Hubungan Kepala Daerah dan DPRD

Otonomi Daerah 42 Selanjutnya, hubungan antara kepala daerah dan DPRD secara lengkap tercermin dalam beberapa ketentuan UU No. 32 Tahun 2004, antara lain sebagai berikut. 1 Kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang untuk 1 memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; 2 mengajukan rancangan Perda; 3 menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; 4 menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama; 5 mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah; 6 mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 7 melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2 Kepala daerah memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Kepala daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, dan menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat. 3 DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berke- dudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. 4 DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. 5 DPRD memiliki tugas dan wewenang untuk 1 membentuk Perda bersama dengan kepala daerah; 2 membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama kepala daerah; 3 melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya; 4 mengusulkan pengangkatan dan memberhentikan kepala daerahwakil kepala daerah; 5 memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan; 6 memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah; 7 menyetujui rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah; 8 meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; 9 membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah; 10 melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah; 11 menyetujui rencana kerja sama antardaerah dan dengan pihak lain. PKn untuk Siswa SMP-MTs Kelas IX 43 Partisipasi masyarakat seperti gotong royong memperbaiki sarana umum untuk kelan- caran dan kepentingan masyarakat akan menumbuhkan masyarakat yang mandiri. Sumber: Ap Photo

2.2 Gambar

b. Pengelolaan Keuangan Daerah

Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan daerah dapat berjalan dengan lancar sangat membutuhkan dukungan keuangan baik dari pendapatan asli daerah maupun dari pemerintah. Dalam pasal 1 ayat 13 UU No. 32 Tahun 2004 maupun pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, menyebutkan bahwa “perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.” Selanjutnya, pasal 4 ayat 1 UU No. 33 Tahun 2004 menegaskan bahwa penyelenggaraan tugas daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Oleh karena itu, daerah harus memiliki sumber-sumber pendapatan sendiri sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya sebagai daerah otonom. Sumber-sumber pendapatan daerah itu antara lain meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain. Sementara itu, dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah provinsi dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Demikian juga penyelenggaraan tugas peme- rintah pusat yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dan desa dalam rangka tugas pembantuan dibiayai oleh APBN. Partisipasi Masyarakat dalam Otonomi Daerah Coba kamu perhatikan gambar di samping. Gambar tersebut menunjukkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah bersama. Par tisipasi masyarakat itu sebenarnya merupakan kerja sama antarwarga di daerah untuk memecahkan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Demikian juga sebuah kebijakan publik di daerah memerlukan partisipasi masyarakat daerah baik dalam perumusan, B. Otonomi Daerah 44 pelaksanaan maupun pengawasannya. Apa yang kalian ketahui tentang partisipasi? Mengapa mereka berpartisipasi dalam kegiatan tersebut? Apa pentingnya partisipasi? 1. Hakikat Partisipasi Seperti yang telah kamu ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tidak mungkin seorang manusia hidup sendiri tanpa menjalin hubungan kerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Selain memperjuangkan kepentingan pribadinya, seorang manusia dalam kelompoknya juga memperjuangkan tujuan bersama melalui berbagai kegiatan. Di dalam berbagai kegiatan tersebut, tiap anggota kelompok harus berperan aktif dan menunjukkan kebersamaan. Demikian juga di dalam masyarakat, setiap orang anggota masyarakat dituntut untuk berperan serta memperjuangkan kepentingan masyarakat. Kepentingan masyarakat yang merupakan kepentingan bersama itu, misalnya menjaga keamanan dan ketertiban, menjaga dan menciptakan kebersihan lingkungan, dan menjaga kerukunan dan ketenteraman atau mewujudkan keadilan dan kemakmuran bersama. Berbagai kegiatan dan tugas bersama tersebut menjadikan seorang manusia menyadari bahwa ia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakatnya. Jika setiap orang sudah menyadari demikian, muncullah saling ketergantungan antarwarga masyarakat. Untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama semua warga masyarakat harus terlibat dan berperan. Tidak ada seorang warga pun yang tinggal diam atau menjadi penonton, sementara orang lain bekerja untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama sehingga setiap warga merasa menjadi bagian dari hidup bersama dalam masyarakat. Keterlibatan seorang dalam kegiatan bersama seperti itulah yang merupakan makna atau hakikat partisipasi. Perhatikan secara saksama gambar 2.3. Apakah dalam kegiatan kerja bakti di sekolah kamu, para guru dan siswa sudah dapat dikatakan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut? Apakah jika kamu diperintah guru wali kelas untuk ikut dalam kegiatan seperti itu juga dikatakan partisipasi? Apa syarat-syarat adanya partisipasi?