Kandungan Centellosida pada Akar dan Daun µgml

Gambar 4.40. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Dosis Fosfor Terhadap Bobot Basah Sampel g Tanpa pemberian fosfor dan pemberian fosfor 36 kg P 2 O 5 ha, bobot basah sampel yang dihasilkan meningkat dengan meningkatnya pemberian konsentrasi metil jasmonat. Sebaliknya pemupukan fosfor 18 kg P 2 O 5 ha menyebabkan penurunan bobot basah sampel sedangkan pada pemberian fosfor 54 kg P 2 O 5 ha menurun sampai pada titik minimum bobot basah sampel pada pemberian metil jasmonat 89 µM.

4.1.12.9. Bobot Kering Sampel g

Data rataan bobot kering sampel dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F dan interaksi dua faktor UxJ, UxF, JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot kering sampel data dapat dilihat pada Tabel 4.14..

4.1.13. Kandungan Centellosida pada Akar dan Daun µgml

Data rataan kandungan centellosida pada akar dan daun tanaman pegagan dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29 yaitu kandungan asiatikosida daun KAD, Universitas Sumatera Utara kandungan madekasosida daun KMD, kandungan asam asiatik daun KAAD, kandungan asiatikosida akar KAA, kandungan madekasosida akar KMA dan kandungan asam asiatik akar KAAA. Uji beda rataan dan rataan perlakuan umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F dapat dilihat pada Tabel 4.24. Tabel 4.24. Uji Beda dan Rataan Kandungan Asiatikosida Daun, Kandungan Madekasosida Daun, Kandungan Asam Asiatik Daun, Kandungan Asiatikosida Akar, Kandungan Madekasosida Akar, Kandungan Asam Asiatik Akar, pada Perlakuan Umur Panen U, Metil Jasmonat J dan Pemupukan Fosfor F Perlakuan Kandungan Centellosida Tanaman Pegagan KAD KMD KAAD KAA KMA KAAA U 1 = 56 HST 10,197 47,877 611,603 11,457 21,355 9,404 U 2 = 70 HST 14,267 24,750 477,911 13,590 20,314 6,713 U 3 = 84 HST 11,972 46,248 277,744 17,923 91,539 8,322 J = 0 µM 10,591 33,213 467,871 14,626 46,510 8,535 J 1 = 100 µM 13,297 41,591 426,028 14,243 41,933 7,054 J 2 = 200 µM 12,548 44,071 473,359 14,101 44,765 8,849 F = 0 P 2 5 kgha 10,595b 40,870 406,761 14,626 46,510 7,836 F 1 = 18 P 2 5 kgha 11,842ab 38,741 533,065 14,243 41,933 8,122 F 2 = 36 P 2 5 kgha 10,471b 39,125 480,745 14,101 44,765 7,741 F 3 = 54 P 2 5 kgha 15,673a 39,764 402,439 14,626 46,510 8,884 Keterangan :- Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan - kandungan madekasosida daun KMD, kandungan asam asiatik daun KAAD, kandungan asiatikosida daun KAD, kandungan asam asiatik akar KAAA, kandungan asiatikosida akar KAA, kandungan madekasosida akar KMA

4.1.13.1. Kandungan Asiatikosida pada Daun µgml

Data kandungan asiatikosida pada daun dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29. Dari analisis sidik ragam Lampiran 30 dapat dilihat bahwa perlakuan umur panen, metil jasmonat, interaksi dua faktor umur panen dan metil jasmonat Universitas Sumatera Utara UxJ, umur panen dan pemberian fosfor UxF, metil jasmonat dan pemberian fosfor JxF maupun interaksi tiga faktor umur panen, metil jasmonat dan pemberian fosfor UxJxF tidak nyata mempengaruhi kandungan asiatikosida pada daun. Tetapi perlakuan pemupukan fosfor nyata mempengaruhi kandungan asiatikosida pada daun. Uji beda rataan kandungan asiatikosida pada daun akibat perlakuan pemupukan fosfor F dapat dilihat pada Tabel 4.24. di atas. Dari Tabel 4.24. tersebut, pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha F 3 menghasilkan kandungan asiatikosida pada daun tertinggi sebesar ± 15,673 µgml berbeda tidak nyata dengan perlakuan pemupukan fosfor 18 kg P 2 5 ha F 1 , kandungan asiatikosida daun ± 11,84 µgml dan berbeda nyata dengan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha F 2 kandungan asiatikosida daun ± 10,471 µgml serta tanpa pemberian fosfor F ± 10,595 µgml. Perlakuan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.41.. Pengaruh pemupukan fosfor terhadap kandungan asiatikosida pada daun adalah linear positif Gambar 4.41. Grafik Pengaruh Pemupukan Fosfor Terhadap Kandungan Asiatikosida pada Daun µgml Universitas Sumatera Utara Gambar 4.41. dapat dilihat semakin tinggi pemupukan fosfor sampai 54 kg P 2 5 ha, maka kandungan asiatikosida pada daun meningkat sampai batas tertentu.

4.1.13.2. Kandungan Madekasosida pada Daun µgml

Data kandungan madekasosida pada daun dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29. Dari analisis sidik ragam Lampiran 30 dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap kandungan madekasosida pada daun Tabel 4.24. tetapi interaksi kombinasi umur panen dengan pemupukan fosfor UxF nyata pengaruhnya. Interaksi dua faktor lainnya umur panen dan pemberian metil jasmonat UxJ dan interaksi metil jasmonat dan pemberian fosfor JxF serta interaksi tiga faktor, umur panen, pemberian metil jasmonat dan fosfor UxJxF tidak nyata mempengaruhi kandungan madekasosida pada daun. Uji beda rataan kandungan madekasosida pada daun pada kombinasi perlakuan umur panen dan pemupukan fosfor UxF disajikan pada Tabel 4.25. di bawah ini. Tabel 4.25. Uji Beda Rataan Kandungan Madekasosida Daun pada Interaksi Perlakuan Umur Panen dan Pemupukan Fosfor Umur Panen U Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha U 1 = 56 HST 66,528a 50,180abc 42,890abc 31,909bcd 47,877 U 2 = 70 HST 13,371d 15,715d 22,504cd 47,410abc 24,750 U 3 = 84 HST 42,711abc 50,327ab 51,982ab 39,972abc 46,248 Rataan 40,870 38,741 39,126 39,764 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.25. kandungan madekasosida pada daun tertinggi diperoleh pada pada perlakuan umur panen 56 HST dan tanpa pemupukan fosfor U 1 F 7,913 ± 66,528 µgml berbeda tidak nyata dengan umur panen 84 HST dan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha U 3 F 2 6,997 ± 51,982 µgml diikuti umur panen 84 HST dan pemupukan fosfor 18 kg P 2 5 ha U 3 F 1 6,876 ± 50,327 µgml, umur panen 84 HST tanpa pemupukan fosfor U 3 F 6,374 ± 42,711 µgml dan perlakuan U 1 F 1 , U 1 F 2 , dan U 2 F 3 serta berbeda nyata dengan kombinasi U 1 F 3, U 2 F 0, U 2 F 1, dan U 2 F 2 . Kandungan madekasosida daun terendah diperoleh pada umur panen 70 HST tanpa pemupukan fosfor U 2 F 3,168 ± 9,536 µgml dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 70 HST dan pemupukan fosfor 18 kg P 2 5 ha U 2 F 1 3,701 ± 13,371 µgml dan diikuti kombinasi perlakuan umur panen 70 HST dan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha U 2 F 2 serta kombinasi perlakuan umur panen 56 HST dan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha U 1 F 3 . Perlakuan umur panen dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.42.. Pengaruh umur panen dan pemupukan fosfor terhadap kandungan madekasosida daun adalah linear positif, negatif dan kuadratik positif. Pada Gambar 4.42. dapat dilihat, umur panen 56 HST kandungan madekasosida daun menurun dengan peningkatan dosis fosfor hingga 54 kg P 2 O 5 ha, sedangkan umur panen 70 HST kandungan madekasosida akar meningkat pada pemupukan fosfor 54 kg P 2 O 5 ha. Pada umur panen 84 HST, kandungan madekasosida akar maksimum 7,03 ± 52 µgml dengan pemupukan fosfor sampai 24,12 kg P 2 O 5 ha. Pada gambar ini dapat dilihat bahwa kandungan madekasosida akar lebih tinggi pada umur panen 56 HST dengan tanpa pemupukan fosfor. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.42. Grafik Pengaruh Pemupukan Fosfor pada Berbagai Umur Panen Terhadap Kandungan Madekasosida Daun µgml

4.1.13.3. Kandungan Asam Asiatik pada Daun µgml

Data kandungan asam asiatik pada daun dan data transformasi x+0,5 ½ , dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29. Dari analisis sidik ragam Lampiran 30 dapat dilihat bahwa perlakuan faktor tunggal umur panen U dan pemupukan fosfor F nyata mempengaruhi kandungan asam asiatik pada daun sedangkan perlakuan metil jasmonat J, interaksi dua faktor, umur panen dan pemberian metil jasmonat UxJ, umur panen dan pemberian fosfor UxF, pemberian metil jasmonat dan fosfor JxF dan interaksi tiga faktor, umur panen, pemberian metil jasmonat dan fosfor UxJxF tidak nyata mempengaruhi kandungan asam asiatik pada daun. Pengaruh perlakuan umur panen terhadap kandungan asam asiatik daun dapat dilihat pada Tabel 4.26. di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.26. Uji Beda Rataan Kandungan Asam Asiatik Daun pada Perlakuan Umur Panen Terhadap Tanaman Pegagan UMUR PANEN Fosfor Rataan F F 1 F 2 F 3 U 1 594,444 693,332 618,663 539,972 611,603a U 2 471,009 533,984 518,697 387,954 477,911b U 3 154,831 371,880 304,876 279,389 277,744c Rataan 406,761b 533,065a 480,745a 402,439b Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Dari Tabel 4.26. dapat dilihat bahwa kandungan asam asiatik daun dan petiol tertinggi diperoleh pada perlakuan umur panen 56 HST yaitu 24,377 ± 611,603 µgml dan berbeda nyata dengan umur panen 70 HST 20,459 ± 477,911 µgml dan umur panen 84 HST 13,984 ± 277,744 µgml. Perbedaan perlakuan umur panen terhadap kandungan asam asiatik daun dan petiol dapat dilihat pada Gambar 4.43. Gambar 4.43. Pengaruh Umur Panen 56, 70 dan 84 HST Terhadap Kandungan Asam Asiatik pada Daun Pengaruh perlakuan pemupukan fosfor terhadap kandungan asam asiatik daun dapat dilihat pada Gambar 4.44.. Pengaruh pemupukan fosfor terhadap kandungan asam asiatik daun adalah kuadratik. Pada Gambar 4.44. diperoleh Universitas Sumatera Utara bahwa kandungan asam asiatik daun akan maksimum yaitu 21,9 ± 525 µgml dengan pemupukan fosfor dosis 26,87 kg P 2 5 kgha. Gambar 4.44. Grafik Pengaruh Pemupukan Fosfor Terhadap Kandungan Asam Asiatik pada Daun µgml

4.1.13.4. Kandungan Asiatikosida pada Akar µgml

Data kandungan asiatikosida pada akar dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29. Dari analisis sidik ragam Lampiran 30 dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap kandungan asiatikosida pada akar Tabel 4.31. Interaksi dua faktor perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxJ nyata mempengaruhi kandungan asiatikosida pada akar, sedangkan interaksi dua faktor UxF dan JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata mempengaruhi kandungan asiatikosida pada akar. Uji beda rataan kandungan asiatikosida pada akar untuk perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxJ disajikan pada Tabel 4.27. Kandungan asiatikosida akar dan sulur tertinggi diperoleh pada perlakuan umur panen 84 HST dengan pemberian metil jasmonat 100 µM U 3 J 1 4,292 ± 18,372 µgml Universitas Sumatera Utara Tabel 4.27. Uji Beda Rataan Kandungan Asiatikosida Akar µgml Tanaman Pegagan pada Perlakuan Interaksi Umur Panen dan Metil Jasmonat Umur Panen U Metil Jasmonat J Rataan J 0 = 0 µM J 1 = 100 µM J 2 = 200 µM U 1 = 56 HST 13,840b 10,656c 9,875c 11,457 U 2 = 70 HST 12,759bc 13,700b 14,309b 13,590 U 3 = 84 HST 17,279a 18,372a 18,118a 17,923 Rataan 14,63 14,24 14,10 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 yang berbeda tidak nyata dengan umur panen 84 HST dengan pemberian metil jasmonat 200 µM U 3 J 2 4,270 ± 18,118 µgml diikuti umur panen 84 HST dan tanpa pemberian metil jasmonat U 3 J 4,157 ± 17,279 µgml dan berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya yaitu U 1 J 0, U 1 J 1, U 1 J 2 , U 2 J , U 2 J 1 dan U 2 J 2 . Kandungan asiatikosida akar terendah ditemukan pada umur panen 56 HST dengan pemberian metil jasmonat 200 µM U 1 J 2 3,157 ± 9,875 µgml dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 56 HST dengan metil jasmonat 100 µM U 1 J 1 3,250 ± 10,656 µgml diikuti umur panen 70 HST tanpa pemberian metil jasmonat U 2 J 3,483 ± 12,759 µgml dan berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan U 1 J 0, U 2 J 1, U 2 J 2 , U 3 J , U 3 J 1 dan U 3 J 2 dapat dilihat pada Tabel 4.27.. Pengaruh perlakuan umur panen dan metil jasmonat terhadap kandungan asiatikosida akar adalah linear positif dan negatif dapat dilihat pada Gambar 4.45.. Gambar 4.45., kandungan asiatikosida akar akan meningkat dengan panen 84 HST pada pemberian metil jasmonat dengan konsentrasi 100 maupun 200 µM. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.45. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Umur Panen Terhadap Kandungan Asiatikosida Akar µgml Gambar 4.45., kandungan asiatikosida akar meningkat dengan pemberian metil jasmonat 100 maupun 200 µM pada umur panen 70 dan 84 HST sedangkan pada umur panen 56 HST, peningkatan konsentrasi metil jasmonat yang diberikan menyebabkan penurunan kandungan asiatikosida akar.

4.1.13.5. Kandungan Madekasosida pada Akar µgml

Data rataan kandungan madekasosida pada akar dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29. Dari analisis sidik ragam Lampiran 30 dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya. Interaksi dua faktor perlakuan umur panen dan pemupukan fosfor UxF nyata mempengaruhi kandungan madekasosida pada akar, sedangkan interaksi dua faktor lainnya UxJ dan JxF dan interaksi tiga faktor umur panen, metil jasmonat dan fosfor UxJxF tidak nyata mempengaruhi kandungan madekasosida pada akar. Uji beda rataan kandungan madekasosida pada akar pada perlakuan interaksi umur panen dan pemupukan fosfor UxF disajikan pada Tabel 4.28. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.28. Uji Beda Rataan Kandungan Madekasosida Akar pada Interaksi Perlakuan Umur Panen dan Pemupukan Fosfor Umur Panen U Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha U 1 = 56 HST 22,767de 15,246de 17,553de 29,855cd 21,355 U 2 = 70 HST 30,278de 28,186de 16,118de 6,675e 20,314 U 3 = 84 HST 82,336bc 74,883bc 86,876ab 122,060a 91,539 Rataan 45,127 39,438 40,182 52,863 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Berdasarkan Tabel 4.28. kandungan madekasosida pada akar tertinggi ditemukan pada perlakuan umur panen 84 HST dan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha U 3 F 3 10,944 ± 122,060 µgml berbeda tidak nyata dengan umur panen 84 HST dan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha U 3 F 2 8,945 ± 86,876 µgml dan berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan U 1 F , U 1 F 1 , U 1 F 2 , U 1 F 3 , U 2 F , U 2 F 1 , U 2 F 2 , U 2 F 3 , U 3 F dan U 3 F 1 . Kandungan madekasosida akar terendah diperoleh pada umur panen 70 HST dengan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha U 2 F 3 2,204 ± 6,675 µgml dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 70 HST dan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha U 2 F 2 2,972 ± 16,118 µgml dan diikuti dengan perlakuan lainnya yaitu U 2 F 1 , U 2 F , U 1 F , U 1 F 1 dan U 1 F 2. Pengaruh perlakuan umur panen dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.46.. Pengaruh umur panen dan pemupukan fosfor terhadap kandungan madekasosida pada akar adalah linear positif, negatif dan kuadratik negatif. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.46. Grafik Pengaruh Pemupukan Fosfor pada Berbagai Umur Panen Terhadap Kandungan Madekasosida pada Akar µgmL Pada Gambar 4.46., umur panen 56 HST, kandungan madekasosida akar minimum 3,50 ± 15,0 µgml dengan pemupukan fosfor 21,03 kg P 2 O 5 ha dan sedikit mengalami peningkatan dengan penambahan dosis fosfor hingga 54 kg P 2 O 5 ha. Untuk umur panen 70 HST kandungan madekasosida akar menurun dengan peningkatan dosis fosfor hingga 54 kg P 2 O 5 ha sedangkan umur panen 84 HST kandungan madekasosida akar meningkat dengan pemupukan fosfor sampai 54 kg P 2 O 5 ha. Panen umur 84 HST lebih disarankan untuk memperoleh kandungan madekasosida akar yang tinggi dibandingkan pada umur panen lainnya.

4.1.13.6. Kandungan Asam Asiatik pada Akar µgml

Data rataan kandungan asam asiatik pada akar dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29. Pada analisis sidik ragam Lampiran 30 dapat dilihat bahwa Universitas Sumatera Utara perlakuan umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F, interaksi dua faktor serta tiga faktor tidak nyata mempengaruhi kandungan asam asiatik pada akar. Perbedaan kandungan centellosida asiatikosida, madekasosida, asam asiatik pada akar dan daun akibat perlakuan umur panen dapat dilihat pada Gambar 4.47.. Pada penelitian ini diperoleh bahwa pada umur panen 56 HST terdapat sintesis asam asiatik di daun dan petiol lebih tinggi dibanding sintesis senyawa madekasosida ataupun asiatikosida tetapi dengan umur panen 70 ataupun 84 HST sintesis lebih ke arah madekasosida ataupun asiatikosida. Kandungan centellosida juga lebih sedikit terdapat di bagian akar dan sulur dibanding pada daun dan petiol. Gambar 4.47. Perbedaan Kandungan Centellosida Asiatikosida, Madekasosida, Asam Asiatik pada Akar dan Daun akibat Perlakuan Umur Panen 56 HST U 1 , 70 HST U 2 dan 84 HST U 3 Universitas Sumatera Utara Perbedaan kandungan centellosida asiatikosida, madekasosida, asiatik asic pada akar dan daun akibat perlakuan pemberian metil jasmonat dapat dilihat pada Gambar 4.48.. Gambar 4.48. Perbedaan Kandungan Centellosida Asiatikosida, Madekasosida, Asam Asiatik pada Akar dan Daun Pemberian Metil Jasmonat J , 100 µM J 1 , 200 µM J 2 Perbedaan kandungan centellosida asiatikosida, madekasosida, asam asiatik pada akar dan daun akibat perlakuan pemberian fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.49.. Gambar 4.49. Perbedaan Kandungan Centellosida Asiatikosida, Madekasosida, Asam Asiatik pada Akar dan Daun Perlakuan Pemberian Fosfor 0 kg P 2 O 5 ha F ,18 kg P 2 O 5 ha F 1 , 36 kg P 2 O 5 ha F 2 dan 54 kg P 2 O 5 ha F 3 Universitas Sumatera Utara

4.1.14. Produksi Centellosida pada Daun dan Akar g