Strategi Pembangunan Pertanian Kerangka Teori

mestinya. Hasil dari tahap pengendalian strategi ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.

1.5.4 Strategi Pembangunan Pertanian

Strategi pembangunan pertanian adalan cara-cara atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang, badan atau organisasi dalam meningkatkan kegiatan pertanian dalam meingkatkan produksi pertanian agar tercapai pembangunan pertanian yang lebih baik dari sebelumnya. Beberapa strategi-strategi pembangunan pertanian yang telah digunakan di beberapa negara yaitu strategi: 1. Revolusi Hijau Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko 1950 dan padi di Filipina 1960. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul serta mengubah petani-petani gaya lama peasant menjadi petani-petani gaya baru farmers, memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. 24 Revolusi hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan 24 Bustanul Arifin,. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia Telaah struktur, Kasus, dan Alternatif Strategi, Penerbit Erlangga. Jakarta. 2001: Hal 153 Universitas Sumatera Utara teknologi dalam peningkatan produksi bahan makanan. Tahap-tahap revolusi hijau adalah sebagai berikut: 1. Tahap I adalah tahap penyebaran bibit tanaman pangan, seperti gandum, padi, jagung, dan kentang di seluruh dunia dan dilaksanakan pada tahun 1800. 2. Tahap II adalah tahapan ini revolusi hijau diperankan Amerika. Negara ini melakukan penanaman panagan dengan metode ilmiah yaitu penggunaan pupuk, irigasi, pemberantasan hama dan penyakit tanaman. 3. Tahap III, pada tahap ini sudah dilakukan penelitian terhadap bibit tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan adalah penyilanagan bibit secara genetika untuk mendapatkan varietas tanaman pangan yang berumur pendek dan dapat dipanen 3 kali dalam 1 tahun. 4. Tahap IV adalah modernisasi pengelolaan lahan pertanian. Penggunaan bibit unggulan dan menggunakan mesin-mesin pertanian seperti traktor dan alat pengupas biji padi. 2. REPELITA Rencana Pembangunan Lima Tahun Pembangunan pertanian di Indonesia dilaksanakan secara terencana yang dikenal dengan program Repelita Rencana Pembangunan Lima Tahun yang semuanya dititik beratkan pada sektor pertanian sebagai berikut: a. Repelita I: titik berat pada sektor pertanian dan industri pendukung sektor pertanian. b. Repelita II: titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri pengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Universitas Sumatera Utara c. Repelita III: titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri pengolah bahan baku menjadi bahan jadi. d. Repelita IV: titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri penghasil mesin-mesin. e. Repelita V: melanjutkan Repelita IV. 3. Industrialisasi Pertanian Arifin 2005 menyatakan bahwa definisi industrialisasi pertanian tidak sesempit sekedar mekanisasi pertanian atau pengolahan hasil pertanian oleh sektor industri, tetapi jauh lebih luas dari itu karena mencakup proses peningkatan nilai tambah, sampai pada koordinasi dan integrasi vertikal antara sektor hulu dan sektor hilir. Lebih lanjut dinyatakan bahwa terdapat pihak-pihak yang memperlakukan industrialisasi pertanian sebagai bagian dari seluruh rangkaian pembangunan sistem agribisnis, di pihak lain ada pula yang beranggapan bahwa proses industrialisasi adalah suatu keniscayaan seiring dengan proses transformasi struktur ekonomi dan merupakan tuntutan efisiensi dalam bidang usaha melalui integrasi vertikal dari hulu hingga hilir. Pertanian harus dipandang bukan sekedar sebagai sumber surplus untuk mendukung industrialisasi, tetapi juga sebagai sumber dinamis pertumbuhan ekonomi, penyedia lapangan kerja, dan distribusi pendapatan yang lebih baik. Selain itu, kemajuan pertanian adalah penting dalam menyediakan pangan bagi tumbuhnya tenaga kerja non pertanian, bahan baku untuk produksi sektor industri, tabungan dan penerimaan pajak untuk mendukung pembangunan sektor ekonomi Universitas Sumatera Utara lainnya, untuk mendapatkan lebih banyak devisa dan memberikan pertumbuhan pasar bagi industri domestik. Hubungan intersektoral antara pertanian dan industri akan menentukan transformasi struktural pada perekonomian negara berkembang. Negara Indonesia juga memiliki Strategi Induk Pembangunan Pertanian SIPP pada tahun 2013-2045 yaitu dengan visi terwujudnya sistem pertanian bio industri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika. Dengan misi yaitu mengembangkan dan mewujudkan: 1. Penataan ruang dan reforma agraria 2. Sistem pertanian tropika terpadu 3. Kegiatan ekonomi produksi, informasi dan teknologi 4. Pasca panen, agro-energi dan bioindustri berbasis perdesaan 5. Sistem pemasaran dan rantai nilai produk 6. Sistem pembiayaan pertanian 7. Sistem penelitian, inovasi dan sumberdaya manusia berkualitas 8. Infrastruktur pertanian dan perdesaan 9. Program legislasi, regulasi dan manajemen yang imperatif. 25

1.5.5 Analisis SWOT Sebagai Strategi Pembangunan Pertanian