Belum memadainya Kapasitas Kelembagaan Keterbatasan Akses Pelayanan Publik Bagi Penduduk Asli Mimika

RPJPD KABUPATEN MIMIKA 2005-2025 34

4. Pertumbuhan Kabupaten Tetangga

Berdasarkan prinsip kompetitif, maka sesungguhnya kabupaten tetangga adalah pesaing. Oleh karena itu kemajuan kabupaten tetangga menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten Mimika dalam merebut pasar lokal, regional, dan global, terutama berkenaan dengan pemasaran komoditi unggulan. Peluang yang dapat dimainkan secara optimal adalah dengan memanfaatkan posisi strategis Kabupaten Mimika yang mengandung implikasi resiko biaya murah, sehingga terdapat peluang yang besar untuk dapat menguasai kompetisi tersebut. Peluang lainnya yang dapat dilakukan adalah terbukanya kesempatan yang luas untuk melakukan terobosan dengan prinsip ”one distrik one product” ke arah peningkatan produk unggulan yang berdaya saing tinggi.

C. Issu-Issu Strategis

Menarik disimak lebih lanjut mengenai perkembangan issu-issu mutakhir di Kabupaten Mimika sebagai bagian dari dimensi penting perubahan tata pemerintahan. Sebagai bagian dari agenda pemerintahan Kabupaten Mimika, reformasi birokrasi telah digaungkan ke seluruh pelosok. Tetapi selama 5 tahun terakhir ini, dampak yang ditimbulkan belum bermakna secara signifikan. Berbagai kendala yang dihadapi, tampaknya belum dapat diatasi dengan baik. Bahkan, belum diposisikan sebagai acuan strategis yang optimal di dalam analisis SWOT. Issu-issu menonjol terkait dengan hal ini adalah :

1. Belum memadainya Kapasitas Kelembagaan

Aspek kelembagaan pemerintahan Kabupaten Mimika sedang diperha-dapkan pada permasalahans serius. Selain, restruktruisasi organisasi belum dapat dituntaskan, juga disebabkan oleh sistem rekruitmen dan promosi jabatan yang masih cenderung belum mengarah pada pentingnya kompetensi dan kapasitas profesionalitasnya. Komparasi kinerja atas penyesuaian tersebut dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, ternyata tidak cukup mencerminkan adanya RPJPD KABUPATEN MIMIKA 2005-2025 35 perubahan signifikan terhadap perbaikan budaya organisasi pro aktif dalam memaknai semangat otsus. Issu reformasi birokrasi berhubungan erat dengan dualisme sistem pemerintahan yang karena adanya konflik kewengan antara provinsi dan kabupaten. Refromasi birokrasi, merujuk pada kehendak membangun pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta menerapkan Tata Pemerintahan yang baik pada semua jajaran dan tingkatan. Sejalan dengan itu akan dilakukan pula penataan terhadap kehidupan politik dan kemasya-rakatan yang demokratis, dewasa dan bermutu, berdasarkan UU No. 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Oleh karena itu, unsur-unsur negatif yang mengandung sikap dan perilaku KKN hendaknya dapat dicegah seoptimal mungkin, seiring dengan penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah dan mitra kerjanya.

2. Keterbatasan Akses Pelayanan Publik Bagi Penduduk Asli Mimika

Issu ini ditandai dengan adanya keterbatasan marginal bagi Pendu- duk Asli Mimika dalam hal mengakses pelayanan publik, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan. Biaya peng- obatan dan biaya pendidikan yang relative tidak terjangkau menjadi salah satu sasaran keluhan bagi mereka. Demikian halnya dengan keterbatasan penyediaan tenaga medis, prasarana dan sarana medis hingga ke daerah terpencil yang masih sangat minim. Di bidang pendidikan, tercatat adanya pendidikan dasar yang tidak memiliki tenaga guru yang cukup. Pungutan biaya pendidikan di luar tarif resmi seringkali dikeluhkan oleh masyarakat Mimika. Di bidang ekonomi, tampaknya pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah masih setengah hati. Di mana, hampir semua program pember-dayaan tidak berkelanjutan, hanya bersifat temporer saja. Pengawalan, monitoring, dan evaluasi kegiatan pengembangan ekonomi kerakyatan tidak dijalankan dengan baik. Kebanyakan data hasil monitoring dan evaluasi tidak dapat dijadikan acuan yang terpercaya, karena hanya bersifat lipstick belaka. Dengan kondisi yang demikian, praktis pelayanan publik hanya dapat dinikmati oleh segelintir Penduduk Kabupaten Mimika yang mampu saja, yang berduit, yang berdomisili di perkotaan saja.. Tampaknya sulit RPJPD KABUPATEN MIMIKA 2005-2025 36 disentuh oleh program pembangunan dalam rangka terapi jangka panjangnya. Demi-kian halnya, dengan penduduk Mimika yang buta aksara, bertebaran di berbagai kampung.

3. Pemerataan Pembangunan hingga ke wilayah terpencil