proses Manajemen Strategi
.
Proses manajemen strategi terdiri atas, yaitu: 1.
Perumusan pembuatan strategi Tahapan manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi.
Perumusan strategi dapat dilakukan dengan menentukan strategi dan kesesuaian dimana pilihan strategi harus sesuai dengan kekuatan dan kelemahan sebuah
organisasi dalam menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Perumusan strategi adalah proses strategi untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan
keputusan untuk menetapkan strategi dimulai dari penetapan visi, misi dan tujuan jangka panjang.
23
Sondang P. Siagian. Manajemen Strategi. Jakarta: Bumi Aksara. 2001 hal 34
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan adalah proses dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk melihat lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan disini
mencakup semua faktor baik analisis mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang
diinginkan. Lingkungan eksternal yaitu komponen-komponen atau variabel lingkungan mencakup lingkungan umum dan lingkungan industri, sedangkan
lingkungan internal mencakup mengenai aktivitas organisasi atau bisa juga analisis mengenai sumber daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimiliki.
Hasil dari analisis lingkungan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan metode SWOT
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats yang dimilikinya. Analisis eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman OT
sedangkan analisis lingkungan internal akan memberikan tentang keunggulan dan kelemahan SW dari organisasi.
3. Formulasi Strategi
Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan. aktivitas tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: analisis strategi, perencanaan strategi, pemilihan
strategi. Unuk dapat melakukan formulasi strategi dengan baik, maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan dimana formulasi strategi
membutuhkan data dan informasi dari analisis lingkungan. Setelah melakukan analisis lingkungan dan menentukan ke mana organisasi akan diarahkan
berdasarkan visi , misi dan tujuan yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
adalah memastikan bahwa organisasi akan mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk itulah maka perlu diformulasikan berbagai strategi atau cara untuk mencapai arah yang diinginkan tersebut. Formulasi strategi dalam hal ini adalah
proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Setelah sebuah strategi
diformulasikan, strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan.
4. Implementasi strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana sebuah organisasi dan manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran dan prosedur. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan
strategi yang telah diambil dan direalisasikan. 5.
Evaluasi dan Pengendalian Strategi Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-
aktivitas organisasi
dan hasil kinerja melalui strategi yang telah diimplementasikan sebelumnya akan dievaluasi. Pengendalian strategi merupakan
pengendalian yang mengikuti strategi yang sedang diimplementasikan, mendeteksi masalah atau perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya dan
melakukan penyesuaian yang diperlukan. Tahap pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada
pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
mestinya. Hasil dari tahap pengendalian strategi ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.
1.5.4 Strategi Pembangunan Pertanian