Efektivitas dan Efisiensi Pendidikan Kewarganegaraan 3 Kelas 9 Slamet Santosa 2009
Otonomi Daerah
36
3. Pelaksanaan Otonomi Daerah
Pada dasarnya yang sangat menentukan dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah pembagian wewenang antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Berdasarkan pasal 18 A ayat 1 UUD 1945, hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi
dan kabupatenkota harus diperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Jadi, hakikat otonomi daerah adalah keseimbangan dalam
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Dua hal yang harus dipertimbangkan untuk menciptakan kondisi
keseimbangan adalah kepentingan daerah dan kepentingan nasional.
Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, pelaksanaan otonomi daerah harus mengarah kepada pembentukan kebijakan pembangunan
daerah. Otonomi daerah mendorong pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas,
meningkatkan partisipasi masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
Adapun kebijakan pembangunan daerah, antara lain sebagai berikut. a.
Mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata, dan bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi,
hukum, keagamaan, adat, lembaga swadaya masyarakat dan seluruh potensi masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah sesuai dengan
potensi dan kepentingan daerah melalui penyediaan anggaran pendidikan yang memadai.
Otonomi yang luas dimaknai sebagai keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua bidang
pemerintahan, kecuali politik luar negeri, pertahanan keamanan, yustisi, moneter, fiskal, dan agama. Otonomi yang nyata artinya bahwa daerah
menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh hidup dan berkembang
di daerah. Sementara itu, otonomi yang bertanggung jawab berarti daerah bertanggung jawab untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat, mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan
daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.