Data Produksi Tanaman Pegagan

Pada Gambar 4.31. menunjukkan pemberian metil jasmonat 100 µM sampai 200 µM akan menyebabkan kadar fosfor dalam jaringan tanaman pegagan semakin rendah. Pemupukan fosfor tidak mempengaruhi kadar fosfor dalam jaringan tanaman. Ini dapat disebabkan karena kadar fosfor pada media tumbuh berdasarkan analisis tanah terdapat pada kategori sangat tinggi.

4.1.12. Data Produksi Tanaman Pegagan

Data rataan produksi tanaman pegagan dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26 dan analisis sidik ragamnya pada Lampiran 27. Tabel 4.14. Rataan Jumlah Bunga, Bobot Basah Per Plot, Bobot Kering Per Plot, Bobot Basah Daun dan Petiol, Bobot Kering Daun dan Petiol, Bobot Basah Akar dan Sulur, Bobot Kering Akar dan Sulur, Bobot Basah Sampel, Bobot Kering Sampel pada Perlakuan Umur Panen U, Metil Jasmonat J dan Pemupukan Dosis Fosfor F Perlakuan JB bunga Per Plot g Bobot Daun dan Petiol g Bobot Akar dan Sulur g Bobot Sampel g BBP BKP BBDP BKDP BBAS BKAS BBS BKS U 1 = 56 HST 197,556 254,675 24,169 77,623 13,665 66,158 12,291 64,477 8,818 U 2 = 70 HST 333,980 388,826 33,673 144,572 14,696 157,714 19,037 100,504 17,893 U 3 = 84 HST 402,570 376,343 45,150 150,564 20,261 159,374 23,953 101,753 12,242 J = 0 µM 324,668 354,942 34,406 121,808 17,246 118,235 18,816 79,141 10,532 J 1 = 100 µM 342,649 330,796 34,104 130,347 15,432 134,922 18,687 88,897 13,716 J 2 = 200 µM 266,788 334,105 34,482 120,604 15,943 130,089 17,778 98,695 14,705 F = 0 kg P 2 5 ha 349,566 280,038 28,378 110,385 13,091 110,885 15,273 88,609 13,110 F 1 = 18 kg P 2 5 ha 343,689 384,524 40,442 145,537 18,826 144,067 21,350 90,243 12,526 F 2 = 36 kg P 2 5 ha 275,003 330,887 32,983 113,865 15,620 116,348 16,469 92,690 14,223 F 3 = 54 kg P 2 5 ha 277,216 364,342 35,521 127,224 17,291 139,695 20,617 84,103 12,078 Keterangan : Jumlah Bunga JB, Bobot Basah Per Plot BBP, Bobot Kering Per Plot BKP, Bobot Basah Daun dan Petiol BBDP, Bobot Kering Daun dan Petiol BKDP, Bobot Basah Akar dan Sulur BBAS, Bobot Kering Akar Sulur BKAS, Bobot Basah Sampel BBS, Bobot Kering Sampel BKS Universitas Sumatera Utara Rataan jumlah bunga, bobot basah per plot, bobot basah per plot, bobot kering per plot, bobot basah daun dan petiol, bobot kering daun dan petiol, bobot basah akar dan sulur, bobot kering akar dan sulur, bobot basah sampel dan bobot kering sampel dapat dilihat pada Tabel 4.14. Secara uji statistik pengaruh umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F serta interaksinya dapat dilihat pada penjelasan dari masing-masing data produksi berikut di bawah ini, kecuali pada interaksi ketiga faktor perlakuan tidak nyata pengaruhnya pada data produksi.

4.1.12.1. Jumlah Bunga bunga

Data rataan jumlah bunga dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F tidak nyata mempengaruhi jumlah bunga pegagan. Interaksi umur panen dan pemupukan fosfor UxF terhadap jumlah bunga nyata pengaruhnya, sedangkan terhadap kedua dan ketiga interaksi lainnya tidak nyata pengaruhnya.

4.1.12.2. Bobot Basah per Plot g

Data rataan bobot basah perplot dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot basah per plot. Interaksi metil jasmonat dan pemupukan fosfor JxF nyata pengaruhnya terhadap bobot basah per plot, sedangkan pada interaksi dua faktor lainnya UxJ dan UxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata pengaruhnya. Universitas Sumatera Utara Uji beda rataan perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor JxF terhadap bobot basah per plot disajikan pada Tabel 4.15. Dari Tabel 4.15. bobot Tabel 4.15. Uji Beda Rataan Bobot Basah Per Plot g pada Interaksi Perlakuan Pemberian Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor Metil Jasmonat J Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha J = 0 µM 280,878ab 406,849ab 368,898ab 363,144ab 354,942 J 1 = 100 µM 351,711ab 487,411a 221,926ab 262,136ab 330,796 J 2 = 200 µM 207,526b 259,311ab 401,837ab 467,744a 334,105 Rataan 280,038 384,524 330,887 364,342 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 basah per plot terbesar terdapat pada pemberian metil jasmonat 100 µM dan fosfor 18 kg P 2 5 ha J 1 F 1 20,056 ± 487,411g yang berbeda tidak nyata dengan pemberian metil jasmonat 200 µM dan fosfor 54 kg P 2 5 ha J 2 F 3 19,041 ±467,743 g diikuti pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor lainnya. Bobot basah per plot terendah diperoleh pemberian metil jasmonat 200 µM dan tanpa pemupukan fosfor 0 kg P 2 5 ha J 2 F 12,203 ± 207,526 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya kecuali J 1 F 1 dan J 2 F 3 . Perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.32.. Pengaruh pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot basah per plot adalah kuadratik positif dan negatif serta linear positif dan negatif. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.32. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Dosis Fosfor Terhadap Bobot Basah Per Plot g Gambar 4.32 di atas dapat dilihat bahwa bobot basah per plot terbanyak terdapat pada pemberian metil jasmonat 72,87 µM dengan pemupukan fosfor 18 kg P 2 O 5 ha dengan bobot basah per plot ± 488 g. Perlakuan tanpa pemberian fosfor menghasilkan bobot basah per plot maksimum 17,64 ± 358 g dengan pemberian metil jasmonat 92,12 µM , sedangkan pemberian fosfor 36 kg P 2 O 5 ha dan metil jasmonat hingga ± 98,75 µM menyebabkan bobot basah per plot menurun hingga mencapai minimum. Demikian pula pada pemupukan fosfor 54 kg P 2 O 5 ha, bobot basah per plot akan mencapai minimum pada pemberian metil jasmonat 72,25 µM dengan bobot basah per plot ± 265 g.

4.1.12.3. Bobot Kering Per Plot g

Data rataan bobot kering perplot dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U nyata pengaruhnya terhadap bobot kering per plot, sedangkan perlakuan metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot kering per plot. Interaksi metil jasmonat dengan Universitas Sumatera Utara pemupukan fosfor JxF terhadap bobot kering per plot nyata pengaruhnya. Interaksi dua faktor lainnya umur panen dengan metil jasmonat UxJ, umur panen dengan fosfor UxF dan interaksi tiga faktor umur panen, metil jasmonat dan fosfor UxJxF tidak nyata pengaruhnya. Uji beda rataan perlakuan umur panen terhadap bobot kering per plot disajikan pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Uji Beda Rataan Bobot Kering Per Plot g pada Perlakuan Umur Panen Terhadap Tanaman Pegagan Umur Panen U Rataan U 1 = 56 HST 24,169b U 2 = 70 HST 33,674ab U 3 = 84 HST 45,150a Rataan 34,331 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.16. dapat dilihat, bobot kering per plot tertinggi diperoleh pada perlakuan umur panen 84 HST yaitu 6,197 ± 45,150 g dan berbeda nyata dengan perlakuan umur panen 56 HST serta berbeda tidak nyata pada umur panen 70 HST yaitu 5,320 ± 33,674 g. Perbedaan perlakuan umur panen dapat dilihat pada Gambar 4.33. Gambar 4.33. Pengaruh Umur Panen Terhadap Bobot Kering Per Plot g Tanaman Pegagan Universitas Sumatera Utara Uji beda rataan bobot kering per plot perlakuan metil jasmonat dengan pemupukan fosfor JxF terhadap bobot kering per plot disajikan pada Tabel 4.17. Tabel 4.17. Uji Beda Rataan Bobot Kering Per Plot g pada Interaksi Perlakuan Pemberian Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor Metil Jasmonat J Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha J = 0 µM 29,437abc 40,405abc 35,014abc 32,796abc 34,406 J 1 = 100 µM 36,449abc 52,094a 21,681bc 26,193abc 34,104 J 2 = 200 µM 19,248c 28,826abc 42,254abc 47,601ab 34,482 Rataan 28,378 40,442 32,983 35,521 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.17. memperlihatkan bobot kering per plot tertinggi pada perlakuan pemberian metil jasmonat 100 µM dan pemupukan fosfor 18 kg P 2 5 ha J 1 F 1 6,617 ± 52,094 g dan berbeda tidak nyata dengan pemberian metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha J 2 F 3 6,181 ± 47,601 g diikuti pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor lainnya seperti dapat dilihat pada Tabel 4.27. di atas. Bobot kering per plot terendah diperoleh pemberian metil jasmonat 200 µM dan tanpa pemupukan fosfor J 2 F yaitu 3,980 ± 19,248 g. Perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.34.. Pengaruh pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot kering per plot adalah kuadratik positif dan negatif serta linear positif dan negatif. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.34. Grafik Pengaruh Pemupukan Fosfor pada Berbagai Konsentrasi Metil Jasmonat terhadap Bobot Kering Per Plot g Tanpa pemberian metil jasmonat 0 µM menghasilkan bobot kering per plot maksimum 5,85 ± 43 g dengan pemupukan fosfor 28,53 kg P 2 O 5 ha, sedangkan pemberian metil jasmonat 100 µM bobot kering per plot menurun dengan pemupukan fosfor 54 kg P 2 O 5 ha sedangkan pemberian metil jasmonat 200 µM menyebabkan meningkatnya bobot kering per plot dengan pemupukan fosfor 54 kg P 2 O 5 ha.

4.1.12.4. Bobot Basah Daun dan Petiol g

Data bobot basah daun dan petiol dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot basah daun dan petiol. Interaksi perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxJ, serta metil jasmonat dengan pemupukan fosfor JxF nyata pengaruhnya terhadap bobot basah daun dan petiol. Interaksi umur panen dengan fosfor UxF dan interaksi tiga faktor perlakuan tidak nyata pengaruhnya. Universitas Sumatera Utara Uji beda rataan perlakuan umur panen dengan metil jasmonat terhadap bobot basah daun dan petiol disajikan pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Uji Beda Rataan Bobot Basah Daun dan Petiol g Pegagan pada Interaksi Perlakuan Umur Panen dan Metil Jasmonat Umur Panen U Metil Jasmonat J Rataan J 0 = 0 µM J 1 = 100 µM J 2 = 200 µM U 1 = 56 HST 61,670c 97,671bc 73,527c 77,623 U 2 = 70 HST 115,242bc 152,057ab 166,418ab 144,572 U 3 = 84 HST 188,511a 141,313ab 121,867bc 150,564 Rataan 121,81 130,35 120,60 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.18. bobot basah daun dan petiol tertinggi diperoleh pada perlakuan umur panen 84 HST dan tanpa pemberian metil jasmonat U 3 J 13,041 ± 188,511 g dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 70 HST dengan pemberian metil jasmonat 200 µM U 2 J 2 11,676 ± 166,418 g diikuti umur panen 70 HST dan pemberian metil jasmonat 100 µM U 2 J 1 11,435 ± 152,057 g serta umur panen 84 HST dengan pemberian metil jasmonat 100 µM U 3 J 1 10,498 ± 141,313 g. Bobot basah daun dan petiol terendah ditemukan pada umur panen 56 HST dengan tanpa pemberian metil jasmonat U 1 J 7,454 ± 61,670 g dan tidak nyata dengan umur panen 56 HST dengan metil jasmonat 200 µM U 1 F 2 dan perlakuan lainnya. Perlakuan umur panen dan pemberian metil jasmonat dapat dilihat pada Gambar 4.35.. Pengaruh umur panen dan pemberian metil jasmonat terhadap bobot basah daun dan petiol adalah kuadratik positif, linear positif dan negatif. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.35. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Umur Panen Terhadap Bobot Basah Daun dan Petiol g Gambar 4.35. dapat dilihat umur panen 8 MST menghasilkan bobot basah daun dan petiol maksimum 9,44 ± 97 g dengan pemberian metil jasmonat 99,75 µM. Umur panen 10 MST bobot basah daun dan petiol meningkat dengan pemberian metil 200 µM sedangkan pada umur panen 12 MST, bobot basah daun dan petiol menurun dengan pemberian metil jasmonat 200 µM. Uji beda rataan perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot basah daun dan petiol disajikan pada Tabel 4.19. Tabel 4.19. Uji Beda Rataan Bobot Basah Daun dan Petiol g pada Interaksi Perlakuan Pemberian Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor Metil Jasmonat J Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha J = 0 µM 109,324bc 138,771abc 126,897abc 112,293abc 121,808 J 1 = 100 µM 148,830ab 197,054a 86,533bc 88,970bc 130,347 J 2 = 200 µM 73,001c 100,787abc 128,165abc 180,464ab 120,604 Rataan 110,385 145,537 113,865 127,224 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19. menunjukkan bobot basah daun dan petiol tertinggi pada perlakuan pemberian metil jasmonat 100 µM dan pemupukan fosfor 18 kg P 2 5 ha J 1 F 1 12,698 ± 197,054 g berbeda tidak nyata dengan pemberian metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha J 2 F 3 12,073 ± 180,464 g diikuti pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor lainnya, yaitu J 1 F , J F 1 , J 2 F 2 , J F 3 dan J 2 F 1 dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot basah daun terendah diperoleh pemberian metil jasmonat 200 µM dan tanpa pemupukan fosfor J 2 F 7,389 ± 73,0 g diikuti perlakuan lainya J 1 F 3 , J 1 F 2 , J F , J 2 F 1 dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya lihat Tabel 4.19.. Perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.36.. Pengaruh pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot basah daun dan petiol adalah kuadratik positif, linear positif dan negatif. Gambar 4.36. Grafik Pengaruh Pemupukan Fosfor pada Berbagai Konsentrasi Metil Jasmonat Terhadap Bobot Basah Daun dan Petiol g Tanpa pemberian metil jasmonat menghasilkan bobot basah daun dan petiol maksimum 10,97 ± 128 g dengan pemupukan fosfor 30,22 kg P 2 O 5 ha. Universitas Sumatera Utara Pada pemberian metil jasmonat 100 µM bobot basah daun dan petiol menurun dengan pemupukan fosfor 54 kg P 2 O 5 ha linier negatif sedangkan pemberian metil jasmonat 200 µM, bobot basah daun dan petiol meningkat dengan pemupukan fosfor 54 kg P 2 O 5 ha.

4.1.12.5. Bobot Basah Akar dan Sulur g

Data bobot basah akar dan sulur dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot basah akar dan sulur. Interaksi umur panen dengan metil jasmonat UxJ nyata pengaruhnya, sedangkan interaksi perlakuan umur panen dan fosfor UxF, dan metil jasmonat dengan pemupukan fosfor JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot basah akar dan sulur. Uji beda rataan perlakuan umur panen dengan metil jasmonat terhadap bobot basah akar dan sulur disajikan pada Tabel 4.20. Tabel 4.20. Uji Beda Rataan Bobot Basah Akar dan Sulur g Pegagan pada Perlakuan Umur Panen dan Metil Jasmonat Umur Panen U Metil Jasmonat J Rataan J 0 = 0 µM J 1 = 100 µM J 2 = 200 µM U 1 = 56 HST 50,383e 85,824cde 62,266de 66,158 U 2 = 70 HST 110,264cde 190,542ab 172,338abc 157,714 U 3 = 84 HST 194,059a 128,400bcd 155,663abc 159,374 Rataan 118,24 134,92 130,09 Keterangan: Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.20. bobot basah akar dan sulur tertinggi diperoleh pada perlakuan umur panen 84 HST dan tanpa pemberian metil jasmonat U 3 J 13,209 ± Universitas Sumatera Utara 194,059 g dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 70 HST dengan pemberian metil jasmonat 100 µM U 2 J 1 12,565 ± 190,542 g diikuti umur panen 70 HST dan pemberian metil jasmonat 200 µM U 2 J 2 11,562 ± 172,338 g serta umur panen 84 HST dengan pemberian metil jasmonat 200 µM U 3 J 2 11,175 ± 155,663 g. Bobot basah akar dan sulur terendah ditemukan pada umur panen 56 HST dengan tanpa pemberian metil jasmonat 0 µM U 1 F 6,801 ± 50,383 g dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 56 HST dengan metil jasmonat 200 µM U 1 J 2 , umur panen 56 HST dengan metil jasmonat 100 µM U 1 J 1 dan umur panen 70 HST dengan tanpa pemberian metil jasmonat U 2 J . Perlakuan umur panen dan pemberian metil jasmonat dapat dilihat pada Gambar 4.37. Pengaruh umur panen dan pemberian metil jasmonat terhadap bobot basah akar dan sulur adalah kuadratik positif dan negatif dan linear positif. Gambar 4.37. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Umur Panen Terhadap Bobot Basah Akar dan Sulur g Pada Gambar 4.37. umur panen 56 HST menghasilkan bobot basah akar dan sulur maksimum 8,70 ± 85 g dengan pemberian metil jasmonat 97,50 µM. Perlakuan umur panen 70 HST bobot basah akar dan sulur meningkat dengan pemberian metil jasmonat hingga 200 µM sedangkan pada umur panen 84 HST Universitas Sumatera Utara bobot basah akar dan sulur paling tinggi diperoleh pada perlakuan tanpa jasmonat, pemberian meti jasmonat menyebabkan penurunan bobot basah akar dan sulur dengan titik minimum pada 134,5 µM.

4.1.12.6. Bobot Kering Daun dan Petiol g

Data rataan bobot kering daun dan petiol dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F dan interaksi dua faktor UxJ, UxF, JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot kering daun dan petiol.

4.1.12.7. Bobot Kering Akar dan Sulur g

Data rataan bobot kering akar dan sulur dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26 . Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U nyata pengaruhnya terhadap bobot kering akar dan sulur, sedangkan perlakuan metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot kering akar dan sulur. Interaksi umur panen dengan metil jasmonat UxJ, perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxF, dan interaksi tiga faktor tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot kering akar dan sulur. Tetapi interaksi pemberian metil jasmonat dengan pemupukan fosfor JxF nyata pengaruhnya terhadap bobot kering akar dan sulur. Uji beda rataan perlakuan umur panen U terhadap bobot kering akar dan sulur disajikan pada Tabel 4.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21. Uji Beda Rataan Bobot Kering Akar dan Sulur g Pegagan pada Perlakuan Umur Panen Umur Panen U Rataan U 1 = 56 HST 12,291b U 2 = 70 HST 19,037a U 3 = 84 HST 23,953a Rataan 18,427 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.21. bobot kering akar dan sulur tertinggi diperoleh pada perlakuan umur panen 84 HST yaitu 4,521 ± 23,953 g dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 70 HST serta berbeda nyata dengan umur panen 56 HST. Perbedaan umur panen terhadap bobot kering akar dan sulur dapat dilihat pada Gambar 4.38. Pengaruh umur panen terhadap bobot kering akar dan sulur adalah linier positif, meningkatnya umur panen menyebabkan bobot kering akar dan sulur akan meningkat. Gambar 4.38. Pengaruh Umur Panen Terhadap Bobot Kering Akar dan Sulur g Universitas Sumatera Utara Uji beda rataan perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot kering akar dan sulur disajikan pada Tabel 4.22. Tabel 4.22. Uji Beda Rataan Bobot Kering Akar dan Sulur g pada Interaksi Perlakuan Pemberian Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor Metil Jasmonat J Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha J = 0 µM 15,067bc 20,134abc 18,306abc 21,759abc 18,817 J 1 = 100 µM 20,228abc 29,046a 11,237bc 14,238abc 18,687 J 2 = 200 µM 10,524e 14,870abc 19,863abc 25,853ab 17,778 Rataan 15,273 21,350 16,469 20,619 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.22. menunjukkan bobot kering akar dan sulur tertinggi pada perlakuan pemberian metil jasmonat 100 µM dan pemupukan fosfor 18 kg P 2 5 ha J 1 F 1 4,909 ± 29,046 g berbeda tidak nyata dengan pemberian metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha J 2 F 3 diikuti pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor lainnya, yaitu J 1 F , J F 2 , J F 1 , J 2 F 2 , J 2 F 1 dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot kering akar dan sulur terendah diperoleh pemberian metil jasmonat 200 µM dan tanpa pemupukan fosfor J 2 F 2,950 ± 10,524 g dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya . Perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.39.. Pengaruh pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot kering akar dan sulur adalah linear positif dan negatif. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.39. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Dosis Fosfor Terhadap Bobot Kering Akar dan Sulur g Pada Gambar 4.39., bobot kering akar dan sulur maksimum ± 30 g diperoleh pada pemupukan fosfor 18 kg P 2 O 5 ha dengan pemberian metil jasmonat 91 µM sedangkan dengan dosis pemupukan fosfor yang lain diperoleh bobot kering akar dan sulur yang lebih rendah .

4.1.12.8. Bobot Basah Sampel g

Data rataan bobot basah sampel dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot basah sampel. Interaksi pemberian metil jasmonat dengan pemupukan fosfor JxF nyata pengaruhnya, sedangkan interaksi umur panen dengan metil jasmonat UxJ dan perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxF, serta interaksi tiga faktor tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot basah sampel. Universitas Sumatera Utara Uji beda rataan perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor JxF terhadap bobot basah sampel disajikan pada Tabel 4.23. Tabel 4.23. Uji Beda Rataan Bobot Basah Sampel g pada Interaksi Perlakuan Pemberian Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor Metil Jasmonat J Pemupukan Fosfor F Rataan F 0 kg P 2 5 ha F 1 18 kg P 2 5 ha F 2 36 kg P 2 5 ha F 3 54 kg P 2 5 ha J = 0 µM 67,724bc 97,478abc 45,750c 105,613ab 79,141 J 1 = 100 µM 94,294abc 110,515abc 99,822abc 50,958bc 88,897 J 2 = 200 µM 103,808abc 62,736bc 132,498a 95,739abc 98,695 Rataan 88,609 90,243 92,690 84,103 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan = transformasi X+0,5 12 Tabel 4.23. bobot basah sampel tertinggi pada perlakuan pemberian metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha J 2 F 2 10,831 ± 132,498 g berbeda tidak nyata dengan tanpa pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor 54 kg P 2 5 ha J F 3 diikuti pemberian metil jasmonat 100 µM dan pemupukan fosfor 18kg P 2 5 ha J 1 F 1 , pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor lainnya, yaitu J 1 F , J 2 F 3 , J 1 F 2 , J F 1 dan J 2 F dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot basah sampel terendah diperoleh tanpa pemberian metil jasmonat 0 µM dengan pemupukan fosfor 36 kg P 2 5 ha J F 2 6,204 ± 45,750 g dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.40.. Pengaruh pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap bobot basah sampel adalah linear negative, linear positif dan kubik. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.40. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat pada Berbagai Dosis Fosfor Terhadap Bobot Basah Sampel g Tanpa pemberian fosfor dan pemberian fosfor 36 kg P 2 O 5 ha, bobot basah sampel yang dihasilkan meningkat dengan meningkatnya pemberian konsentrasi metil jasmonat. Sebaliknya pemupukan fosfor 18 kg P 2 O 5 ha menyebabkan penurunan bobot basah sampel sedangkan pada pemberian fosfor 54 kg P 2 O 5 ha menurun sampai pada titik minimum bobot basah sampel pada pemberian metil jasmonat 89 µM.

4.1.12.9. Bobot Kering Sampel g

Data rataan bobot kering sampel dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 27 dapat dilihat bahwa faktor perlakuan tunggal umur panen U, metil jasmonat J, pemupukan fosfor F dan interaksi dua faktor UxJ, UxF, JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata pengaruhnya terhadap bobot kering sampel data dapat dilihat pada Tabel 4.14..

4.1.13. Kandungan Centellosida pada Akar dan Daun µgml